Faktor Peningkatan Performa RB21 pada Paruh Kedua F1 2025

- Performa Red Bull menurun di paruh pertama F1 2025 dibandingkan dengan musim sebelumnya
- Masalah keseimbangan mobil RB21 menjadi biang keladi performa buruk Red Bull pada paruh pertama F1 2025
- Penerapan pembaruan pada bagian sayap depan dan lantai mobil memberi dampak positif pada paruh kedua F1 2025
Kebangkitan Red Bull pada paruh kedua musim ini menjadi salah satu hal menarik dari pekan balap Formula 1 GP Amerika Serikat 2025. Tim yang berbasis di Milton Keynes, Inggris, tersebut telah meraih 3 kemenangan dalam 4 seri balap terakhir setelah balapan di sana. Semua kemenangan diraih Max Verstappen, tetapi capaian mengesankan Red Bull sendiri tak lepas dari peningkatan performa RB21. Sempat mengalami masalah keseimbangan, RB21 kini tampil stabil saat melibas tikungan.
1. Performa Red Bull pada paruh pertama Formula 1 2025 mengalami penurunan dibandingkan dengan periode yang sama musim lalu
Penampilan Red Bull sepanjang paruh pertama Formula 1 2025 mengalami penurunan dibandingkan dengan periode yang sama pada musim sebelumnya. Hal tersebut tecermin dari hasil balap mereka dalam 14 seri awal. Red Bull hanya menorehkan dua kemenangan di GP Jepang dan Emilia Romagna lewat Max Verstappen.
Padahal, Red Bull mampu meraup 7 kemenangan pada 14 seri perdana musim lalu. Capaian tersebut terjadi di GP Bahrain, Arab Saudi, Jepang, China, Emilia Romagna, Kanada, dan Spanyol. Verstappen memborong semua kemenangan musim lalu dengan mengemudikan RB20.
Selain jumlah kemenangan, poin dan posisi Red Bull di klasemen konstruktor juga menurun pada 2025 ini. Mereka menutup paruh pertama Formula 1 2024 sebagai pemuncak klasemen dengan koleksi 408 poin. Namun, Red Bull hanya mampu bertengger di peringkat keempat setelah mengumpulkan 194 pada periode yang sama musim ini.
2. Masalah keseimbangan mobil RB21 menjadi biang keladi performa buruk Red Bull pada paruh pertama Formula 1 2025
Penurunan Red Bull pada paruh pertama Formula 1 terjadi bukan tanpa sebab. RB21 mengalami masalah keseimbangan yang berimbas kepada performa mereka di lintasan. Formula 1 melansir, Verstappen kesulitan menyeimbangkan mobil saat melibas tikungan, terutama di sirkuit dengan karakteristik downforce tinggi. Sebab, sirkuit dengan karakteristik semacam itu membuat sayap belakang lebih banyak bekerja.
RB21 cenderung tidak responsif saat melintasi tikungan kecepatan rendah. Hal ini menyebabkan mobil mengalami understeer sehingga melebar di tikungan dan pembalap kehilangan waktu untuk berakselerasi. Jika mobil diatur untuk mengatasi masalah tersebut, masalah lain justru muncul. Mobil menjadi tidak terlalu stabil ketika memasuki tikungan yang lebih cepat.
Red Bull tak tinggal diam ketika masalah tersebut muncul. Mereka melakukan serangkaian pembaruan yang berfokus kepada sayap depan dan lantai bawah mobil. Area flap yang luas pada sayap depan dibuat lebih elastis ketimbang versi sebelumnya sembari tetap patuh pada aturan batas uji beban statis yang telah diperbarui sejak GP Spanyol 2025.
Hal ini memungkinkan sayap yang lebih kuat dipakai untuk memperluas jangkauan rentang kecepatan agar mobil dapat seimbang. Dengan sayap depan yang lebih luas, peningkatan downforce yang diikuti dengan kecepatan jadi kurang mencolok dibandingkan dengan bagian belakang. Hal tersebut membuat rotasi responsif pada kecepatan rendah bisa tercapai dengan risiko lebih kecil terhadap ketidakstabilan saat melibas tikungan berkecepatan tinggi.
