TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Hal Penting tentang MotoE, Balap Motor Listrik di Ajang MotoGP

Kategori anyar di gelaran MotoGP sejak 2019

MotoE (motogp.com)

Dorna telah mengeluarkan kalender provisional MotoE untuk musim 2022. Mulai tahun depan, akan ada 14 balapan yang digelar di 7 sirkuit.

Bagi yang belum familier, MotoE adalah kategori teranyar dari gelaran MotoGP yang baru dilombakan pada 2019. Nama resmi balapan ini adalah FIM Enel MotoE World Cup.

Agar makin paham tentang ajang balap motor listrik ini, berikut lima hal yang perlu kamu tahu. Apa saja?

1. Meski hanya pelengkap di ajang MotoGP, MotoE tak kalah seru

MotoE di Sirkuit Misano (motogp.com)

Pada saat Dorna mengumumkan akan menggelar MotoE sebagai balapan pendukung MotoGP, ada anggapan bahwa balapan ini membosankan. Motor listrik masih dinilai lambat dan berat. Apalagi mesin motor listrik tak akan mungkin memberikan efek suara segarang motor bensin.

Nyatanya, MotoE pun mampu menghadirkan balapan yang seru dan kompetitif dengan segala drama dan kontroversinya. Tentunya tanpa raungan suara mesin.

Salah satu seri balapan yang seru adalah balapan pamungkas 2021 di Sirkuit Misano. Balapan ini memang ajang perebutan gelar juara dunia bagi pemuncak klasemen Jordi Torres (tim Pons Racing 40) dan Dominique Aegerter (tim Dynavolt Intact GP).

Torres yang sejatinya tidak harus menang untuk mengunci gelar juara dunia, tampil agresif sejak awal. Namun, Torres terus mendapatkan ancaman dari Aegerter pada tiga lap terakhir. Keduanya saling duel dengan hebat. Puncaknya, terjadi senggolan yang menyebabkan Torres terjatuh sementara Aegerter menjadi yang pertama melewati garis finis.

Di sinilah drama dan kontroversi terjadi. Dari hasil balapan, harusnya Aegerter yang menjadi juara dunia. Namun, setelah dilakukan investigasi oleh FIM Stewards, Aegerter dinilai melakukan manuver yang membahayakan hingga akhirnya dihukum mundur 38 detik. Dengan keputusan ini, juara balapan menjadi milik Matteo Ferrari (tim Indonesian E-Racing Gresini) sedangkan titel juara dunia tetap dipegang Jordi Torres.

Baca Juga: MotoE Rilis Jadwal Sementara Musim 2022, Bakal Ada 14 Balapan!

2. Pada 2022 akan ada 14 balapan yang digelar di 7 sirkuit

Ada 14 seri balapan MotoE pada 2022. (motogp.com)

MotoE tidak digelar di semua sirkuit yang menyelenggarakan MotoGP. Bisa jadi ini yang menjadi salah satu alasan kenapa ajang balap motor listrik ini belum sepopuler kategori lainnya di MotoGP.

Pada 2019, hanya ada 6 balapan MotoE yang digelar di 4 sirkuit. Naik menjadi tujuh balapan pada 2020 dan 2021.

Mulai tahun depan, akan ada 14 balapan MotoE yang digelar di 7 sirkuit. Sebelumnya, ajang ini digelar di Sirkuit Jerez, Le Mans, Assen, Red Bull Ring, dan Misano. Pada 2022, selain kelima sirkuit itu, Sirkuit Mugello dan KymiRing juga akan menyelenggarakan balap motor listrik untuk pertama kalinya.

Semua sirkuit akan menggelar balapan douber header, satu minggu sekaligus untuk dua balapan. Untuk tahun depan, balapan pertama berlangsung di Sirkuit Jerez, Spanyol, pada 30 April dan 1 Mei. Sementara, balapan terakhirnya dijadwalkan pada 3—4 September di Sirkuit Misano, Italia.

3. Satu balapan hanya berlangsung kurang dari 15 menit

Balapan MotoE berlangsung kurang dari 15 menit di sirkuit. (motogp.com)

Mulai 2022, format E-Pole akan diganti dengan format kualifikasi seperti di kelas MotoGP lainnya. Sesi kualifikasi akan dibagi menjadi Q1 dan Q2. Masing-masing berdurasi 10 menit dengan waktu jeda yang juga 10 menit.

Sesi kualifikasi ini dilaksanakan pada Jumat setelah diadakan sesi latihan bebas. Untuk balapannya sendiri akan dilaksanakan pada Sabtu untuk balapan pertama dan Minggu untuk balapan kedua.

Jumlah putaran atau lap dalam satu balapan MotoE rata-rata sekitar tujuh lap. Dengan durasi balapan kurang dari 15 menit. Ini karena teknologi listrik yang digunakan belum memungkinkan untuk menggelar balapan dengan lap dan waktu yang lebih lama.

4. Motor balap listriknya dipasok Energica. Namun, mulai 2023 akan dipasok Ducati

motor listrik Energica (motogp.com)

Sejak awal 2019, MotoE menggunakan motor yang dipasok Energica, pabrikan motor listrik asal Italia. Motor listrik yang diberi nama Energica Ego Corsa ini diakui Dorna sebagai motor yang dapat diandalkan.

Kecepatan maksimalnya bisa mencapai 270 km/jam, dengan akselerasi 0-100 km yang dicapai dalam waktu 3 detik. Selama 3 tahun penyelenggaraan MotoE, tidak ada hal teknis berarti yang dikeluhkan para pembalap.

Namun, peran Energica akan berakhir pada 2022. Setelah Energica, Ducati akan menjadi pemasok tunggal motor listrik di MotoE. Ducati dan Dorna telah mencapai kesepakatan bahwa Ducati akan menjadi pemasok tunggal dari 2023—2026.

Tantangan terbesar dari pengembangan motor listrik adalah membuatnya menjadi lebih ringan, serta membuat waktu pengisian listriknya lebih cepat. Bobot motor listrik saat ini mencapai 260 kg, lebih berat hampir 100 kg dari bobot motor yang digunakan di MotoGP.

Baca Juga: MotoE Bakal Terapkan Aturan Baru di Musim 2022, Apa Saja?

Verified Writer

Ryan Budiman

Hola... jadipunya.id

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya