3 Faktor Kegagalan Dallas Mavericks di NBA 2024/2025

Dallas Mavericks merupakan finalis NBA 2024. Dengan status tersebut, banyak orang menaruh ekspektasi besar kepada mereka di NBA 2024/2025. Ironisnya, tim asuhan Jason Kidd ini justru tampil mengecewakan. Jangankan bersaing dalam perebutan gelar juara, untuk sekadar lolos ke playoffs saja mereka tidak mampu.
Mavericks sendiri mengakhiri musim reguler dengan finis di posisi sepuluh klasemen Wilayah Barat dan harus melalui play-in untuk ke playoff. Mereka awalnya berhasil mengalahkan Sacramento Kings. Namun, saat perebutan tempat kedelapan, Mavericks dibuat bertekuk lutut oleh Memphis Grizzlies.
Kegagalan Mavericks di NBA 2024/2025 tentu disebabkan beberapa faktor. Guna membahas lebih lanjut, yuk, simak ulasan di bawah ini!
1. Menukar bintang utama, Luka Doncic
Dallas Mavericks menggemparkan NBA pada bursa pertukaran pemain pada pertengahan musim. Sebab, Mavericks terlibat dalam pertukaran tiga tim yang membuat bintang utama mereka, Luka Doncic, pindah ke Los Angeles Lakers. Sebagai gantinya, Mavericks memperoleh Anthony Davis, Max Christie, serta hak pilih putaran pertama NBA Draft 2029.
Keputusan Mavericks menukar Doncic tentu mengejutkan. Sebab, dia merupakan sosok yang berjasa besar bagi tim. Kepergian Doncic pun memengaruhi performa Mavericks. Mereka jadi sulit bersaing sehingga hanya menempati posisi kesepuluh klasemen Wilayah Barat pada akhir musim reguler.
Sebaliknya, keuntungan besar didapat Los Angeles Lakers. Usai diperkuat Doncic, penampilan mereka kian solid. Alhasil, Lakers bisa melaju ke playoff sebagai tim peringkat ketiga klasemen Wilayah Barat.
2. Dilanda badai cedera
Cedera juga menjadi penghambat Dallas Mavericks di NBA 2024/2025. Banyak pemain mereka yang harus menepi karena mengalami masalah tersebut. Adapun pemain yang dilanda cedera dan absen cukup lama ialah Dante Exum, Dereck Lively II, Jaden Hardy, Daniel Gafford, PJ Washington, serta dua sosok penting, Anthony Davis dan Kyrie Irving.
Davis yang diharapkan membawa angin usai bergabung justru mengalami cedera pada laga debutnya bersama Mavericks. Dia pun absen selama 20-an laga. Tak sampai di situ, Kyrie Irving ikut cedera. Ia dilanda cedera anterior cruciate ligament (ACL) di lutut kirinya dan harus mengakhiri musim lebih cepat.
Badai cedera tersebut tentu mengganggu keseimbangan tim. Mavericks jadi sulit melakukan rotasi karena opsi yang terbatas. Bahkan, sepanjang musim reguler, hanya ada tiga pemain yang cukup bugar sehingga bisa melakoni banyak laga, yaitu Klay Thompson, Spencer Dinwiddie, dan Naji Marshall.
3. Pertahanan yang kurang maksimal
Manajer umum Dallas Mavericks, Nico Harrison, sempat berujar, tim dengan pertahanan kuat bisa memenangkan kompetisi. Itu menjadi alasan di balik pertukaran Luka Doncic dan Anthony Davis. Kehadiran Davis untuk memperkuat pertahanan Mavericks yang belum maksimal. Namun, ironisnya, Davis justru mengalami cedera.
Pertahanan Mavericks pun tidak banyak berubah. Bahkan, dari 30 tim, Mavericks berada di urutan ke-20 tim dengan defensive rating terburuk yang nilainya mencapai 115. Mavericks sejatinya unggul dalam hal blok. Mereka mencatat rata-rata 5,4 blok per game. Jumlah itu menempatkan Mavericks di urutan ketujuh tim dengan blok terbaik. Kekurangan Mavericks terletak pada defensive rebound dan steal. Mereka hanya mengemas rata-rata 69,4 defensive rebound dan 7,8 steal.
Sama seperti yang dikatakan Nico Harrison sebelumnya, tim dengan pertahanan kuat berpeluang tampil lebih baik. Hal itu pun terbukti. Tim-tim papan atas, seperti Oklahoma City Thunder, Orlando Magic, Los Angeles Clippers, Boston Celtics, dan Houston Rockets memiliki torehan defensive rating yang bagus.
Perjalanan Dallas Mavericks di NBA 2024/2025 berakhir secara mengecewakan. Mereka harus menemukan cara untuk bangkit sehingga tampil lebih siap pada musim berikutnya.