TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kisah Giuseppe Antonio Farina, Sang Juara Dunia F1 Pertama

Meninggal karena kecelakaan

Pembalap Giuseppe Antonio Farina tengah mengejar José Froilán González. (commons.wikimedia.org)

Sejak pertama kali dipentaskan, kejuaraan balap Formula (F1) telah mencetak beraneka ragam peraih gelar juara dunia. Michael Schumacher dan Lewis Hamilton merupakan pembalap dengan torehan gelar juara dunia terbanyak, mengalahkan bintang-bintang F1 lainnya, seperti Sebastian Vettel dan Kimi Raikkonen. Hingga 2023, F1 tercatat sudah menggelar sebanyak 74 musim balap.

Musim perdana F1, yaitu pada 1950, berlangsung singkat dengan hanya tujuh ronde. Dimulai pada 13 Mei dan berakhir pada 3 September, pembalap Giuseppe Antonio Farina didaulat sebagai juara dunia F1 pertama berkat tiga kemenangannya. Akrab disapa Nino, nasib pembalap berkebangsaan Italia ini sayangnya berakhir tragis.

Baca Juga: Profil Daniel Ricciardo, Kembali ke F1 dan Bergabung dengan AlphaTauri

1. Meninggal pada 30 Juni 1966

sosok Giuseppe Antonio Farina (formula1.com)

Pada 30 Juni 1966, Giuseppe Antonio Farina berangkat dari Turin, Italia, menuju Reims, Prancis, dengan mengendarai Ford Lotus Cortina. Tujuannya ialah untuk menghadiri Grand Prix (GP) Prancis yang akan dilombakan pada 3 Juli. Kala sedang melaju di Aiguebelle yang terletak di Pegunungan Alpen, mobil Nino tergelincir di tikungan yang licin. Malang tak dapat ditolak, pemilik gelar juara dunia F1 pertama itu pun tewas karena mobilnya menabrak sebuah tiang.

Dilansir Motorsport Memorial, jenazah Nino lalu dibawa pulang ke Italia untuk dikebumikan di kota kelahirannya, Turin. Nino disemayamkan di Pemakaman Monumental. Ia di sana bersama dengan sang ayah, Commendatore Giovanni Farina, yang meninggal dunia pada 1957, dan sang paman, Battista Pininfarina, yang meninggal dunia pada 1966.

2. Mahir di bidang lain, termasuk pendidikan dan militer

Giuseppe Antonio Farina duduk di dalam mobil 6C 2500 SS Torpedino Brescia racikan Alfa Romeo. (commons.wikimedia.org)

Sebelum aktif membalap dan membukukan gelar juara dunia F1, Giuseppe Antonio Farina terlebih dahulu mengemas gelar doktor. Gelar tersebut didapatkannya dari Universitas Turin dalam bidang studi politik dan hukum. Dengan begitu, nama akademisnya dalam bahasa Italia ialah Dottore Giuseppe Farina, seperti yang diwartakan situs resmi F1.

Selain berbakat di ranah olahraga dan pendidikan, Nino juga berbakat di ranah militer. Selama Perang Dunia 2 (PD2) berkecamuk, kejuaraan balap mobil mendadak terhenti karena negara-negara global berfokus menyiapkan sumber daya untuk kebutuhan perang, tak terkecuali Italia. Pada momen itu, Nino bergabung dengan militer dan mengawali dinasnya sebagai perwira resimen kavaleri sebelum beralih ke resimen tank.

Nino dikenal luas membalap dengan gaya yang konyol dan berbahaya. Berdasarkan penelusuran Motorsport Memorial, ia setidaknya terlibat dalam empat kecelakaan balap yang menyebabkan kematian. Sosok fundamental Ferrari, Enzo Ferrari, bahkan menyebutnya sebagai penghuni rutin bangsal rumah sakit. Kendati demikian, gaya membalapnya diadopsi banyak pembalap lain, misalnya Juan Manuel Fangio dan Stirling Moss.

"Karena cara mengemudi Farina yang gila, hanya Bunda Maria yang mampu menjaganya tetap berada di lintasan. Dan kami semua berpikir suatu hari nanti, ia (Bunda Maria) akan lelah membantunya," komentar Fangio.

Baca Juga: Kimi Raikkonen, Pembalap Formula 1 yang Nyaris Bangkrutkan Timnya

Writer

Written by IRIZU

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya