TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pasang Surut Guenther Steiner Bersama Haas di Formula 1

Sudah menjadi team principal sejak Haas masuk F1

Foto Guenther Steiner (Twitter.com/haasf1team)

Kabar mengejutkan datang dari Haas menjelang Formula 1 2024 bergulir. Guenther Steiner resmi meninggalkan jabatannya sebagai team principal pada Rabu (10/1/2024) malam WIB. Pengumuman tersebut disampaikan secara langsung oleh pihak tim melalui rilisan resmi yang diunggah di media sosial.

Sebelum kabar kepergian dari Haas, Steiner sempat melakukan diskusi dengan Gene Haas sebagai pemilik tim. Akan tetapi, kontrak Steiner tak diperpanjang oleh tim sehingga jabatan team principal tak lagi dipegang pria berkebangsaan Italia/Amerika Serikat itu pada 2024.

Lantas, seperti apa perjalanan Guenther Steiner selama menjadi bagian dari Haas di Formula 1?

1. Guenther Steiner mencapai beberapa hal selama di Haas

mantan Team Principal Haas, Guenther Steiner (formula1.com)

Guenther Steiner menjadi sosok yang tak terpisahkan dari Haas. Ia sudah memimpin tim yang berbasis di Kannapolis, Amerika Serikat, itu sejak 2016. Steiner juga menjadi team principal dengan masa jabatan terlama ketiga setelah Christian Horner (Red Bull) dan Toto Wolff (Mercedes).

Sejumlah pencapaian oke didapat Haas saat dipimpin Steiner. Mereka langsung mencetak poin saat balapan debut di GP Australia 2016. Saat itu, Haas meraup delapan poin usai Romain Grosjean finis di posisi keenam. Selain itu, Haas mampu meraih posisi start terdepan di sprint race GP Brasil 2022 melalui Kevin Magnussen.

Hasil terbaik Haas saat main race adalah finis keempat di GP Austria 2018. Ketika itu, Romain Grosjean yang menempati posisi start kelima mampu menuntaskan balapan di posisi keempat. Selain itu, pencaiapan tertinggi Haas di klasemen konstruktor adalah posisi kelima pada 2018 setelah mengumpulkan 93 poin.

Baca Juga: Guenther Steiner Resmi Berpisah dengan Haas

2. Tak hanya hasil oke, Guenther Steiner juga merasakan torehan buruk di Haas

mantan Team Principal Haas, Guenther Steiner (formula1.com)

Meski punya sejumlah catatan oke, Haas belum mampu mencapai podium selama masa kepemimpinan Guenther Steiner. Bahkan, Haas sudah dua kali menduduki posisi juru kunci di klasemen konstruktor Formula 1. Hal itu terjadi pada 2021 dan 2023.

Penurunan performa Haas pada 2023 lalu menjadi momen yang tak mudah untuk tim. Mereka kesulitan tampil kompetitif saat balapan meski punya performa cukup oke ketika kualifikasi. Alhasil, Haas hanya mengemas 12 poin dari 22 seri balap yang digelar. Jumlah tersebut mengalami penurunan dibandingkan pada 2022 saat Haas menduduki posisi kedelapan lewat koleksi 37 poin.

Berada di posisi juru kunci jelas memberi kerugian bagi Haas, terutama dari sisi finansial. Pasalnya, uang hadiah yang diperoleh tidak akan sebanyak saat tim berada di peringkat lebih tinggi. Sebab, tim yang berada di posisi kesepuluh akan mendapatkan 6 persen dari total uang hadiah yang diberikan Formula 1. Racing News 365 melansir, estimasi uang yang didapat Haas selepas Formula 1 2023 adalah 60 juta dolar AS atau sekitar 933,5 miliar rupiah.

Pemasukan dari uang hadiah yang sedikit membuat Haas harus memutar otak dalam merancang anggaran untuk menghadapi Formula 1 2024. Apalagi, Steiner menginginkan tim menggelontorkan banyak investasi agar bisa bersaing melawan tim lain. Di sisi lain, Haas ingin memaksimalkan sumber daya yang sudah dimiliki tim secara lebih efisien.

Verified Writer

Dewa Putu Ardita Darma Putera

Penggemar olahraga khususnya Motorsport. Sering menulis seputar Formula 1 dan MotoGP. Cuap-cuap juga di IDN Live.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya