Membedah Sistem Baru Konsesi MotoGP, Sudah Berlaku?
Kini ada empat kategori konsesi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sejak pertengahan MotoGP 2023, tepatnya sejak GP Belanda, perubahan sistem konsesi di MotoGP mencuat. Penyebabnya adalah terpuruknya performa Yamaha dan Honda. Supaya kompetisi berjalan seimbang, Dorna sebagai penyelenggara MotoGP ingin agar dua pabrikan raksasa asal Jepang tampil kompetitif.
Di sisi lain, beberapa pihak bersikeras bahwa kedua pabrikan itu belum layak mendapat konsesi. Honda masih bisa menang lewat Alex Rins dan Yamaha tetap mampu meraih podium. Dengan begitu, mereka sejatinya tetap kompetitif. Diskusi tentang konsesi baru pun buntu.
Pada Oktober 2023, Dorna kembali mengajukan sistem konsesi baru. Namun, Aprilia dan KTM masih menolak. Alasannya tetap sama, pabrikan Jepang masih bisa merebut podium. Honda finis P3 di India lewat Marc Marquez dan Yamaha finis P3 di Indonesia lewat Fabio Quartararo.
Aprilia dan KTM punya alasan sendiri kenapa tegas menolak konsesi baru. Bagi mereka, Ducati terlalu perkasa untuk ditaklukkan. Sedangkan Yamaha dan Honda juga masih jadi ancaman. Jika pabrikan Jepang lebih diuntungkan dalam konsesi anyar, mereka merasa akan dirugikan dalam jangka panjang.
Jalan baru terbuka pada akhir musim. Proposal anyar disetujui. Sistem konsesi MotoGP jadi berubah drastis. Honda dan Yamaha tetap mendapatkan keistimewaan yang diperlukan. Tambahannya, Ducati yang diberi batasan. Aprilia dan KTM pun melunak. Kelima pabrikan akhirnya setuju dengan konsesi baru, meski Ducati menggerutu.
Seperti apa lengkapnya sistem konsesi baru di MotoGP ini?
1. Ada empat kategori konsesi di MotoGP
Sistem konsesi MotoGP yang baru membagi setiap pabrikan dalam empat peringkat kategori, yaitu A, B, C, dan D. Pembagian ini tak lagi berdasarkan pada jumlah kemenangan yang didapat, melainkan dari jumlah poin yang diraih setiap pabrikan. Poin di sini adalah poin dalam kejuaraan konstruktor.
Pada musim yang melombakan 20 seri Grand Prix, total poin maksimal yang bisa dicapai adalah 740 poin. Poin konstruktor ini diambil dari posisi pembalap terbaik dari tiap pabrikan. Kemungkinan raihan nilai tertingginya adalah 25 poin main race dan 12 poin sprint race. Dari jumlah poin yang didapat dalam semusim, kemudian dihitung persentasenya.
Pabrikan yang mencapai lebih dari 85 persen dari poin maksimum yang tersedia akan masuk Kategori A. Sedangkan pabrikan yang mencapai 60—84 persen masuk kategori B. Sementara itu, pabrikan yang persentasanya antara 35—59 persen masuk kategori C. Bagi tim yang persentasenya kurang dari 35 persen, akan masuk kategori D.
Berikut ini rentang angka persentase poin setiap kategori:
- Kategori A: >=85 persen;
- Kategori B: >=60 persen < 85 persen
- Kategori C: >=35 persen < 60 persen;
- Kategori D: < 35 persen.
Baca Juga: Inilah Daftar Pembalap MotoGP 2024, Ada yang Pindah Tim!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.