TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Apa itu Doping? Ini Arti, Sejarah, dan Kasus yang Terkenal

Pernah dilakukan bintang dunia

Diego Maradona (twitter.com/FIFAWorldCup)

Dalam sebuah pertandingan olahraga, setiap atlet berlomba-lomba menjadi yang terbaik agar meraih kemenangan atau juara dengan mengutamakan nilai integritas dan sportivitas. Nilai sportivitas berarti jujur dan adil terhadap lawan serta mengakui keunggulan dan kelemahannya sendiri.

Namun, tidak sedikit pihak yang bermain curang dalam sebuah cabang olahraga. Kecurangan yang dilakukan mulai dari pengaturan skor, suap, hingga doping. Dalam kompetisi olahraga, doping adalah perbuatan yang dilarang karena atlet mengonsumsi obat peningkat performa tertentu. Hal ini dianggap curang karena tidak adil dengan peserta lainnya.

Sebenarnya, apa itu doping dan bagaimana sejarah awalnya? Simak pembahasan selengkapnya beserta kasus-kasus doping yang terkenal di dunia berikut ini.

1. Pengertian doping

ilustrasi obat doping (pixabay.com/jorono)

Doping adalah istilah penggunaan obat-obatan tertentu yang meningkatkan performa atlet dengan tujuan agar dapat bertanding lebih baik. Penggunaan obat-obatan ini dianggap tidak sportif dan tidak etis jika dilakukan oleh atlet karena juga melanggar nilai integritas pada diri mereka.

Larangan doping ini sebenarnya semata-mata bertujuan agar setiap atlet yang bertanding memiliki kesempatan sama untuk menang. Sebab jika ada pemain yang doping, tentu performanya akan lebih meningkat dari biasanya.

Selain itu, doping juga secara tidak langsung bisa memengaruhi masyarakat untuk terbiasa menggunakan obat-obatan tertentu, termasuk narkotika. Di sisi kesehatan, penggunaan doping juga dapat memengaruhi kesehatan para atlet.

Contohnya jenis obat steroid yang dapat meningkatkan massa otot dan obat stimulan yang akan meningkatkan kerja otak serta mengurangi kelelahan. Keduanya memang baik untuk meningkatkan performa atlet, tapi jika dikonsumsi terus-menerus akan berdampak buruk bagi tubuh dan menyebabkan ketergantungan.

2. Sejarah doping

ilustrasi doping ilegal dalam olahraga (pexels.com/Karolina Grabowska)

Sebenarnya, doping adalah praktik yang sudah berlangsung sejak zaman Romawi dan Yunani kuno. Saat itu, banyak gladiator yang mengonsumsi ramuan tertentu supaya bisa bertanding lebih baik.

Kasus doping pertama

Kasus doping pertama yang ketahuan dilakukan oleh Abraham Wood pada 1807. Abraham Wood adalah atlet jalan cepat dari Inggris yang mengaku mengonsumsi jenis obat laudanum, yaitu alkohol yang dicampur narkotika jenis opium. Menurutnya, obat laudanum dapat membantu menjaga ketahanan tubuh dan dapat terjaga hingga malam hari.

Sejak saat itu, banyak atlet yang menggunakan obat-obatan lain untuk meningkatkan performa dalam bertanding. Khususnya pada cabang olahraga yang membutuhkan ketahanan tubuh ekstra, contohnya balap sepeda yang berlangsung selama beberapa hari.

Sempat populer digunakan

Doping, terutama obat-obatan steroid, sempat populer digunakan para atlet. Kabarnya penggunaan steroid dipopulerkan atlet angkat besi, John Ziegler asal Amerika Serikat.

Ia menggunakan obat-obatan steroid setelah mengetahui kalau atlet angkat besi asal Uni Soviet juga menggunakan jenis obat testosteron saat bertanding. Bahkan, John Ziegler pernah mendorong perusahaan obat di AS untuk memproduksi obat-obatan baginya agar bisa bersaing dengan Uni Soviet.

Pada dasarnya, saat itu penggunaan obat-obatan oleh para atlet bertujuan menarik minat penonton untuk menonton pertandingan. Sebab, kala itu penonton biasanya akan datang menonton pertandingan jika para atlet menarik perhatian mereka.

Ketika itu, makin banyak penonton maka makin besar pula hadiah yang atlet dapatkan jika memenangkan kompetisi tersebut.

Baca Juga: 11 Jenis Obat Doping Ilegal dalam Olahraga, Apa Saja?

3. Sanksi doping

World Anti-Doping Agency (WADA) (olympics.com)

Setelah maraknya penggunaan obat-obatan tertentu bagi para atlet, mulai banyak organisasi olahraga yang melarang praktik ini. Sejumlah organisasi olahraga menyiapkan sanksi bagi atlet yang tidak lolos tes doping.

Hingga pada 1999, dibentuk lembaga yang bertujuan untuk mengembangkan peraturan larangan doping bagi atlet yang diberi nama World Anti-Doping Agency (WADA). Lembaga ini memiliki seperangkat aturan yang melarang penggunaan obat-obatan tertentu bagi atlet untuk semua cabang olahraga.

Contoh sanksi doping adalah membayar denda, tidak mendapat hadiah jika menang, tidak diloloskan dalam tes obat-obatan, diskualifikasi pada kejuaraan tertentu, larangan mengikuti kompetisi dalam hitungan bulan atau tahun, hingga menarik trofi yang didapat.

Namun, WADA bukan satu-satunya lembaga yang mengatur tentang praktik doping dalam olahraga. Biasanya setiap organisasi olahraga memiliki peraturan tersendiri terkait doping dengan sanksi mirip seperti yang diterapkan WADA.

Baca Juga: 5 Pemain Bola yang Disanksi Akibat Doping, Pogba Menyusul?

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya