7 Pembalap Formula 1 yang Sukses Juara Dunia dengan McLaren

Emerson Fittipaldi sebelumnya telah meraih gelar juara dunia pada musim 1972 saat membela Lotus. Kala itu, ia sukses memenangkan lima balapan dan mengungguli Jackie Stewart yang berada di posisi kedua. Berkat performanya itu, McLaren kemudian mengontraknya pada musim 1974.

Pada musim pertamanya, ia tampil impresif dengan meraih tiga kemenangan, sekaligus mengunci gelar juara dunia keduanya. Keputusan mengejutkan kemudian dibuatnya pada musim 1976 saat bergabung ke tim Fittipaldi yang merupakan tim bentukan kakaknya, Wilson Fittipaldi. Usai pindah, ia tak pernah lagi merasakan kemenangan hingga pensiun di musim 1980.

Kepindahan Fittipaldi dari McLaren membuat satu kursi kosong menjadi milik pembalap asal Inggris, James Hunt. Pada musim sebelumnya saat membela Hesketh, ia sukses mencatatkan satu kemenangan pada GP Belanda. Hasil itu membuatnya menempati posisi keempat pada klasemen akhir.

McLaren yang sedang mencari pembalap pun akhirnya menyodorkan kontrak ke Hunt. Hasilnya pun cukup gemilang, sebab ia langsung menjadi juara dunia pada musim debutnya. Musim itu bisa dibilang menjadi salah satu yang paling bersejarah.

Persaingan sengitnya dengan Niki Lauda berlangsung cukup panas, apalagi usai Lauda mengalami kecelakaan hebat pada GP Jerman. Hal itu membuat Hunt mampu mendekati perolehan poin Lauda.

Akhirnya gelar juara harus ditentukan pada seri terakhir di sirkuit Fuji, Jepang. Hujan yang sangat deras membuat Lauda memutuskan untuk berhenti, dan Hunt yang finis ketiga berhasil menyegel gelar juara dunia.

Setelah meraih dua gelar juara dunia bersama Ferrari pada musim 1975 dan 1977, Lauda kemudian memutuskan pensiun usai musim 1979 berakhir. Namun, ia yang masih ingin membalap kemudian kembali ke lintasan pada musim 1982 yang kali ini membela McLaren.

Ia harus menunggu hingga musim 1984 untuk meraih gelar juara dunia ketiganya. Musim itu ia tampil gemilang dengan raihan lima kemenangan, unggul tipis setengah poin dari rekan satu timnya, Alain Prost. Uniknya ketika menjadi juara dunia, pembalap asal Austria ini tak sekalipun meraih pole position.

Setelah harus puas berada di posisi kedua di belakang Niki Lauda, Alain Prost tampil gemilang pada musim 1985. Kala itu, ia sukses mencetak lima kemenangan untuk meraih gelar juara dunia pertamanya. Semusim berselang, ia sukses mengulang prestasinya tersebut.

Prost kemudian mendapat tantangan dari Ayrton Senna kala mereka diduetkan oleh McLaren. Hal tersebut membuatnya harus merelakan gelar juara dunia musim 1988 kepada Senna. Puncak persaingan mereka sebagai rekan satu tim terjadi pada musim 1989.

Kala itu mobil mereka bertabrakan pada sirkuit Suzuka, Prost tak bisa melanjutkan balapan sedangkan Senna terkena diskualifikasi akibat memasuki lintasan secara ilegal. Hasil tersebut memberikan gelar juara dunia ketiga bagi pembalap asal Prancis tersebut.

Mengawali kariernya bersama Toleman dan Lotus, Senna benar-benar menjadi pesaing juara kala ia menjadi rekan satu tim Alain Prost di McLaren. Ia bahkan memenangi gelar juara dunia pertamanya bersama McLaren pada musim 1988.

Sempat 'dicuri' Prost semusim berselang, ia membalasnya pada musim 1990. Masih di sirkuit Suzuka, Jepang, kali ini insiden terjadi pada lap pertama yang membuat keduanya mengalami kecelakaan. Namun, kali ini Senna lah yang berhasil meraih gelar juara dunia. Ia menambah satu gelar juara dunia lagi bagi McLaren pada musim 1991.

Usai didominasi oleh Williams pada dekade '90-an, McLaren kembali merasakan gelar juara dunia pada musim 1998. Kali ini yang berhasil meraihnya adalah pembalap asal Finlandia, Mika Hakkinen.

Hakkinen sendiri mengawali kariernya untuk McLaren sebagai rekan Ayrton Senna pada musim 1993. Hakkinen harus menunggu selama lima tahun sebelum meraih gelar juara dunia pertamanya.

Saat itu, ia tampil gemilang dengan catatan delapan kemenangan, sekaligus mengungguli pembalap Ferrari, Michael Schumacher. Semusim berselang ia kembali mengalahkan pembalap Ferrari, yang kali ini adalah Eddie Irvine untuk menyegel gelar juara dunia keduanya.

Musim 2008 menjadi kali terakhir gelar juara dunia diraih oleh McLaren, kala itu Lewis Hamilton yang berhasil merebutnya. Padahal saat itu, ia baru memasuki musim keduanya di Formula 1. Namun, penampilannya sangat baik dengan raihan lima kemenangan.

Momen juara dunia Hamilton musim itu bisa dibilang cukup dramatis, pada seri terakhir Hamilton sukses menyalip Timo Glock untuk finis kelima. Hasil itu cukup membuatnya unggul satu poin dari Felipe Massa yang memenangkan balapan kandangnya di sirkuit Interlagos, Brasil.

Meskipun kini tak lagi menjadi pesaing utama juara, bahkan kemenangan terakhir McLaren terjadi pada GP Brasil musim 2012 yang diraih Jenson Button. Namun, bukan tak mungkin mereka kembali mendominasi seperti yang terjadi pada dekade '80-an.