Mekanisme seperti itu sejatinya menggambarkan pusat tekanan aerodinamika yang bergerak ke belakang seiring dengan kecepatan yang meningkat. Semua mobil F1 akan mengalami hal tersebut hingga titik tertentu. Makin banyak itu terjadi, makin baik mobil karena membuka rentang jendela kecepatan sehingga keseimbangan dapat dicapai. Pembalap bisa memaksimalkan performa mobil untuk melaju lebih kencang ketimbang rival mereka.
3. Penerapan pembaruan pada bagian sayap depan dan lantai mobil memberi dampak positif pada paruh kedua Formula 1 2025
Red Bull menerapkan serangkaian pembaruan untuk mobil RB21 pada paruh kedua Formula 1 2025. Mereka menerapkan sayap yang lebih besar pada pekan balap GP Belanda. Hasilnya, Max Verstappen mampu finis kedua dengan jarak 1,271 detik dari Oscar Piastri.
Red Bull juga memasang lantai baru di mobil RB21 pada pekan balap GP Italia. Pada balapan tersebut, Verstappen sukses melesat sebagai pemenang dengan keunggulan 19,207 detik atas Lando Norris. Verstappen mengakui pembaruan bagian lantai mobil benar-benar membantunya saat tampil di lintasan. Pembalap asal Belanda itu mengungkapkannya dalam sebuah wawancara dengan Sky Sports F1 setelah GP Azerbaijan.
"Aku pikir ini adalah kombinasi dari banyak hal yang jadi lebih baik dalam beberapa pekan terakhir. Jadi, kami sedikit lebih memahami tentang mobil ini. Tentunya, ini adalah dua sirkuit dengan downforce rendah, jadi kami harus menunggu dan melihat performa kami saat berada di sirkuit dengan downforce tinggi," jelas Max Verstappen dilansir Formula 1.
Performa RB21 juga teruji di sirkuit dengan downforce tinggi. Max Verstappen mampu finis kedua di GP Singapura. Bahkan, ia mampu menyapu bersih kemenangan balapan sprint dan utama di GP Amerika Serikat.
Rentetan perubahan untuk RB21 bukan dikerjakan secara mendadak. Rencana itu sudah dirancang jauh sebelum jeda musim panas. Pembaruan itu dikerjakan tim teknis yang terdiri dari Pierre Wache, Enrico Baldo, dan Ben Waterhouse. Laurent Mekies selaku kepala tim mengakui pendekatan untuk tetap memberi pembaruan terhadap RB21 telah berdampak kepada sumber daya yang dialokasikan dalam pengembangan mobil versi 2026. Namun, hal ini dipandang sebagai langkah sepadan mengingat peluang meraih gelar juara masih terbuka.
"Tentunya, aku pikir itu adalah hal yang benar dari perspektif Red Bull Racing tanpa melihat ke pesaing lainnya. Sangat penting bagi kami untuk memahami apakah proyek ini memiliki performa lebih baik. Ini menjadi hal penting untuk kami mencari tahu hal tersebut. Sebab, kami akan menilai dan mengembangkan proyek tahun depan dengan alat dan metodologi yang sama meskipun regulasinya benar-benar berbeda," jelas Laurent Mekies dikutip Motorsport.
4. Helmut Marko mengisyaratkan Red Bull akan membawa pembaruan untuk RB21 pada sisa Formula 1 2025
Langkah Red Bull dalam persaingan gelar juara pembalap Formula 1 2025 masih berlanjut pada seri berikutnya. Helmut Marko selaku penasihat Red Bull memberi sinyal timnya akan melakukan peningkatan pada mobil RB21 dalam lima seri tersisa. Namun, ia tak memberi penjelasan perinci terkait pembaruan yang akan dipakai serta waktu pemakaiannya.
"Kami masih punya sesuatu di balik lengan kami. Aku tak tahu pasti kapan itu akan datang. Ada suasana yang sangat baik di tim saat ini. Anda bisa melihat McLaren tak lagi memiliki kemudahan itu. Oscar Piastri juga sedikit kesulitan kali ini. Aku berharap kondisinya tetap seperti itu," ucap Helmut Marko dilansir F1i.
Gelar juara konstruktor sudah tak lagi bisa Red Bull gapai pada 2025 ini. Namun, mereka punya secercah harapan untuk membantu Max Verstappen mempertahankan gelar juara pembalap sebelum regulasi baru berlaku pada 2026. Bisakah Red Bull dan Verstappen tersenyum pada akhir musim nanti? Menarik untuk ditunggu!
















