5 Pesepak Bola yang Memiliki Hubungan Kurang Baik dengan Pep Guardiola

Dante sebenarnya sempat menikmati dua musim yang menyenangkan bersama Pep Guardiola di Bayern Munchen. Namun, pemain asal Brasil tersebut mengkritik kebijakan Guardiola, karena ia secara mengejutkan dijual ke Wolfsburg pada musim panas 2015.

Setelah gabung dengan klub baru, Dante mengungkapkan bahwa dirinya tidak begitu menyukai Guardiola. Alasannya karena mantan pelatih Barcelona itu bukan sosok yang baik.

Yaya Toure bergabung bersama Barcelona pada tahun 2007 lalu. Awalnya, pria asal Pantai Gading itu merupakan pemain reguler di tim utama Blaugrana. Akan tetapi, semua cerita berubah ketika Pep Guardiola mengambil alih tim utama. Akibatnya, hubungan kedua sosok itu berjalan kurang baik.

Alhasil, sang gelandang kemudian memutuskan untuk pergi dari Camp Nou dan memilih bergabung dengan Manchester City pada tahun 2010. Sialnya, Toure kembali berjumpa dengan Guardiola di Manchester City pada tahun 2016. Perlakuan yang diterima oleh Toure juga masih belum berubah saat itu. Ia kemudian memutuskan kembali hengkang pada musim panas 2018.

Barangkali tak ada pemain sepak bola yang paling vokal ketika berbicara terkait masalah Pep Guardiola kecuali Zlatan Ibrahimovic. Pesepak bola asal Swedia itu selalu melontarkan kritikannya perihal cara yang dilakukan Guardiola dalam memilih pemain. Ibrahimovic sendiri direkrut oleh pelatih asal Spanyol itu dari Inter Milan pada tahun 2009.

Awalnya, Ibra langsung dimasukkan ke dalam starting eleven Barcelona. Akan tetapi, enam bulan berjalan, sang pemain dicadangkan dengan alasan strategi. Karena minim kesempatan bermain, Ibrahimovic dipinjamkan ke AC Milan pada jendela transfer musim panas berikutnya. Setelah kejadian itu, sang pemain menilai Guardiola sebagai sosok pelatih yang buruk.

Tidak jauh berbeda dari Yaya Toure, Samuel Eto’o juga sempat menjadi bintang di Barcelona sebelum kedatangan Pep Guardiola. Meski masih dalam performa terbaiknya saat itu, Eto’o justru tidak dimasukkan oleh Guardiola ke starting eleven. Walau begitu, sang penyerang masih berusaha untuk menyakinkan pelatihnya tersebut.

Sayangnya, Guardiola masih belum tertarik dengan pemain asal Kamerun itu. Alhasil, Eto’o digunakan oleh Guardiola sebagai alat barter untuk mendatangkan Ibrahimovic ke Camp Nou. Selepas insiden tersebut, Eto’o menghormati Guardiola sebagai pelatih, tapi bukan sebagai pribadi.

Joe Hart merupakan penjaga gawang yang sangat terkenal pada masanya di kompetisi Premier League. Kiper asal Inggris ini sempat menjadi sosok penting dalam perjalanan Manchester City di awal kejayaan pada satu dekade terakhir. Ia bahkan sukses mengantarkan The Citizens meraih dua gelar Premier League.

Namun, kehadiran Pep Guardiola membuat masa depan Hart semakin tidak jelas di Manchester City. Sebab, sang pelatih menginginkan kiper yang aktif dalam permainan dan akhirnya mendatangkan Claudio Bravo dari Barcelona. Alih-alih menjadikan Hart pilihan kedua, Guardiola kemudian kembali mendatangkan kiper baru, yakni Ederson Moraes.

Pep Guardiola mungkin dianggap sebagai pelatih hebat karena filosofi permainannya. Akan tetapi, seperti manusia pada umumnya, ia juga pasti memiliki masalah dengan orang lain. Dari kelima pemain di atas, menurutmu, nasib siapa yang paling tragis?