Industri Olahraga Tinju Menggeliat, Perputaran Uang Capai Rp18 Miliar

- Kebangkitan industri olahraga tinju di Indonesia
- Ajang Pasti Fight menandakan geliat industri tinju yang sempat redup di Indonesia, menurut promotor Yoan.
Jakarta, IDN Times - Ajang tinju bertajuk Pasti Fight tuntas terlaksana di Atlas Super Club, Bali pada Minggu (28/9/2025) silam. Pertandingan ini juga sekaligus menghadirkan geliat industri olahraga tinju dengan perputaran uang mencapai Rp18 miliar.
Gelaran tersebut dihelat oleh Uni Combat Council (UCC) dengan Pasti Fight sebagai promotor. Ada 15 partai yang tersaji, melibatkan sembilan atlet tinju profesional di kelas WBA Asia Super Fly Weight. Ada juga atlet dari Thailand dan Filipina turut serta.
1. Menandakan kebangkitan industri olahraga tinju

Promotor Pasti Fight, Yoan, mengaku senang ajang ini bisa terselenggara dengan lancar. Dia senang karena acara tersebut juga menandakan geliat industri olahraga tinju yang sempat redup di Indonesia.
"Sempat redup, tapi karena ada beberapa promotor yang mulai naikin lagi, akhirnya combat sport ini wangi lagi nih di Indonesia dan aku lihat industri, ya, industri olahraga, industri combat sport ini sudah mulai naik, bakal naik lagi," ujar Yoan dalam keterangannya, Jumat (3/10/2025).
2. Perputaran uang yang mencapai Rp18 miliar

Yoan mengatakan, perputaran uang di ajang Pasti Fight begitu terasa. Mereka merasakan perputaran uang dari tiket dan merchandise yang dijual, serta pay per view berkat kerja sama Pasti Fight dengan Vidio selaku pemegang hak siar.
"Jadi memang yang kita kejar, ya, bukan hanya sekadar bagian dari materinya, tapi gimana cara kita relasinya, membuat fighter ini juga punya harapan. Karena kan memang sempat beberapa fighter gak punya harapan lagi," kata Yoan.
Sementara, Asisten Deputi Bidang Pengembangan Industri Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Yusuf Suparman, mengatakan, perputaran uang di Pasti Fight bisa mencapai Rp18 miliar.
"Perputaran uang dari tinju di Atlas Bali sekitar Rp18 miliar dari penjualan tiket dan pay per view melalui Vidio, dan penjualan merchandise serta perputarannya dampak ekonomi selama ajang di Atlas dan sekitarnya," kata Yusuf.
3. Tinju berpotensi besar jadi industri olahraga ciamik

Lebih lanjut, Yoan mengatakan, industri olahraga tinju memiliki potensi untuk jadi besar ke depannya. Apalagi, minat untuk tinju tak cuma berasal dari fans lokal, tetapi juga internasional. Dukungan pemerintah pun dibutuhkan.
"Industri tinju ini bukan hanya sama untuk masyarakat lokal, tapi bahkan di luar negeri juga bisa. Tapi bagaimana caranya promotor, pemerintah, dan para petinju yang lain di Indonesia ini bisa kolaborasi," kata Yoan.