Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Aktivisme Sebastian Vettel di Dalam dan Luar Sirkuit

ilustrasi sirkuit (IDN Times/Mardya Shakti)

Sebastian Vettel adalah pembalap Formula 1 kelahiran 3 Juli 1987 di Heppenheim, Jerman, dengan pencapaian yang tidak perlu dipertanyakan. Debut di Formula 1 pada 2007 bersama BMW Sauber, pembalap bernomor mobil 5 itu gantung helm pada 2022 bersama Aston Martin. Selama 16 musim berkarier, dirinya berhasil memperoleh 4 gelar juara dunia, 53 kemenangan, dan 122 podium.

Sebastian Vettel tidak hanya berfokus mengejar prestasi mentereng sebagai pembalap Formula 1. Baginya, situasi di balik kejuaraan itu tidak kalah penting dari kondisi lintasannya. Dengan demikian, bagaimana Sebastian Vettel menyuarakan pandangannya di Formula 1?

1. Mengkritik sirkuit dan aturan tertentu serta mengadvokasi kesetaraan dan keberagaman

Sebastian Vettel menjadi pembalap Formula 1 pertama yang tampil dalam sampul depan majalah LGBTQ+ Attitude. Dia menjelaskan, Formula 1 siap menerima pembalap gay untuk membantu mempercepat penghapusan prasangka tentang gay. Saat Grand Prix, ia mengenakan pakaian yang mengampanyekan LGBTQ+ untuk memprotes undang-undang yang menolak LGBTQ+ di beberapa negara, bahkan sampai ditegur di Hungaria.

Bersama Lewis Hamilton, Sebastian Vettel kerap terlibat dalam aksi memungut sampah, mengkritik sirkuit dan peraturan tertentu, serta mengadvokasi kesetaraan dan keberagaman di lintasan. Tak lupa, Vettel juga berbicara tentang perubahan iklim. Dirinya diketahui menggunakan transportasi umum untuk menghadiri program televisi Question Time, sekaligus mengunjungi Lembaga Pelanggar Muda Feltham.

"Aku bukan orang suci, tetapi sangat peduli dengan masa depan. Aku sangat senang mengendarai mobil dan menyukainya, tetapi ketika aku keluar dari mobil, aku berpikir (bahwa) apakah ini yang seharusnya kita lakukan, berkeliling dunia dan membuang-buang sumber daya?" ungkap Sebastian Vettel, dilansir The Drum.

2. Mengakui munafik karena berbicara lingkungan, tetapi meninggalkan jejak besar sebagai pembalap

Sebastian Vettel pensiun dari Formua 1 pada 2022, tetapi terus menyebarkan semangat perubahan dalam motorsport, terutama tentang isu lingkungan. Dia memiliki ketertarikan terhadap pertanian organik. Dengan demikian, ia kembali ke sekolah untuk meraih gelar sarjana pertanian. Pada Grand Prix Jepang 2023, Vettel kembali ke Formula 1 untuk memperkenalkan hotel serangga sebagai upaya meningkatkan kesadaran terhadap keanekaragaman hayati.

Aktivisme Sebastian Vettel berbanding terbalik dengan karier di Formula 1 sebagai olahraga yang sering dikritik karena berdampak besar terhadap lingkungan. Meski mobil balap kejuaraan itu makin ramah lingkungan, emisi perjalanan udara dan kalender balap yang makin marak adalah isu yang terus diperdebatkan. Oleh karena itu, Vettel mengakui munafik saat ditanya tentang keterlibatan dalam motorsport.

"Aku harus menerima tuduhan ini (tentang aktivisme lingkungan). Aku adalah orang munafik terbesar yang pernah ada ketika berbicara tentang masalah lingkungan dan pada saat yang sama telah meninggalkan jejak yang begitu besar. Akan tetapi, apakah aku harus merasa bersalah tentang hal itu? Kami tidak akan menyelesaikan masalah dengan rasa malu, melainkan dengan menghadapinya dan mencari solusi," tegas Sebastian Vettel, mengutip GPFans.

3. Tidak sembunyi-sembunyi tentang keinginan memboikot Formula 1 setelah invasi Rusia ke Ukraina

Hanya beberapa jam setelah Rusia mendeklarasikan perang terhadap Ukraina, Sebastian Vettel menegaskan akan memboikot Formula 1 Grand Prix Rusia 2022. Rekan-rekannya memang tidak terlalu vokal dalam menyuarakan pendapat tentang Ukraina. Ia menjelaskan bahwa tidak semua rivalnya mau bersikap tegas. Akan tetapi, sejauh mata memandang, Vettel tidak diketahui berbicara terbuka dalam membela Palestina.

Sebastian Vettel berharap situasi di Ukraina dapat cepat mereda demi menghentikan penderitaan. Sementara, panitia Formula 1 tidak ragu-ragu untuk membatalkan Grand Prix Rusia 2022 untuk merespons invasi Rusia ke Ukraina. Selain itu, pembalap Rusia hanya diperbolehkan berkompetisi dengan kapasitas netral dan di bawah bendera Federasi Otomotif Internasional (FIA) dalam acara yang disetujui FIA.

"Ini adalah perasaan yang aneh untuk bangun dari tempat tidur ketika Anda memulai hari dengan berita untuk memotivasi diri sendiri ketika Anda mengetahui persis bahwa ada hal-hal yang jauh lebih penting. Orang-orang yang tidak bersalah sudah harus mati. Anda tidak dapat membayangkan situasinya," begitu kata Sebastian Vettel dalam pemberitaan Autosport.

Sebastian Vettel tidak takut dibenci dalam membantu membuat perubahan yang diperlukan. Perubahan itu membutuhkan waktu. Aktivisme dirinya wajar diapresiasi. Sebastian Vettel menjadi pionir untuk pembalap lain yang mulai menyuarakan pendapat, seperti Lando Norris yang membicarakan kesehatan mental laki-laki.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Gagah N. Putra
EditorGagah N. Putra
Follow Us