Dear PBSI, Ayo Bentuk Tim Elite untuk Olimpiade!

- Richard mengusulkan pembentukan tim elite untuk Olimpiade 2028 Los Angeles kepada PBSI setelah memberikan masukan kepada Eng Hian usai Indonesia Open 2025.
- Ia pernah memberlakukan skuad elite di Pelatnas sebelumnya, dengan empat pemain termasuk Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir, serta skema latihan yang berbeda.
- Richard melihat Jafar/Felisha sebagai masa depan bulu tangkis Indonesia, bersama dengan Alwi Farhan dan Putri Kusuma Wardani.
Kudus, IDN Times - Mantan pelatih ganda campuran utama Pelatnas PBSI, Richard Mainaky bicara soal kondisi ganda campuran Indonesia saat ini. Legenda hidup PB Djarum itu mengaku sudah sempat memberi masukan kepada Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI, Eng Hian.
Menurut Richard, tim PBSI perlu kembali menciptakan skuad elite di Pelatnas menuju Olimpiade 2028 Los Angeles. Hal ini disebut Richard sempat diterapkannya saat menjadi juru taktik di Pelatnas.
1. Sudah ajukan ke PBSI untuk ciptakan tim elite

Richard mengaku sempat memberikan masukan kepada Eng Hian usai Indonesia Open 2025 pada Juni lalu. Pelatih yang membawa Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir menjuarai emas Olimpiade 2016 Rio de Janeiro ini mengusulkan agar tim elite segera diberlakukan.
“Dari sekarang kita harus bikin tim elite untuk Olimpiade,” kata Richard mengulangi pesannya kepada Eng Hian. “Jadi tim elite itu tim elite untuk Olimpiade. Pelatnas utama, pratama. Jadi kalau tim elite itu sudah gak bisa diganggu, dia harus dikasih fasilitas yang di atas. Seperti dia makan secara pisah,” ujar Richard lagi.
2. Pernah diterapkan sebelumnya

Richard mengaku sudah sempat memberlakukan skuad elite di Pelatnas PBSI saat masih menjadi penghuni Cipayung. Kala itu, Richard punya empat pemain yang masuk dalam tim elite yakni Tontowi Ahmad (Owi), Liliyana Natsir (Butet), Debby Susanto, dan Praveen Jordan.
“Kan saya dulu bikin seperti itu. Makan secara pisah. Terus dia keberangkatan itu harus berangkat (ke turnamen). Kayak saya kan dulu tim elitnya Owi, Butet, Debby sama Praveen. Itu nggak bisa diganggu. Untuk Olimpiade,” kata Richard.
Selain itu, tim elite juga disebut Richard punya skema latihan yang berbeda. “Latihannya tetap bersama (penghuni pelatnas lainnya), tapi punya konsentrasi yang berbeda,” ujar Richard.
3. Jafar/Felisha jadi masa depan

Melihat kondisi ganda campuran Indonesia saat ini, perhatian Richard justru tertuju pada pasangan muda, Jafar Hidayatullah/Felisha Albertha Nathaniel Pasaribu. Bahkan, Richard menganggap Jafar/Felisha sebagai masa depan bulu tangkis Indoneisa bersama dengan pemain muda lainnya yakni Alwi Farhan (tunggal putra) dan Putri Kusuma Wardani (tunggal putri).
“Kalau kita lihat yang di ganda campuran ada seperti si Jafar/Felisha ya. Itu satu. Itu otomatis baru, itu masa depan kita,” kata Richard.
“Cowok dan tunggal putra si Alwi (Farhan) ya. Terus ke Putri KW, tunggal putri,” kata Richard lagi.