Kawasaki Tak Punya Minat untuk Menggantikan Suzuki di MotoGP

Keputusan Suzuki untuk hengkang dari MotoGP pada akhir musim 2022 meninggalkan ruang kosong di kejuaraan dunia Grand Prix. Line-up yang saat ini berjumlah 24 pembalap berkurang menjadi 22 pembalap.
Spekulasi tim mana yang akan mengganti pabrikan asal Hamamatsu tetap jadi bahasan. Sempat ada kabar kursi kosong itu akan diisi tim satelit baru. Ada juga kabar bahwa pabrikan tertentu punya keinginan berlaga di kelas tertinggi.
Ada satu hal yang sudah pasti. Pabrikan asal Jepang, Kawasaki, tak punya minat untuk menggantikan Suzuki di MotoGP.
1. Kawasaki tampil lebih dominan di WorldSBK

Kawasaki sudah jadi tim mapan di kejuaraan dunia WorldSBK. Secara total, tim balap yang terkenal dengan warna hijau itu sudah mengemas 8 gelar juara dunia, yang 6 di antaranya diraih Jonathan Rea.
Karena prestasinya tersebut, tak heran Kawasaki dijadikan salah satu pilihan pengganti Suzuki. Apalagi Rea disebut layak turun balap di kompetisi selevel MotoGP. Kursi kosong yang ada saat ini sebenarnya bisa jadi kesempatan bagi Kawasaki untuk comeback ke ajang Grand Prix.
2. MotoGP belum dilirik Kawasaki

Meski begitu, MotoGP bukan kompetisi yang dilirik para petinggi Kawasaki. Manajer tim Kawasaki Racing Team (KRT), Guim Roda, menyatakan bahwa pabrikannya lebih fokus untuk berkompetisi di WorldSBK.
“Dari kacamata Kawasaki, bertahun-tahun lalu, aku percaya KMC (Kawasaki Motor Corporation) Jepang memutuskan untuk fokus di kejuaraan WorldSBK untuk beberapa alasan kunci, dan sampai saat ini, alasan tersebut masih relevan,” kata Guim Roda seperti dilansir Crash.
3. WorldSBK lebih cocok untuk Kawasaki

Dalam dunia balap ada istilah "win on sunday, sell on monday". Ini mengacu kepada strategi pemasaran untuk menggaet konsumen agar membeli motor yang mampu memenangi balapan. Bagi Kawasaki, WorldSBK masih menjadi kompetisi yang paling tepat untuk tujuan itu.
“Brand value dari paparan media yang dihasilkan oleh WorldSBK sangat bagus dan itu menunjukkan cara kerja yang serius dan kualitas dari Kawasaki. Di KRT, kami merasa (WorldSBK) ini membantu dalam penjualan model lain, bukan hanya Ninja. Sepeda motor itu tentang gairah, dan dengan balapan, kami menegaskan semangat ini,” kata Guim Roda.
4. Turun balap di WorldSBK tak serumit MotoGP

Untuk Kawasaki, membalap di WorldSBK punya alur kerja yang lebih sederhana, tetapi mampu menghasilkan penjualan. KRT lebih mudah mengatur sumber daya internal mereka. Hubungan antara bagian riset dan bagian produksi massal bisa terhubung dengan lebih baik dibandingkan membuat motor yang hasil akhirnya tak bisa dikendarai oleh konsumen di jalanan.
“Secara teknis, di WorldSBK kami menggunakan motor model produksi massal. Lebih logis untuk membalap dengan cara seperti ini dibandingkan membuat sasis, mesin, atau aerodinamis baru setiap tahunnya seperti di MotoGP,” kata Guim Roda dikutip Crash.
5. Kawasaki sempat podium di MotoGP era 2002—2008

Kawasaki bukan pabrikan baru di MotoGP. Pada 2002, Kawasaki kembali berlaga di MotoGP setelah absen selama 20 tahun. Mengandalkan Ninja ZX-RR, pabrikan Jepang ini meraih 4 podium selama periode 2002—2008.
Sayangnya, keikutsertaan Kawasaki di MotoGP tak berumur panjang. Pada Januari 2009, Kawasaki mengumumkan untuk menghentikan aktivitasnya di MotoGP sebagai akibat dari krisis keuangan global. Sampai saat ini, Kawasaki belum pernah berniat kembali ke ajang Grand Prix.
Kawasaki sudah memastikan diri tak akan turun balap di MotoGP 2023. Untuk tahun depan, siapakah yang akan menggantikan slot kosong yang ditinggalkan Suzuki?