Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ada Penerima Fiktif Bonus Asian Para Games? Ini Penjelasan Kemenpora

ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Jakarta, IDN Times - Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga ( Sesmenpora) Gatot S Dewa Broto membantah ada nama fiktif penerima bonus Asian Para Games.

Nama fiktif tersebut adalah Agus Sundardi. Dalam Surat Keputusan Penetapan/Penerima Bonus, Agus disebut sebagai Pelatih Nasional.

Nama Agus oleh Jawa Pos disebut terdapat dalam daftar penerima bonus Asian Para Games bersama 23 nama atlet, manajer, pelatih, dan staf dari cabang para-cyling.

Masalah muncul ketika National Paralympic Committee (NPC) tidak mengakui nama Agus Sundardi sebagai penerima bonus Asian Para Games.

Lantas bagaimana respons Kemenpora?

1. Kemenpora: Tidak ada nama fiktif penerima bonus

ilustrasi. asianparagames2018.id
ilustrasi. asianparagames2018.id

Gatot S Dewa Broto memastikan tidak ada nama fiktif penerima bonus Asian Para Games 2018. Mengenai masuknya nama Agus Sundardi, Gatot mengatakan pihaknya tidak pernah memasukkan nama tersebut dalam daftar penerima bonus.

"Pemberitaan tentang Agus Sundardi yang dianggap menerima bonus padahal fiktif merupakan berita tidak benar dan mengandung unsur hoaks. Kemenpora pastikan tidak ada nama fiktif dalam SK penetapan tersebut," demikian pernyataan tertulis Gatot.

2. Pastikan daftar penerima bonus akurat

Twitter/gsdewabroto
Twitter/gsdewabroto

Gatot juga memastikan daftar para penerima bonus sudah sangat akurat. "Apalagi," kata Gatot, "Untuk Asian Para Games yang tingkat sensitivitasnya sangat tinggi."

Ia juga mengatakan besaran bonusnya di Asian Games dan Asian Para Games mengacu pada peraturan yang ada dan disalurkan dengan mekanisme yang benar dan perhitungan yang benar berdasarkan prestasi yang diraih.

3. Pemberian bonus dipantau BPK

Seskab.go.id
Seskab.go.id

Gatot juga mengatakan pihaknya tidak sembarangan dalam menyusun aturan dan pentunjuk teknis pemberian bonus terhadap para atlet Asian Games dan Asian Para Games.

Sebab, kata Gatot, pemberian bonus ini nantinya akan diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

"Pada pemeriksaan di bulan Pebruari - April 2018, BPK meminta data lengkap data atlet dan nomer HP-nya, sehingga BPK bisa memastikan bahwa bonus yang diberikan sudah prosedural dan faktanya pada LHP tidak ada temuan dari BPK tentang masalah tersebut," kata Gatot.

4. Alet menerima bonus lebih sedikit?

Twitter/gsdewabroto
Twitter/gsdewabroto

Dalam kesempatan tersebut Gatot juga menjawab komplain pelatih para-cyling, Puspita Mustika Adya, yang merasa menerima bonus lebih kecil.

Puspita adalah pelatih yang menerima bonus secara simbolis pada Kamis (20/12) pekan lalu. Saat itu ia disebutkan menerima Rp675 juta. Namun yang diterimanya kemudian hanya Rp135,5 juta.

Puspita kemudian mempertanyakan selisih uang bonus tersebut. Namun Gatot tak menjawab secara rinci mengenai masalah ini.

Gatot hanya mengatakan rujukan bonus telah telah dihitung berdasarkan peraturan dan petunjuk teknis Kementerian Pemuda dan Olahraga.

"Sedangkan data prestasi maupun status pelatih telah dirujuk berdasarkan usulan NPC, sebagai lembaga yang mempunyai otoritas terhadap olahraga disabilitas di Indonesia," katanya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us