Jakarta, IDN Times - Memperingati hari Kartini kali ini, Rabu (21/4/2021), olahraga juga punya sejumlah perempuan yang jadi pejuang tangguh untuk mengharumkan nama Indonesia di kancah nasional dan Internasional.
Deretan Srikandi olahraga ini sukses mengharumkan nama bangsa bahkan hingga ke gelaran multievent kelas dunia.
Berikut deretan 7 sosok kartini olahraga Indonesia:
Legenda bulu tangkis Indonesia, Susy Susanti, rasanya berhak mendapat gelar kartini olahraga nasional.
Mantan atlet bulu tangkis satu ini merupakan sosok pertama yang menyumbangkan medali emas Olimpiade untuk Indonesia. Susy kala itu berhasil menaikkan bendera Merah Putih ke tiang tertinggi pada Olimpiade Barcelona 1992.
Hingga kini, Susy menjadi satu-satunya tunggal putri yang berhasil meraih medali emas Olimpiade buat Indonesia. Tak berhenti di situ, Susy juga sukses membawa segudang prestasi lainnya dari cabor tepok bulu.
Kalau yang satu ini bisa disebut Kartini belia Indonesia, yaitu lifter Windy Cantika Aisah. Pada usianya yang baru menginjak 18 tahun, Windy sukses mencatatkan namanya menjadi salah satu wakil Indonesia yang sudah mengamankan tiket menuju gelaran Olimpiade Tokyo 2020 pada Juni 2021 mendatang.
Windy berhasil meraih medali perunggu pada Kejuaraan Asia Angkat Besi 2021 di Uzbekistan pekan lalu. Dengan catatan itu, Windy berhak atas tiket tampil di Olimpiade.
Aries Susanti juga patut masuk dalam perhitungan. Spiderwoman Indonesia--begitu julukannya--memang sudah bikin bangga Indonesia. Awal kemunculannya adalah pada Asian Games 2018, Jakarta-Palembang, yang lalu.
Kala itu, Aries berhasil mencatatkan sejumlah prestasi. Salah satunya adalah menyabet emas di nomor speed tunggal panjat tebing.
Aries sebelumnya juga sempat menjadi juara di IFSC World Cup di Chongqing, Tiongkok 2018. Kemudian, pada ajang IFSC World Cup di Xiamen, Tiongkok, Aries mencetak rekor dunia.
Jangan tanya kalau bicara Dedeh Erawati. Sebab, dia sudah mencatatkan sejumlah prestasi dari cabor atletik. Selama bertahun-tahun, Dedeh memang jadi andalan Indonesia pada nomor 100 meter lari gawang.
Dedeh tercatat pernah menyumbang dua medali emas dan dua perak pada ajang SEA Games. Pada gelaran Asian Games 2009 di Guangzhou, Tiongkok, Dedeh juga menyumbang medali perunggu untuk Indonesia.
Meski tak lagi muda, semangat Dedeh tak pernah padam. Dia pernah mengikuti kejuaraan khusus untuk usia 35 tahun pada 2016 dan 2018 dan menyumbang prestasi dari sana.
Bicara Lindswell Kwok, artinya selalu membahas soal berapa medali emas yang disumbangkannya untuk Indonesia. Lindswell memang menjadi andalan Indonesia dalam cabor wushu, khususnya di nomor Taijiquan dan Taijijian.
Juara dunia adalah labelnya. Sebab, Lindswell kerap juara di sejumlah event dunia. Kehebatannya mulai muncul sejak 2009 silam. Kala bertanding dalam Piala Dunia Wushu di Toronto, Kanada, kala itu, Lindswell langsung bikin kejutan dengan masuk final.
Dia tampil melawan wakil Jepang, Ai Miyaoka. Saat itu, skor Lindswell sama kuat dengan Miyaoka, 9,80. Namun, karena aturan tie-break, Lindswell menang dan berhak atas medali emas.
Setelahnya, medali seakan begitu akrab dengan Lindswell. Prestasi terakhir yang dipersembahkan Lindswell adalah saat menyabet medali emas di nomor Taijiquan wanita, dengan poin 9,75 dalam ajang Asian Games 2018, Jakarta-Palembang.
Pasca meraih emas di Asian Games 2018, Lindswell pensiun karena alasan cedera. Presiden Joko Widodo yang kala itu menyaksikan Lindswell berlaga, tanpa ragu memuji kiprahnya dan memberikan julukan sebagai 'Ratu Asia'.
Lindswell sempat menerima penghargaan medali Dharma lewat prestasi olahraga dari Republik Indonesia. Itu diraihnya pada 2013 lalu.
Nurfitriyana Saiman, Kusuma Wardhani, dan Lilies Handayani, atau yang biasa dikenal sebagai Tiga Srikandi, tak boleh lepas dari hitungan.
Mereka memang jadi atlet pertama yang menyumbang medali di Olimpiade untuk Indonesia. Tiga Srikandi berhasil memberikan medali pertama untuk Indonesia saat mentas di Olimpiade Seoul 1988 silam.
Siapa yang tak kenal dengan sosok satu ini kan? Liliyana Natsir atau yang akrab disapa Butet adalah legenda bulu tangkis sektor ganda campuran Indonesia.
Butet bukan sekali saja meraih medali di ajang Olimpiade. Sebelum berpasangan dengan Tontowi Ahmad, Butet sempat menyabet medali di Olimpiade Beijing 2008. Kala itu, dia berpasangan dengan Nova Widianto dan meraih medali perak.
Berselang delapan tahun, Butet sukses mempersembahkan medali emas kala berpasangan dengan Owi.