Drazen Petrovic, Sang Mozart Dunia Basket asal Kroasia

Drazen Petrovic adalah mantan pemain basket profesional yang bermain sebagai shooting guard ketika di lapangan. Petrovic lahir di Sibenik, Kroasia, yang saat itu masih tergabung dengan Yugoslavia.
Drazen Petrovic dan basket sudah seperti satu kesatuan karena sejak kecil ia bermain olahraga tersebut di lingkungan rumahnya. Ia sering berlatih sendirian selama berjam-jam untuk mengasah kemampuan menembaknya. Petrovic kecil berusaha mewujudkan mimpinya dengan mengikuti seleksi untuk bergabung dengan tim basket asal kotanya, yaitu KK Sibenka.
Usahanya tidak sia-sia, umur 15 tahun Drazen Petrovic berhasil menembus skuad utama KK Sibenka. Petrovic resmi berkarier secara profesional dengan klub basket asal Kroasia tersebut. Ia merupakan pemain yang berprestasi karena berhasil mengantarkan timnya ini melaju hingga babak final Radivoj Korac Cup sebanyak dua kali meski harus menerima kekalahan.
1. Memulai karier di Eropa

Karier Drazen Petrovic sempat terhenti sejenak karena harus gabung militer Yugoslavia. Pada tahun 1984, setelah menuntaskan kewajibannya, Petrovic mengikuti jejak saudaranya untuk bermain di KK Cibona. Kepindahannya menjadi salah satu keputusan terbaik dalam hidup. Ia berhasil memenangkan berbagai gelar individu dan juga tim. Dirinya menjelma pebasket yang luar biasa.
Selama bermain untuk KK Cibona, Petrovic berhasil membuat rata-rata yang luar biasa, yaitu 37,7 poin dalam empat musim. Bakatnya ternyata menarik minat dari Real Madrid. Pada tahun 1988, dirinya memutuskan untuk bergabung dengan klub asal Spanyol tersebut. Pemain kelahiran Sibenik ini masih menunjukkan permainan yang konsisten ketika di lapangan.
Meski hanya bermain satu musim untuk Real Madrid, Drazen Petrovic sukses mempersembahkan gelar juara dan menjadi faktor pembeda ketika berada di dalam lapangan. Prestasinya tersebut membuat namanya makin harum di kancah bola basket Eropa.
2. Mendapat Julukan The Croatian Mozart

Prestasi Drazen Petrovic ketika masih bermain di liga basket Eropa ternyata membuatnya diberikan julukan sebagai "The Croatian Mozart". Mozart merupakan komposer musik kelas dunia yang berhasil menciptakan sebuah mahakarya indah dan membuat orang-orang ikut larut di dalam karyanya tersebut.
Orang yang pertama kali memanggilnya dengan sebutan The Croatian Mozart adalah Enrico Campana, seorang jurnalis dari Gazzetta dello Sport. Campana memberi julukan tersebut karena ketika melihat permainan dari Drazen Petrovic layaknya menyaksikan kombinasi antara olahraga dan sebuah seni.
Kejadian tersebut membuat nama Drazen Petrovic dikenal luas dengan panggilan Mozart di kalangan penggemar basket Eropa. Petrovic tidak berpuas diri, ia tampak membutuhkan sebuah tantangan baru untuk kariernya sebagai pemain basket top dunia.
3. Mencoba peruntungan di NBA

Tahun 1989, Drazen Petrovic mencoba menjalani karier barunya di Amerika Serikat. Ia memutuskan untuk mengikuti NBA Draft dan berhasil terpilih pada urutan ke-60. Tim yang beruntung mendapatkan jasa shooting guard asal Kroasia ini adalah Portland Trail Blazers.
Kariernya di NBA tidak langsung berjalan mulus. Drazen Petrovic harus berjuang mendapatkan menit bermain ketika masih berseragam Portland Trail Blazers. Hal tersebut terjadi karena Blazers masih memiliki Clyde Drexler sebagai pemain bintang sehingga membuat pebasket Kroasia ini tidak bisa berkontribusi secara maksimal saat di lapangan.
Selama bermain untuk Portland Trail Blazers, Drazen Petrovic rata-rata hanya bermain selama 12 menit dan hanya mencetak kurang dari 7 poin pada setiap pertandingan. Tentu hal ini membuatnya tidak nyaman dan bahkan bisa mematikan kariernya yang sedang menanjak.
Drazen Petrovic tentu tidak mau hanya numpang lewat di kompetisi NBA. Pada musim 1990/1991, ia akhirnya meminta kepada Portland Trail Blazers untuk di-trade ke tim lain. Tentu langkah tersebut diambil demi menyelamatkan karier shooting guard asal Kroasia ini.
4. Titik balik kegemilangan karier di NBA
Drazen Petrovic bergabung dengan New Jersey Nets di pertengahan musim 1990/1991. Pemain yang akrab dipanggil Petro ini akhirnya mendapatkan menit bermain seperti yang diinginkannya. Shooting guard yang satu ini mendapatkan respons positif dari penggemar NBA.
Musim 1991/1992, Drazen Petrovic makin menunjukkan kemampuan mencetak poin melalui tembakan tiga angka di NBA. Ia sukses membuat catatan statistik dengan 44,4 persen keberhasilan membuat tiga poin. Ia merupakan pemain yang sangat cerdik mencari ruang kosong sehingga memudahkan rekan satu tim untuk mengoper bola pada pebasket asal Kroasia ini.
NBA 1992/1993 menjadi musim terakhir Drazen Petrovic berkarier di Amerika Serikat. Bintang kelahiran Sibenik ini terus mempertontonkan progres yang terus membaik ketika di lapangan. Hal tersebut terbukti dengan meningkatnya persentase tembakan tiga angkanya, yaitu 45 persen. Ia juga sukses masuk All-NBA Third Team 1993.
Meski membuat catatan yang luar biasa sepanjang musim 1992/1993, Drazen Petrovic sangat kecewa dengan tidak terpilih untuk mengikuti ajang tahunan, yaitu NBA All-Star. Hal tersebut membuat dirinya mempertimbangkan untuk keluar dari NBA.
5. Tulang punggung tim nasional Yugoslavia dan Kroasia
Permainan mengesankan Drazen Petrovic tidak hanya di klub. Ia juga mampu bersinar bersama tim nasional Yugoslavia dan juga Kroasia. Ia mampu bersinar di berbagai ajang kejuaraan yang diikuti oleh negaranya tersebut.
Pemain kelahiran Sibenik ini pernah meraih mendali Olimpiade bersama Yugoslavia, yaitu perak dan perunggu. Ketika Yugoslavia pecah, Drazen Petrovic masih melanjutkan kariernya dengan membela Kroasia.
Penampilannya masih tetap stabil meski saat itu negaranya sedang diterpa isu politik yang sangat genting. Hal tersebut terbukti ketika Drazen Petrovic bisa membawa Kroasia mendapatkan medali perak di Olimpiade Barcelona 1992. Negaranya hanya kalah dari tim nasional Amerika Serikat yang ketika itu dikenal dengan julukan skuad The Dream Team.
6. Sang legenda menutup usia di puncak karier
Tanggal 7 juni 1993 menjadi kabar duka bagi pencinta basket di seluruh dunia. Drazen Petrovic mengalami kecelakan sehingga merenggut nyawa saat berkendara di Jerman. Ketika itu ia sedang berada di puncak karier sebagai bintang basket, baik di NBA maupun tim nasional Kroasia.
New Jersey Nets atau sekarang bernama Brooklyn Nets ini langsung mempensiunkan jersey dengan nomor punggung 3 di liga. Tidak hanya itu, Petrovic juga masuk dalam Naismith Memorial Basketball Hall of Fame tahun 2002. Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk terima kasih atas kontribusinya terhadap dunia basket, khususnya NBA.
Nama Drazen Petrovic akan selalu dicatat sebagai salah satu pemain dengan tembakan tiga angka terbaik di NBA. Tidak hanya itu, ia adalah salah satu bintang basket terbaik asal Eropa. Dirinya sudah banyak memberi kontribusi terhadap olahraga basket dan sangat layak disebut sebagai seorang legenda.