Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Catatan Pencapaian IBL Selama Lima Tahun Terakhir

Suasana perhelatan IBL (Dok.IBL)
Intinya sih...
  • IBL mampu bertahan dan bahkan bangkit setelah pandemi Covid-19
  • Jumlah peserta IBL meningkat dari 10 menjadi 16 setelah era Covid-19
  • Perubahan format kompetisi, durasi, dan jumlah pertandingan untuk peningkatan kualitas bola basket di Indonesia

Jakarta, IDN Times - Indonesia Basketball League (IBL) kini memasuki musim ke-22 pada tahun 2025. Musim tersebut juga akan menjadi musim ke-6 di bawah kepemimpinan Junas Miradiarsyah sebagai Chief Executive Officer (CEO).

Ia terhitung sejak 2020 memulai kiprahnya sebagai pimpinan liga bola basket tertinggi di Indonesia.

Selama lima tahun kepimpinannnya, ia berhasil menorehkan perjalanan sebagai musim bersejarah tidak hanya pada cabang olahraga bola basket khususnya, namun di seluruh skena olahraga seluruh dunia di mana masyarakat olahraga harus menghadapi ujian terberat, pandemik Covid-19.

Menengok kilas balik penyelenggaraannya, berikut beberapa catatan pencapaian yang pernah dicapai selama lima tahun IBL berjalan di bawah Junas Miradiarsyah. Let's check it out!

1. Liga Nasional pertama yang berhasil bangkit dari pandemik Covid-19

Suasana perhelatan IBL (Dok.IBL)

IBL lolos dari jurang kehancuran masa pandemik Covid-19. Bahkan, sempat bangkit lebih tinggi dengan keberanian sebagai liga yang sempat pertama menghentikan kompetisi kala itu.

Dan, melalui perjalanan panjang dan tidak mudah, IBL menjadi kompetisi nasional pertama yang menghadirkan kembali kompetisi dan dokumen protokol kesehatan ajang olahraga yang menjadi panduan bagi banyak cabang olahraga di Indonesia dengan konsep penyelenggaraan bubble (2021).

2. IBL dengan jumlah peserta tertinggi

Suasana perhelatan IBL (Dok.IBL)

Setelah masa kemunduran dengan berkurangnya jumlah peserta di 2019 (9 peserta dari 12), IBL mencapai angka peserta tertinggi dari 10 menjadi 16 setelah era Covid-19 dan munculnya kepercayaan dari berbagai sektor usaha baru.

Jumlah 16 peserta ini merupakan angka tertinggi sepanjang sejarah (2022). Dan, tentunya jumlah ini memungkinkan akan bertambah di masa mendatang seiring semakin stabilnya perhelatan tersebut.

3. IBL dengan periode kompetisi dan jumlah pertandingan tertinggi

CEO IBL, Junas Miradiarsyah (Dok.IBL)

Dari periode kompetisi IBL sebelumnya dengan durasi 3.5 bulan, saat ini telah menjadi 6.5 bulan dengan jumlah pertandingan dari 97 pertandingan di babak reguler menjadi 240 di babak reguler. Ini merupakan kompetisi dengan periode terpanjang sekaligus jumlah pertandingan terbanyak sepanjang sejarah (2023). 

Tentunya, jumlah pertandingan yang banyak dan durasi kompetisi yang panjang diharapkan akan membawa dampak yang bagus baik kepada tim dan pemain untuk peningkatan skill dan kemampuan, serta persaingan.

4. Revolusioner konsep home and away pertama untuk bola basket

Suasana perhelatan IBL (Dok.IBL)

Setelah 20 tahun lebih kompetisi IBL berjalan dengan konsep series, saat ini IBL melakukan revolusi format dengan "Home & Away" di mana konsep kali ini membuktikan bola basket bukan hanya sekedar kompetisi, tetapi juga berupaya membangun industri secara konkrit (2024).

Dengan begitu, industri bola basket akan semakin terbangun dengan harapan akan semakin digemari oleh banyak masyarakat. Tentunya ini menjadi harapan yang sangat baik bagi perkembangan bola basket di Indonesia.

5. Hadirnya kategori pemain baru

Potret aksi Kesatria Bengawan Solo di IBL 2024. (iblindonesia.com).

Penggunaan pemain asing sebanyak 3 pemain dan adanya kategori naturalisasi kemudian heritage (keturunan) membuat liga IBL ‘naik kelas’ dengan semakin banyaknya pemain dengan kualitas yang sangat tinggi dan begitu pula persaingan pemain lokal (2024).

Junas Miradiarsyah mengakui bahwa perjalanan membangun industri memang masih panjang, namun dengan adanya berbagai indikator peningkatan ini terlihat bahwa IBL mulai menemukan jalan yang tepat dan di tangan yang tepat. Ditambah dengan adanya dukungan dan majunya organisasi PP PERBASI saat ini dan juga kehadiran FIBA di Indonesia serta program-program untuk memasyarakatkan bola basket di Indonesia maka IBL seharusnya percaya diri dan berfokus seksama dalam perjalanan menuju puncak yang lebih tinggi.

“Lewat melakukan breaktrough menggelar IBL secara profesional, me-manage sport event, kita meyakinkan industri untuk melihat potensi besar yang ada dan turut terlibat dan berpartisipasi dalam menghidupkan lebih besar olahraga bola basket ini. Kompetitif, begitu menghibur sekaligus menggagas standar baru penyelenggaraan acara olahraga," ujar Junas.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ilyas Listianto Mujib
Wahyu Kurniawan
Ilyas Listianto Mujib
EditorIlyas Listianto Mujib
Follow Us