Mengenal Trek UCI MTB World Cup 2022: Ada Banyak Rintangan
Trek MTB World Cup 2022 jadi salah satu yang terbaik
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Kalimantan Tengah bersiap menyambut ajang olahraga internasional. Terdekat, pada 28 Agustus 2022, Kalteng akan menjadi tuan rumah dari ajang balap sepeda dunia, yakni UCI MTB World Cup 2022.
Ajang ini sendiri rencananya akan diikuti oleh 32 negara. Kalteng masuk ke dalam seri kedelapan, dan hingga saat ini, persiapan untuk ajang tersebut sudah hampir mencapai 100 persen.
"Sampai hari ini, 90 persen sudah siap baik itu segi sirkuit dan juga persiapan lainnya. Kami sangat teliti sekali sampai hal-hal kecil mulai dari toilet, kami perhatikan. Nanti tanggal 24 Agustus, persiapan untuk MTB Eliminator World Cup 2022 sudah 100 persen," ujar Sugianto saat diwawancarai.
Nah, salah satu hal yang kini tengah dipersiapkan oleh Kalteng adalah trek yang akan digunakan untuk balapan. Trek ini rencananya berlokasi di luar area Stadion Tuah Pahoe, Palangkaraya, Kalteng. Seperti apa penampakan sirkuit ini?
Baca Juga: Mengenal Kelas-kelas Groupset Shimano, Anak MTB Wajib Tahu!
1. Trek ini banyak rintangan yang menantang
Konsultan dari PB ISSI (Ikatan Sepeda Seluruh Indonesia) Agus Tipan, menjabarkan bahwa trek sepeda di Tuah Pahoe ini sudah sesuai dengan standar UCI (Federasi Sepeda Internasional). Ada banyak rintangan yang tersaji di trek ini.
Secara umum, trek ini memiliki panjang sebesar 518 meter. Panjang ini sudah masuk dalam syarat trek yang dibebankan UCI, yakni minimal 500 meter dan maksimal 1.000 meter. Namun, yang bikin trek ini menarik bukan cuma panjangnya saja.
Agus menjabarkan, trek MTB Eliminator World Cup 2022 ini terdiri dari banyak rintangan menantang. Ada wall ride selepas garis start, yang memudahkan pembalap berbelok, plus rock garden dan drop off. Ada juga rintangan yang jadi ciri khas Kalimantan.
"Kemudian yang ikonik dan jadi ciri khas Kalimantan itu adalah trees down, karena Kalimantan identik dengan kayu. mungkin kalo di downhill itu namanya trap, jadi kaya tangga dan itu kita menyusunnya tidak sembarangan," ujar Agus saat diwawancarai.