TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Melihat Dominasi Ayrton Senna di Formula 1 GP Monako, Tak Ada Lawan

Masih jadi pemenang terbanyak GP Monako

Ayrton Senna (formula1.com)

Ayrton Senna salah satu pembalap terbaik yang pernah berlaga di Formula 1. Dari sekian banyak sirkuit yang sudah ia taklukan, GP Monako sepertinya menjadi salah satu favorit. Senna masih memegang rekor kemenangan terbanyak di Sirkuit Monte Carlo dengan enam kemenangan.

Dominasi Senna tak hanya dalam hal kemenangan. Ia benar-benar tak terkejar ketika balapan di GP Monako. Sirkuit yang dikenal akan tingkat kesulitannya yang tinggi tersebut berhasil dilibas Senna dengan begitu mudah. Mari melihat dominasi Ayrton Senna di Formula 1 GP Monako!

1. Hampir Menang bersama Toleman pada musim debutnya

Ayrton Senna pada GP Monako 1984. (twitter.com/F1)

Ayrton Senna mengawali debutnya di Formula 1 bersama tim semenjana, Toleman, pada 1984. Meski tak berada di mobil terbaik, ia mampu menunjukkan kepada dunia bahwa pembalap hebat telah datang. Pada GP Monako, Senna secara mengejutkan mampu mencuri podium kedua.

Pada balapan yang berlangsung di bawah guyuran hujan tersebut, Senna membuktikan diri bahwa ia seorang rain master. Start dari urutan ke-13, sang pembalap perlahan, tetapi pasti, mulai merangsek ke barisan depan. Ia bahkan sempat mengambil alih pimpinan balapan dari pembalap McLaren, Alain Prost, pada lap ke-32.

Balapan kemudian dihentikan lebih cepat karena kondisi cuaca yang terlalu buruk usai Senna menyalip Prost. Meski Senna finis pertama, kemenangan tetap diberikan kepada Prost karena menghitung lap terakhir sebelum red flag. Performa mengesankan tersebut membuat Senna dikontrak Lotus semusim berselang.

Baca Juga: GP Monako 1988, Momen Terbaik sekaligus Menyakitkan bagi Ayrton Senna

2. Kemenangan pertama pada 1987

Ayrton Senna menjuarai GP Monako 1987. (twitter.com/fia)

Ayrton Senna harus menunggu hingga musim 1987 untuk merasakan kemenangan pertama di GP Monako. Pada sesi kualifikasi, pembalap asal Brasil tersebut mengunci posisi kedua di belakang Nigel Mansell yang membela Williams. Memasuki lap ke-30, Mansell terpaksa keluar balapan karena masalah pada bagian turbo mobilnya.

Hal itu membuat Senna mengambil alih posisi terdepan. Ketika melintasi garis finis, Senna unggul 33 detik dari posisi kedua yang ditempati Nelson Piquet. Musim 1987 juga menjadi musim terakhirnya bersama Lotus sebelum memutuskan bergabung dengan McLaren.

3. Lima kemenangan beruntun

Ayrton Senna menjuarai GP Monako 1993. (twitter.com/McLarenF1)

Ayrton Senna mendominasi GP Monako dengan meraih lima kemenangan secara beruntun pada 1989—1993 bersama McLaren. Pada 1989—1991, Senna juga berhasil mengunci pole position. Dalam periode ini, tak ada pembalap lain yang mampu mengalahkan sang pembalap di Monako.

Momen paling terkenal terjadi pada 1992 ketika Senna lolos dari kejaran Nigel Mansell yang begitu dominan di balik kemudi Williams. Beruntung, ia mampu bertahan hingga balapan berakhir. Sayang, dominasi ini berakhir pada 1994 ketika Senna meninggal secara tragis di GP San Marino, tepat satu seri sebelum GP Monako.

4. Kegagalan menyakitkan pada 1988

Ayrton Senna (formula1.com)

Meskipun Ayrton Senna gagal menang pada 1988, balapan tersebut bisa dikatakan sebagai salah satu penampilan terbaiknya. Pada sesi kualifikasi, ia unggul 1,4 detik dari Alain Prost yang memakai mobil yang sama. Bahkan, ia berselisih 2,6 detik dari pembalap Ferrari, Gerhard Berger, yang berada di posisi ketiga.

Pada saat balapan, Senna sempat unggul begitu jauh dari para pesaingnya. Sayang, ia menabrak dinding ketika memasuki Portier pada lap ke-66. Kejadian tersebut membuat Prost memenangi balapan sekaligus menjadi kegagalan paling menyakitkan bagi Senna.

Baca Juga: 10 Momen yang Buktikan Ayrton Senna Merupakan Pembalap Hebat

Verified Writer

Genady Althaf

berbagi dengan menulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya