TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kisah Anton Mang, Satu-satunya Legenda MotoGP Asal Jerman

Pembalap Jerman paling sukses di arena adu cepat roda dua

Anton Mang beraksi di atas Kawasaki 250cc. (motogp.com)

Jika Italia punya sosok Giacomo Agostini dan Spanyol punya Angel Nieto, maka Jerman punya sosok Anton Mang. Pembalap kelahiran Bavaria ini adalah pembalap legendaris dari Jerman.

Anton “Toni” Mang bukan pembalap sembarangan. Selama berkarier, ia sukses merebut puluhan kemenangan Grand Prix di berbagai kelas intermediate. Ia pun punya koleksi gelar juara dunia di kabinet trofinya. Tak heran jika ia kemudian dinobatkan sebagai salah satu legenda MotoGP.

Jadi satu-satunya nama pembalap legendaris asal Jerman, simak kisah Anton Mang berikut ini, yuk!

1. Dari seorang atlet skibob menjadi mekanik balap motor

ilustrasi balapan tahun 1970-an. (motogp.com)

Anton Mang lahir pada 29 September 1949 di Inning, Bavaria, Jerman. Ayahnya meninggal saat ia masih kecil. Kenyataan itu menjadikannya pribadi yang tangguh dan seorang pejuang.

Anton Mang yag biasa disebut Toni tentu saja punya minat besar pada dunia balap. Toni menerima motor pertamanya pada usia 11 tahun, sebuah DKW TR 125.

Namun, prestasi balap pertamanya tak datang dari hingar bingar dunia mesin motor. Toni merasakan adrenalin dan kesuksesan balapan justru dari dinginnya perlombaan skibob. Di usianya yang kala itu masih 16 tahun, ia menjadi juara salah satu kejuaraan skibob di Jerman. Ia pun berjaya pada Kejuaraan Junior Eropa.

Sebagaimana anak muda pada eranya, Toni pun tetap menggandrungi dunia motor. Toni muda dikenal ahli mengutak-atik mesin roda dua. 

Saat usia belasan tahun, Toni menghabiskan waktunya dengan membalap di atas salju. Sedangkan, pada usia 20-an, ia mulai fokus berkarier di panasnya lintasan aspal. Dari tahun 1970, Toni mulai berprofesi sebagai mekanik balap. Ia dan temannya, Sepp Schlogl, bekerja untuk pembalap bernama Dieter Braun yang juga seorang juara dunia (kelas 125cc musim 1970 dan kelas 250cc musim 1973).

Bagi Toni, mekanik bukanlah tujuan akhir. Itu hanya batu loncatan untuk bisa membalap di kompetisi tingkat internasional. Sosok Braun lah yang kemudian membantu Toni mendapatkan peluang beraksi di berbagai kompetisi kelas dunia.

Baca Juga: 6 Pembalap Tuan Rumah yang Pernah Podium di MotoGP Jerman

2. Dari mekanik jadi pembalap andal

Dieter Braun (motogp.com)

Jika pembalap MotoGP saat ini memulai kariernya di usia belasan tahun, kondisi berbeda terjadi pada era 1970-an. Saat itu, bukan hal aneh jika seorang rider memulai balapan di usia 20-an. Lihat saja, saat berumur 22 tahun, Anton Mang masih bekerja sebagai mekanik di paddock Grand Prix.

Kenyataannya, Anton Mang alias Toni tak hanya bertugas sebagai mekanik. Ia bahkan sering membersihkan karavan milik Dieter Braun. Terkadang, ia pun mencukur rambutnya dan merapikan pakaiannya. Namun, berkat Braun lah Toni menapaki karier sebagai pembalap andal.

“Ia kemudian membeli motornya sendiri. Ia selalu aku izinkan untuk menggunakan salah satu motorku. Aku selalu punya tiga motor. Jika aku berlaga di dua kelas pada akhir pekan, ia biasanya aku izinkan untuk menggunakan motor 250cc atau 350cc,” kata Dieter Braun tentang Toni dikutip Speedweek.

Toni berkompetisi pada balapan motor pertamanya dengan menggunakan Kreidler 50cc yang telah dimodifikasi. Pada Kejuaraan Motor Jerman di Augsburg, ia membalap dengan memacu SMZ 250 dan memenangkan balapan pertamanya.

Pada 1975, Toni merebut gelar juara di kejuaraan Jerman tersebut dengan mengendarai Yamaha bermesin 350cc. Pada tahun yang sama, Toni pun memulai debut pertamanya di ajang Grand Prix dengan mengikuti GP Austria di Salzburg. Ia finis di posisi ke-6.

Pada tahun 1976, Toni turun balap pada kelas 125cc di Sirkuit Nurburgring, GP Jerman Barat. Di sinilah ia memenangkan balapan Grand Prix pertamanya. Ia merebut podium tertinggi dengan memacu Morbidelli 125cc. Saat itu usianya 27 tahun.

3. Anton Mang, Kawasaki, dan kemenangan beruntun

ilustrasi pembalap Kawasaki 250cc era 1970-an (motogp.com)

Kesuksesan pertama memancing kesuksesan Anton Mang berikutnya. Memasuki musim 1977, Toni merebut tiga podium lagi. Setelah itu, seakan nasib benar-benar memihak kepadanya.

Saat Dieter Braun mengalami kecelakaan serius pada 1977, Anton Mang lantas direkrut Kawasaki untuk memacu motor di kelas 250cc dan 350cc. Bukan hanya karena Toni direstui oleh Braun, tetapi, ia juga telah membuktikan kualitasnya. Perlu diketahui, pada era 1970-an dan 1980-an, pembalap bisa berkompetisi di dua kategori berbeda secara bersamaan dalam satu musim.

Kawasaki sendiri adalah mesin balap yang cepat di kelas tersebut. Itu jadi motor yang selama ini Toni idamkan. Motor yang disiapkan dan pengaturannya diracik oleh Sepp Schlogl itu memberi Toni peluang untuk tampil berjaya di kejuaraan dunia.

Memacu Kawasaki, ia merebut kemenangan keduanya di Sirkuit Silverstone dalam gelaran GP Inggris kelas 250cc. Namun, perjalanan bersama Kawasaki tak selamanya mudah. Ia masih sering kalah dari bintang Kawasaki lainnya, Kork Ballington dan Gregg Hansford.

Kendati begitu, lagi-lagi Toni bernasib mujur. Saat Ballington secara mengejutkan harus menjalani operasi perut pada Juni 1980 sekaligus melewatkan tiga balapan musim itu, Toni pun punya kesempatan untuk merebut titel juara.

Bersama Kawasaki, pembalap Jerman tersebut mencatatkan diri dalam sejarah sebagai kekuatan baru dalam perlombaan motor tingkat dunia. Pada 1980, Toni merebut gelar juara dunia kelas 250cc. Ia pun menjadi runner-up di kelas 350cc tepat di belakang pembalap Afrika Selatan, Jon Ekerold.

4. Juara dunia ganda dan German Sportsman of the Year 1981

ilustrasi balapan era 1980-an (motogp.com)

Anton Mang terus menapaki kesuksesan di ajang Grand Prix. Selalu tampil apik, hasil yang mengesankan ia lanjutkan pada musim berikutnya.

Pada 1981, Toni memulai balapan dengan ganas dan mencatatkan pencapaian spektakuler. Ia mampu merebut 15 kemenangan di 2 kelas berbeda. Di kelas 250cc, ia mengemas 10 kemenangan dari 11 balapan yang dilombakan. Hebatnya, ia pun memulai 10 balapan dari pole position. Sementara di kelas 350cc Toni merebut 5 kemenangan.

Tak aneh jika pada akhir musim ia merebut gelar juara dunia untuk kedua kelas tersebut. Fakta ini menempatkannya sebagai pembalap Jerman dengan gelar juara dunia ganda. Karena pencapaiannya, Toni dinobatkan sebagai Sportsman of the Year di Jerman.

Setahun berikutnya, tepatnya di tahun 1982, ia kembali merebut gelar juara dunia kelas 350cc. Anton Mang menjadi pembalap terakhir yang merebut gelar juara dunia di kelas tersebut sebelum akhirnya kelas itu dihapuskan dari MotoGP. 

Baca Juga: Fans MotoGP Wajib Tahu! Ini 22 Buku tentang MotoGP Layak Koleksi

Verified Writer

Ryan Budiman

Hola... jadipunya.id

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya