Capaian Indonesia dalam 5 Edisi Terakhir Malaysia Masters

- Indonesia meraih satu gelar juara di Malaysia Masters 2019 melalui Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo
- Indonesia mencatat hasil terburuknya pada edisi 2020 dengan tidak ada wakil yang meraih gelar juara atau mencapai final
- Indonesia menjadi juara umum di Malaysia Masters 2022 dengan raihan dua gelar juara dari sektor tunggal putra dan ganda putra
Malaysia Masters 2025 menjadi destinasi berikutnya bagi pebulu tangkis dunia untuk berburu gelar juara. Berlokasi di Axiata Arena, Kuala Lumpur, Malaysia, turnamen BWF World Tour Super 500 ini akan berlangsung mulai 20 hingga 25 Mei 2025. Indonesia tentu ikut andil di turnamen ini dengan mengirimkan 11 wakil.
Menjelang bergulirnya turnamen, menarik untuk menilik kembali bagaimana kiprah Indonesia dalam lima edisi terakhir Malaysia Masters. Dari tahun ke tahun, performa wakil Merah Putih di turnamen ini mengalami pasang surut. Berikut capaian Indonesia dalam lima edisi terakhir Malaysia Masters.
1. Meraih satu gelar juara di Malaysia Masters 2019
Malaysia Masters 2019 berakhir dengan keberhasilan Indonesia meraih satu gelar juara. Indonesia saat itu meraih satu gelar juara dari sektor ganda putra lewat andalannya, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, yang saat itu berstatus unggulan pertama. Mereka meraih gelar juara dengan mengalahkan ganda putra tuan rumah, Ong Yew Sin/Teo Ee Yi, dengan skor 21-15 dan 21-16 dalam durasi 36 menit. Selain Marcus/Kevin, Indonesia juga memiliki satu wakil lagi pada partai final, yakni Greysia Polii/Apriyani Rahayu. Sayangnya, ganda putri itu berakhir sebagai runner-up setelah kalah dari Yuki Fukushima/Sayaka Hirota asal Jepang.
2. Nirgelar di Malaysia Masters 2020
Indonesia mencatat hasil terburuknya di Malaysia Masters pada edisi 2020 dalam lima edisi terakhir. Pada edisi tersebut, tidak satu pun wakil Indonesia yang meraih gelar juara atau bahkan mencapai final. Pencapaian terbaik wakil Indonesia saat itu hanya mencapai semifinal. Ada empat wakil Indonesia yang melaju hingga semifinal, yakni Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto dari sektor ganda putra, Greysia Polii/Apriyani Rahayu dari sektor ganda putri, serta Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja dari sektor ganda campuran. Ahsan/Hendra, Greysia/Apriyani, dan Hafiz/Gloria terhenti di tangan wakil China. Sementara itu, Fajar/Rian dikalahkan wakil Korea Selatan.
3. Menjadi juara umum dengan dua gelar juara di Malaysia Masters 2022
Setelah menorehkan hasil buruk di Malaysia Masters 2020, Indonesia langsung tampil apik di Malaysia Masters 2022. Indonesia menjadi juara umum pada edisi tersebut dengan raihan dua gelar juara. Dua gelar juara tersebut diraih Chico Aura Dwi Wardoyo dari sektor tunggal putra dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto dari sektor ganda putra. Chico memenangkan laga final atas Ng Ka Long Angus dari Hong Kong, sedangkan Fajar/Rian mengalahkan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dari Indonesia.
4. Pulang tanpa gelar juara di Malaysia Masters 2023
Prestasi Indonesia kembali menurun di Malaysia Masters 2023. Setelah berjaya pada edisi sebelumnya, Indonesia harus pulang tanpa gelar juara pada edisi berikutnya. Di Malaysia Masters 2023, sejatinya ada satu wakil Indonesia yang melaju ke final, yakni Gregoria Mariska Tunjung. Namun, tunggal putri itu kalah dalam laga final dari Akane Yamaguchi asal Jepang. Ia kalah 2 set langsung dengan skor 17-21 dan 7-21 dalam waktu 34 menit.
5. Kembali gagal meraih gelar juara di Malaysia Masters 2024
Indonesia kembali gagal meraih gelar juara di Malaysia Masters 2024. Sama seperti edisi sebelumnya, Indonesia sebenarnya meloloskan satu wakilnya ke partai puncak. Sayangnya, wakil tersebut harus berakhir sebagai runner-up. Adapun wakil tersebut adalah Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari dari sektor ganda campuran. Mereka kalah pada partai final dari andalan tuan rumah, Goh Soon Huat/Lai Shevon Jemie, dalam duel 2 set yang berlangsung selama 48 menit dengan skor 18-21 dan 19-21.
Melihat capaian Indonesia dalam lima edisi terakhir Malaysia Masters, jelas bahwa konsistensi masih menjadi tantangan utama. Meski sempat mencatat prestasi gemilag dengan menjadi juara umum, ada pula momen ketika tak satu pun gelar berhasil diraih.