Sejarah Golf dan Filosofinya yang Mengajarkan Kejujuran 

Golf mulai menjadi tren di kalangan remaja

Golf saat ini dapat dikatakan sebagai salah satu olahraga yang digandrungi. Tidak hanya di kalangan pebisnis, tetapi juga anak-anak muda. Bisa dilihat saat akhir pekan, lapangan golf sering dipenuhi anak-anak muda.

Anggapan golf olahraga yang mahal belakangan tidak sepenuhnya benar. Jika kamu belum mampu membeli peralatannya, kamu bisa meminjam atau menyewa peralatan; menggunakannya bersama teman-teman; atau membeli peralatan bekas di pasaran. Harga sewa lapangan pun sudah tidak semahal dahulu.

Sebenarnya, dari manakah olah raga yang menggunakan tongkat untuk memukul bola ini? Untuk mengenalnya, yuk, kita simak sejarah golf dan filosofinya yang mengajarkan kejujuran.

1. Sejarah golf yang kabarnya berkembang di Skotlandia

Sejarah Golf dan Filosofinya yang Mengajarkan Kejujuran Para remaja sedang bermain golf. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Asal mula golf masih simpang siur. Namun, dilansir Golf.com, golf terinspirasi dari penggembala Skotlandia yang sering memukul batu-batu kecil menggunakan tongkat.

Penggembala ini mengarahkan batu-batu kecil ke lubang yang menjadi sarang kelinci. Di tempat inilah kemudian berkembang sebuah klub golf tertua bernama The Royal and Ancient Golf Club of St Andrews.

Banyak versi yang berkembang. Seperti penelitian yang dilakukan Prof. Ling Hongling dari Universitas Lanzhou. Ia menyebutkan bahwa golf mulai dikenal pada era Dinasti Tang Selatan di Cina. Ada juga yang mengatakan kalau olahraga ini sudah dimainkan masyarakat Belanda di Loenen aan de Vecht pada 26 Februari 1297.

Walaupun banyak versi, golf yang ditemukan di Skotlandia jadi cikal bakal permainan golf era modern seperti saat ini. Lapangan golf dengan delapan belas lubang juga dikembangkan di sana. Dari Skotlandia inilah golf mulai diperkenalkan ke Inggris hingga ke seluruh dunia.

Golf pada awalnya disebut dengan nama gouf. Istilah gouf ini kemudian berkembang lagi menjadi goulf, yang memiliki arti 'memukul'. Uniknya, ada yang menyebut kalau golf memiliki kepanjangan gentlement only ladies forbidden, di mana olahraga ini hanya diperuntukkan bagi kaum pria.

Pada awalnya, jumlah lubang pada permainan golf juga bukanlah 18, melainkan 11 lubang yang memiliki jarak berdekatan. Kemudian, pada 1767, lapangan golf dibuat memiliki sembilan lubang. Jika dimainkan secara bolak-balik menjadi delapan belas lubang.

Stik atau tongkat pemukul yang pertama kali digunakan terbuat dari kayu, bukan dari logam seperti saat ini. Begitu juga bolanya. Awalnya terbuat dari kayu, baru kemudian dikembangkan menjadi bola dengan inti dari campuran polimer dan karet.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Kacamata Golf Pria, Aksesori Penting!

2. Golf mengajarkan kejujuran

Sejarah Golf dan Filosofinya yang Mengajarkan Kejujuran Seorang pemain golf remaja tengah memukul bola golf. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Sebagai olahraga, golf memberikan kesehatan bagi tubuh. Namun, di balik manfaat untuk kesehatan, ternyata golf memiliki filosofi untuk mengajarkan pemainnya berperilaku jujur, baik saat bermain biasa maupun saat pertandingan.

Setiap atlet harus jujur terhadap pencapaiannya di lapangan, tidak boleh mengubah-ubah data. Tidak boleh memberikan data-data yang tidak sesuai dengan tujuan terlihat memiliki hasil yang baik.

Jika seorang pemain, khususnya atlet golf, berkelakuan tidak jujur, maka ia akan mendapatkan hukuman. Hukumannya beragam. Bisa pengurangan skor, diskualifikasi, hingga skorsing.

Nah, jika kamu berminat untuk mencoba bermain golf, sebaiknya kamu jajal dahulu lapangan driving range. Lapangan ini khusus untuk belajar menggunakan stik golf. Perlu diingat, saat bermain golf, kamu juga harus siap berjalan kaki setelah memukul bola ke lubang yang dituju.

Baca Juga: 5 Perbedaan Stick Golf Pria dan Wanita yang Perlu Kamu Ketahui

Ari Budiadnyana Photo Verified Writer Ari Budiadnyana

Menulis dengan senang hati

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Gagah N. Putra

Berita Terkini Lainnya