Loris Capirossi Puji Keputusan Ducati Rekrut Marc Marquez

MotoGP 2025 akan memulai seri perdana di Buriram, Thailand, pada 28 Februari–2 Maret 2025. Salah satu yang menarik perhatian di MotoGP 2025 adalah susunan pembalap tim pabrikan Ducati. Tim tersebut diperkuat oleh Francesco Bagnaia dan Marc Marquez yang sama-sama berstatus sebagai pembalap pemilik gelar juara kelas utama. Tidak mengherankan hal tersebut membuat Ducati Lenovo Team disebut sebagai tim super.
Langkah Ducati memboyong Marc Marquez ke tim pabrikan menuai reaksi Loris Capirossi. Ia memuji langkah pabrikan asal Italia itu untuk tidak membiarkan Marc Marquez berpaling ke pabrikan lain. Bahkan, Capirossi menyebut keputusan tersebut adalah sebuah hal berani meski Ducati harus kehilangan Jorge Martin.
1. Ducati ambil keputusan menduetkan Francesco Bagnaia dengan Marc Marquez
Ducati pada awalnya ingin menduetkan Francesco Bagnaia dengan Jorge Martin. Sementara itu, Marc Marquez yang musim lalu memperkuat Gresini Racing diproyeksikan bergabung dengan Pramac Racing. Kakak kandung Alex Marquez itu dijanjikan bakal mendapat motor versi terbaru meski berada di tim satelit.
Akan tetapi, opsi tersebut ditolak Marc Marquez. Ia menegaskan Pramac Racing bukan opsi yang diinginkan. Marquez memberi isyarat kala itu dengan menyinggung perihal dukungan jika berada di tim pabrikan.
“Aku adalah orang dengan ide yang jelas. Hal yang aku inginkan adalah motor versi terbaru, dan jika memungkinkan, dengan tim pabrikan. Jika Anda punya motor terbaru, maka Anda punya lebih banyak dukungan. