Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Enea Bastianini Kecewa Tak Bisa Finis Sepuluh Besar di Mandalika

Enea Bastianini (motogp.com)

Meski masih memimpin klasemen MotoGP, Enea Bastianini tak puas dengan hasil balapan basah di Pertamina Mandalika International Street Circuit. Balapan yang berlangsung 20 putaran itu hanya membuatnya finis di posisi ke-11.

Posisi ini hanya memberinya 5 poin kejuaraan. Jika ditambah dengan poin yang ia peroleh di GP Qatar, total poin yang ia kumpulkan sebanyak 30 poin. Bastianini masih menjadi pemimpin klasemen, tetapi selisihnya tipis.

1. Jadi pemimpin klasemen tak begitu penting bagi Enea Bastianini

Enea Bastianini (motogp.com)

Pembalap tim Gresini Racing ini memang belum punya banyak pengalaman di balapan basah MotoGP. Tahun lalu ia hanya pernah dua kali balapan flag-to-flag di kelas premier. Tak heran sebenarnya jika hasil yang ia dapatkan tak maksimal.

Dalam hal poin klasemen, selisihnya memang jadi makin tipis. Dengan Brad Binder (Red Bull KTM) hanya selisih 2 poin. Di belakang mereka ada Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha) dan Miguel Oliveira (Red Bull KTM) yang hanya terpaut 5 poin dari Bastianini.

Bagi Bastianini, perolehan poin di klasemen bukan prioritasnya. Ia hanya ingin tampil apik di setiap balapan.

“Aku pemimpin klasemen, tetapi itu tidak terlalu penting bagiku,” ujar pembalap berjuluk The Beast dikutip Motorsport-total.

2. Bastianini tak senang dengan balapan basah di Mandalika

potret Enea Bastianini (motogp.com)

Tak ada yang bersiap dengan balapan basah di Sirkuit Mandalika. Selama latihan bebas dan sesi kualifikasi, semua pengaturan motor dilakukan untuk balapan kering.

“Aku tidak terlalu senang dengan balapan ini karena aku lebih suka kondisi tetap kering,” kata Bastianini dilansir Motorsport-total.

Jika balapan kering, Bastianini memang punya kesempatan memimpin balapan. Ia start dari urutan ke-5 di grid. Namun, dengan kondisi balapan yang basah, Bastianini memulai balapan dengan buruk dan ia tercecer ke posisi belakang.

“Aku memulai dengan sangat lambat, kemudian aku kehilangan banyak posisi,” ungkap pembalap bernomor 23.

3. Pertarungan seru memperebutkan posisi ke-8

Para pembalap MotoGP memperebutkan posisi terdepan. (motogp.com)

Terlempar ke barisan belakang, Bastianini harus berjuang keras untuk merangsek ke depan. Hanya saja, lintasan yang basah jadi kendalanya di awal balapan.

“Namun, setelah tujuh atau delapan lap aku bisa meningkatkan kecepatanku, dan pada akhirnya aku memang bisa cepat. Aku mendapatkan kembali beberapa posisi,” kata Bastianini dilansir Motorsport-total.

Bastianini terlibat pertarungan hebat memperebutkan tempat ke-8. Aleix Espargaro (Aprilia Racing), Brad Binder (Red Bull KTM), dan Darryn Binder (RNF Yamaha) jadi saingan terdekatnya. Pada akhir balapan, Brad Binder lah yang finis terdepan, disusul oleh Aleix dan Darryn di posisi ke-9 dan ke-10. Sedangkan Bastianini terlempat dari posisi 10 besar.

4. Bastianini terpaksa finis di posisi ke-11

Enea Bastianini dan Darryn Binder (motogp.com)

Bastianini sebenarnya sempat mendesak ke posisi ke-8. Hanya saja, ia melebar setelah terlibat duel dengan Darryn Binder.

“Darryn Binder menyalipku di tikungan dua dan aku terpaksa keluar garis. Itu membuatku mustahil finis di posisi ke-8. Untuk balapan berikutnya saat hujan, aku ingin melakukan balapan yang lebih baik,” kata Bastianini dikutip Motorsport-total.

5. Ada hal menarik dari perolehan poin klasemen musim ini

Enea Bastianini (motogp.com)

Ada fakta menarik tentang klasemen musim ini. Jumlah 30 poin yang dihasilkan Bastianini dalam dua balapan pertama adalah poin terendah yang pernah didapatkan pemimpin klasemen sejak tahun 1987 oleh Wayne Gardner. Meski memang, penilaian poin saat itu berbeda karena yang menang hanya mendapatkan 15 poin.

Selain itu, yang jadi pemimpin klasemen pun bukan pembalap dari tim pabrikan. Tahun 2022 jadi musim ketiga beruntun seorang pembalap tim satelit bisa memimpin klasemen setelah dua balapan pertama.

Pada 2021, Johann Zarco (Pramac Racing) yang memimpin klasemen. Lalu pada 2020 ada Fabio Quartararo (Petronas Yamaha) yang mengoleksi poin tertinggi di awal musim.

 

GP Indonesia telah usai. Kini saatnya semua pembalap bersiap untuk bertarung di GP Argentina. Balapan seri ketiga musim ini akan berlangsung di Sirkuit Termas de Rio Hondo. Bisakah Enea Bastianini tampil maksimal dan rebut podium?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ryan Budiman
EditorRyan Budiman
Follow Us