Kegagalan Maverick Vinales Buat Massimo Rivola Naik Pitam

Fabio Quartararo menegaskan diri di puncak klasemen MotoGP 2022 usai meraih kemenangan di Sirkuit Sachsenring, Jerman, Minggu (19/6/2022) malam. Quartararo meninggalkan Johann Zarco di urutan kedua dengan selisih waktu 4,939 detik. Sementara, posisi ketiga jadi milik Jack Miller.
Tim Aprilia sempat berharap kedua pembalapnya, Aleix Espargaro dan Maverick Vinales, finis di urutan lima besar. Sayangnya, mimpi itu harus tertunda.
Vinales keluar balapan lebih cepat karena masalah rear ride height device. Selain itu, Aleix Espargaro harus merelakan posisinya diambil Jack Miller.
1. Aleix Espargaro dan Maverick Vinales optimis usai sesi latihan bebas dan kualifikasi
Performa dua pembalap Aprilia terbilang cukup apik di Sirkuit Sachsenring. Saat latihan bebas, misalnya, Aleix selalu berada di urutan 6 besar dari 4 sesi latihan bebas. Baru pada sesi latihan bebas FP4, ia kelimpungan.
Maverick Vinales pun merasakan itu. Untuk ketiga kalinya pada 2022, pembalap berjuluk Top Gun itu berhasil lolos langsung sesi kualifikasi Q2.
Pada sesi kualifikasi, Aleix Espargaro mencatatkan waktu 1 menit 20,120 detik. Sedangkan, Maverick Vinales mencatat waktu 1 menit 20,468 detik. Dengan catatan itu, Aleix start dari urutan ke-4 dan Vinales start dari grid ke-9.
2. Fairing baru Aprilia
Usai GP Catalunya, tim Aprilia ikut dalam tes resmi MotoGP di Sirkuit Catalunya (6/6/2022). Kedua pembalap Aprilia mencoba fairing terbaru yang dibawa tim Aprilia dan hasilnya mengesankan.
Maverick Vinales mengakui hal itu. Ia mengatakan bahwa fairing baru itu membuat top-speed lebih baik. Kedua pembalap Aprilia juga menggunakan fairing tersebut di Jerman.
“Kami menggunakan model ini (fairing) sekarang. Aku cukup dekat dengan pembalap lain di lintasan lurus, dan aku bisa menyalip mereka saat masuk tikungan pertama,” kata Vinales dikutip Speedweek.
3. Sesi balapan GP Jerman
Selepas lampu hijau menyala, duo Aprilia start dengan baik. Aleix Espargaro menempel di grup terdepan bersama Fabio Quartararo, Francesco Bagnaia, dan Johann Zarco. Bagnaia keluar lebih cepat akibat kecelakaan saat balapan baru berjalan empat lap.
Aleix masih mencoba mengikuti Quartararo. Sayangnya, posisinya disalip Johann Zarco. Kedua pembalap Prancis itu kemudian pergi meninggalkan Aleix di urutan ketiga.
Saat pertengahan balapan, Maverick Vinales menempel Aleix Espargaro hingga sebelas lap terakhir. Sial bagi Vinales, rear ride height device miliknya tidak berfungsi dengan baik, ia terpaksa masuk ke paddock dan menyelesaikan balapan lebih cepat.
4. Aleix Espargaro merelakan podium ketiga kepada Jack Miller
GP Sachsenring bukan milik tim Aprilia. Setelah mendominasi posisi ketiga, Aleix Espargaro harus merelakan posisinya diambil Jack Miller.
Tidak dimungkiri bahwa Miller tampil impresif. Kendati terkena sanksi long lap penalty, pembalap Australia itu terus merangsek ke barisan depan, membuntuti Aleix Espargaro dan Maverick Vinales di urutan keempat.
Selepas Vinales tersingkir, Aleix Espargaro mempertahankan posisi ketiga. Miller sempat dua kali menyerang Aleix di tikungan pertama. Sayangnya, ia selalu melebar, posisinya tetap milik Aleix.
Menjelang akhir balapan, Aleix melakukan kesalahan, ia melebar ke sisi lintasan, posisinya diambil Miller. Hingga menyentuh garis finis, Aleix tidak berhasil mengejar Miller.
5. Massimo Rivola kritik penggunaan rear ride height device
Usai balapan, Massimo Rivola mengaku cukup kecewa dengan kinerja perangkat rear ride height device. Ia menyoroti hasil balapan Maverick Vinales, padahal pembalapnya itu tampil kompetitif.
Pada lap ke-19, Vinales masuk ke dalam paddock, buntut motornya menempel dengan ban karena kendala teknis. Rivola mengatakan bahwa perangkat rear ride height device itu sangat tidak berguna di RS-GP.
Ia mengeluh perangkat itu hanya membuang biaya, tetapi tidak memberikan kontribusi apa pun di MotoGP. Kondisi itu dirasakan semua pabrikan, kecuali Ducati.
“Kami tidak ingin perangkat ini di MotoGP. Aku benar-benar marah, masalah ini mengganggu. Aku kecewa dengan apa yang terjadi kepada Maverick, padahal ia punya perasaan yang sangat baik,” kata Rivola dikutip Speedweek.
Tim Aprilia menunda mimpi melihat dua pembalapnya finis di urutan lima besar. Kemarahan Massimo Rivola tentu sangat wajar, karena Maverick Vinales sudah mulai mendapat kenyamanan di atas RS-GP.