Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

LEC, Merek Es Krim Milik Pembalap Formula 1 Charles Leclerc

ilustrasi F1 (IDN Times/Mardya Shakti)
ilustrasi F1 (IDN Times/Mardya Shakti)

Charles Leclerc adalah pembalap papan atas Formula 1 yang membela tim legendaris, Ferrari. Melakoni debut Formula 1 pada Grand Prix Australia 2018 bersama Sauber, pembalap berkebangsaan Monako itu sudah berseragam Ferrari semenjak 2019 dan sukses mengantongi 8 kemenangan dengan 43 podium. Pada Formula 1 2025, sang pembalap kelahiran 16 Oktober 1997 bersanding dengan sesama pembalap tersohor, Lewis Hamilton.

Memegang peran penting dalam sejarah Ferrari di Formula 1 tidak serta-merta membuat Charles Leclerc berhenti memburu peluang. Sembari mengukir prestasi untuk tim berjuluk Kuda Jingkrak itu, dirinya mengumumkan usaha es krim rendah kalori yang bertajuk LEC. Kira-kira, apa alasan Charles Leclerc tiba-tiba mencari peruntungan dalam industri es krim?

1. Charles Leclerc menggemari es krim, tetapi juga ingin mantap menjaga kebugaran

Meski memiliki gaya hidup sehat dan seimbang, es krim menjadi kudapan favorit Charles Leclerc. Oleh karena itu, es krim sering kali adalah tantangan nyata bagi sang pembalap. Untuk memenuhi impian akan hidangan penutup yang ringan dan tidak berpengaruh buruk terhadap kebugarannya, Leclerc mendirikan usaha LEC pada April 2024 yang memadukan es krim dan gelato dengan berlandaskan slogan "Mengapa Harus Menolak?"

Bagi Charles Leclerc, LEC bukan sekadar es krim biasa. Es krim itu diklaim rendah kalori, tetapi tanpa mengorbankan rasa sebagaimana kelezatan es krim seharusnya. Dalam satu sajian ringan, kalori LEC berkisar antara 335—399 untuk tiap bak.

LEC paling tidak 32 persen lebih rendah kalori. Terlepas dari kalori yang rendah, es krim itu kaya serat dan protein. Selain itu, LEC juga 53 persen lebih rendah lemak daripada rata-rata es krim bak yang terlaris.

2. Charles Leclerc menceritakan latar belakang pendirian merek es krim LEC

Tidak aneh bagi bintang olahraga dunia untuk merilis merek usaha seperti sepatu kets, parfum, dan lini fesyen. Akan tetapi, usaha es krim Charles Leclerc tentu tidak selazim merek yang dipegang rekan-rekan atlet dalam industri olahraga lain. dalam pemberitaan The New York Times, Leclerc membeberkan alasan di balik pendirian LEC.

Charles Leclerc melihat peluang pasar untuk es krim rendah kalori yang tidak mendiskriminasi atlet, terutama pembalap Formula 1. Dalam melahap tikungan di lintasan, mereka perlu menghadapi tuntutan fisik yang tidak main-main. Saat balapan, pembalap Formula 1 dapat kehilangan hampir 2—4 kilogram cairan, 1,5 ribu kalori, dan 5 persen berat badan.

Laporan Serikat Pangan Italia menjelaskan, satu bak es krim rata-rata mengandung 200 kalori per 100 gram. Kalori es krim LEC yang 32 persen lebih rendah daripada laporan itu dicapai melalui resep yang berfokus menekan kandungan lemak dengan tidak pernah melebihi 5,2 persen. Di sisi lain, pengurangan kalori memang umumnya diraih dengan meminimalisasi lemak dan gula.

Saat kecil, Charles Leclerc pernah menonton Grand Prix sambil membawa satu bak es krim. Dia adalah pembalap yang selalu teliti, dengan demikian telah mencoba seluruh varian es krim LEC. Sementara, tim di balik LEC bekerja melalui uji coba buta dan mencicipi produk pesaing untuk memastikan produksi es krim dengan kelezatan yang tidak berbeda dari es krim biasa.

“Saya ingin mengerjakan proyek yang menyenangkan. Saya menyukai es krim, tetapi bisa makan lebih sedikit karena tanggung jawab saya di lintasan meningkat. Saya ingin menciptakan sesuatu dengan kalori yang lebih rendah sehingga saya bisa memakannya lebih sering,” ungkap Charles Leclerc, dilansir The New York Times.

3. Kurang dari 1 liter untuk tiap porsi, es krim LEC dibanderol 4,99 euro

Usaha es krim LEC diperkenalkan di Milan, Italia, yang memiliki sejarah panjang dengan gelato. Inspirasi nama usaha itu berasal dari sebuah kata dalam bahasa Italia, leccare, yang berarti 'menjilat'. Tak lupa, penamaan LEC juga mereferensikan nama keluarga Charles Leclerc.

"Saya dibesarkan di Italia. Dan, tentu saja, sebagai pembalap Ferrari, saya memiliki hubungan khusus (dengan Italia) sekarang," jelas Charles Leclerc, masih dalam pemberitaan The New York Times.

Dalam mendirikan LEC, Charles Leclerc berkolaborasi dengan Federico Grom dan Guido Martinetti selaku pendiri jaringan gelato Grom. Selain itu, ada juga peran Nicolas Todt, manajer lama Leclerc, dalam membawa usaha es krim LEC meluncur ke pasaran. Es krim itu dapat dibeli di berbagai jaringan supermarket Italia, termasuk Esselunga, IPER La grande i, Bennet, Borello Supermercati, dan Despar-Eurospar-Interspar.

Es krim LEC tersedia dalam lima varian dengan porsi tidak kurang dari 1 liter. Varian itu terdiri dari Vanillove yang lembut, Salty Carammmel yang menggabungkan tiga rasa, Swirly Pistachio-oh! yang jelas bertabur pistasio, Peanut Caramel Tango yang menyatukan kacang panggang dan karamel, serta Chocolate Crunch yang klasik. Varian favorit Charles Leclerc sendiri adalah Vanillove.

Satu porsi es krim LEC dibanderol 4,99 euro yang sama dengan sekitar Rp90 ribu. Saat tahun penerbitan usaha es krim itu, Charles Leclerc menerima banyak ketertarikan dan mempertimbangkan perilisan internasional. Baginya, jika LEC berhasil di Italia, tidak ada alasan untuk tidak meluncurkannya di negara lain.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Written by IRIZU
EditorWritten by IRIZU
Follow Us