Pemain Keturunan Banyak Main di Super League, Pengamat: Tak Masalah

- Tak masalah jika pemain keturunan main di Super League
- Ada dua faktor yang membuat ini terjadi: jam terbang kompetisi, usia, dan tawaran gaji
- Banyaknya pemain keturunan main di Super League bisa berpengaruh pada kualitas Timnas Indonesia
Jakarta, IDN Times - Fenomena pemain keturunan yang membela Timnas Indonesia main di Super League sekarang merebak. Terbaru, ada isu yang menyebut Joey Pelupessy dan Maarten Paes yang semakin dekat dengan Persib Bandung.
Jika itu terjadi, makin banyak pemain keturunan yang mentas di Super League. Sebelumnya, sudah ada Jordi Amat, Jens Raven, Rafael Struick, Thom Haye, dan Eliano Reijnders yang main di Indonesia.
1. Tak masalah jika memang sifatnya profesional

Menanggapi banyaknya pemain keturunan yang mulai main di Super League, pengamat sepak bola Kesit Budi Handoyo menyebut itu adalah hal lumrah. Menurutnya, setiap pemain berhak menentukan di mana dia bermain.
"Ya, sah-sah saja pemain menentukan main di Super League, karena setiap pemain boleh menentukan di mana dia ingin bermain, sepanjang memang ada tawaran yang pas dan sifatnya profesional," kata Kesit kepada IDN Times.
2. Ada dua faktor yang membuat ini terjadi

Kesit menyebut, ada dua faktor yang membuat para pemain keturunan ini mau mentas di Super League. Hal itu berkaitan dengan jam terbang kompetisi, usia, serta tentunya tawaran gaji yang menggiurkan.
"Pertama, karena peluang mereka main di klub lamanya sangat kecil akibat kalah bersaing, faktor usia, serta main di Indonesia akan lebih banyak dapat kesempatan bermain, serta adanya iming-iming gaji lebih besar," kata Kesit.
3. Akankah berpengaruh pada kualitas Timnas Indonesia?

Lebih lanjut, Kesit menyebut banyaknya pemain keturunan ini main di Super League bisa jadi berpengaruh pada kualitas Timnas Indonesia. Namun, itu semua sifatnya masih relatif. Kenapa demikian?
"Komponen timnas masih ditunjang oleh pemain-pemain keturunan lainnya yang masih berkiprah di Eropa seperti Jay Idzes, Calvin Verdonk, Emil Audero, Ole Romeny, Justin Hubner, Marselino, dan Ragnar Oratmangoen," kata Kesit.
"Sepanjang mereka masih konsisten atau reguler bermain di Eropa, kualitas Timnas Indonesia akan tetap terjaga dan bisa meningkat. Beda cerita jika semua pemain keturunan main di Super League," lanjutnya.

















