TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Pembalap dengan Karier Formula 1 Terpendek sejak 2000

Nyck de Vries didepak oleh AlphaTauri

Nyck de Vries (formula1.com)

Belum genap satu musim, Nyck de Vries sudah didepak oleh AlphaTauri. Padahal, di awal musim ia diprediksi bisa meramaikan papan tengah atau setidaknya lebih baik dari Yuki Tsunoda. Namun, itu semua gagal dipenuhi oleh De Vries yang membuatnya harus kehilangan kursi di Formula 1.

Pemutusan kontrak di tengah musim memang bukanlah hal baru di Formula 1. Tuntutan tinggi untuk bisa meraih poin di tiap balapan membuat semua pembalap harus bisa memberikan yang terbaik jika tak ingin tersingkir dari tim. Berikut tujuh pembalap dengan karier terpendek di Formula 1 sejak tahun 2000. Semuanya tak bertahan sampai semusim.

Baca Juga: Formula 1 Rilis Kalender Musim 2024 Berisi 24 Seri Balap 

1. Rio Haryanto hanya melakoni 12 balapan di Formula 1

Rio Haryanto (twitter.com/RHaryantoracing)

Rio Haryanto mencetak sejarah ketika menjadi pembalap Indonesia pertama yang berlaga di ajang Formula 1. Rio berstatus sebagai pay driver bagi Manor Racing pada musim balap 2016. Sayang, kariernya di Formula 1 harus berakhir setelah 12 balapan lantaran tak mampu memenuhi dana kepada Manor.

Rio kemudian digantikan oleh Esteban Ocon pada sisa musim tersebut. Dari 12 balapan yang ia lakoni, prestasi terbaik Rio hanyalah menempati urutan ke-15 pada GP Monako. Cukup sulit baginya untuk finis di zona poin karena Manor merupakan tim terburuk pada musim tersebut.

2. Patrick Friesacher didepak Minardi setelah 11 race

Patrick Friesacher (fiaresultsandstatistics.motorsportstats.com)

Minardi merupakan tim kecil yang sering mengandalkan pay driver, salah satunya adalah Patrick Friesacher. Pembalap asal Austria tersebut diberi kesempatan berada di balik kemudi untuk musim 2005. Namun, sama seperti Rio, kegagalan membawa dana sponsor membuatnya didepak setelah 11 balapan.

Meski begitu, Friesacher sempat mencetak poin ketika balapan di GP Amerika Serikat yang kontroversial. Ketika itu ia finis di urutan keenam pada balapan yang diikuti oleh enam pembalap saja. Setelah didepak, posisi Friesacher digantikan oleh Robert Doornbos. Ia pun tak lagi pernah mengaspal di Formula 1 setelah itu.

3. Robert Doornbos tampil dalam 11 balapan bagi Minardi dan Red Bull

Robert Doornbos (tengah) (twitter.com/robertdoornboss)

Nasib tak jauh berbeda dialami oleh Robert Doornbos yang menggantikan Friesacher di sisa delapan balapan musim 2005. Mundurnya Minardi dari Formula 1 pada akhir musim membuat Doornbos tak lagi punya tim pada musim berikutnya. Beruntung, ia direkrut oleh Red Bull sebagai test driver untuk musim 2006.

Pembalap asal Belanda tersebut diberi kesempatan oleh Red Bull untuk kembali mengaspal pada sisa tiga balapan menggantikan posisi Christian Klien. Setelah itu, Doornbos tak pernah lagi merasakan berada di balik kemudi Formula 1. Ia kemudian memilih untuk berkompetisi di ajang ChampCar dan IndyCar.

Baca Juga: Daniel Ricciardo Kembali ke Formula 1, Gabung AlphaTauri

4. Karier Karun Chandhok di Formula 1 terhenti setelah 11 race

Karun Chandhok (twitter.com/karunchandhok)

Karun Chandhok saat ini lebih dikenal sebagai pundit Formula 1. Namun, ia pernah menjadi pembalap Formula 1 pada 2010, bersamaan dengan masuknya Hispania Racing Team (HRT). Namun, buruknya performa pembalap asal India tersebut membuat HRT mendepaknya usai balapan kesepuluh di GP Jerman.

Semusim berselang, Chandhok yang dikontrak sebagai pembalap cadangan oleh Lotus sempat tampil pada GP Jerman. Ketika itu ia finis di urutan ke-20 dan berselisih hingga dua lap dari rekan setimnya, Heikki Kovalainen. Setelah itu, ia tak lagi balapan di Formula 1 dan lebih fokus bekerja sebagai pundit.

5. Nyck de Vries resmi didepak AlphaTauri meski baru mengaspal 11 kali

Nyck de Vries (formula1.com)

Nyck de Vries tampil menawan di balik kemudi Williams pada GP Italia 2022. Pembalap asal Belanda tersebut mampu finis kesembilan dan dinobatkan sebagai Driver of the Day pada debutnya di Formula 1. Tak heran jika AlphaTauri lantas tertarik untuk mengontraknya menggantikan Pierre Gasly yang hengkang ke Alpine.

Namun, performa De Vries ternyata tak mampu membuat AlphaTauri terkesan. Ia tak sekalipun meraih poin dan hampir selalu finis di belakang rekan setimnya, Yuki Tsunoda. GP Inggris menjadi balapan terakhirnya bersama AlphaTauri untuk mantan juara dunia Formula E tersebut.

6. Nicolas Kiesa gagal mempertahankan kursinya di Minardi setelah 5 balapan

Nicolas Kiesa (fiaresultsandstatistics.motorsportstats.com)

Karier Nicolas Kiesa di Formula 1 berlangsung cukup singkat, yakni hanya dalam lima balapan. Kiesa dikontrak oleh Minardi pada sisa lima balapan musim 2005 menggantikan Justin Wilson yang pergi ke Jaguar. Meski tak pernah mendapat poin, Kiesa selalu berhasil menyelesaikan semua balapan yang dijalaninya.

Hasil terbaik ia dapatkan ketika berlaga di GP Amerika Serikat ketika ia finis kesebelas. Kiesa sebenarnya menjadi kandidat kuat untuk mengisi kursi Minardi pada musim 2006. Sayang, karena tak punya dana yang cukup dari sponsor, posisinya pun digantikan oleh Patrick Friesacher.

Baca Juga: Memahami Tingkat Kebisingan Mobil Formula 1

Verified Writer

Genady Althaf

berbagi dengan menulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya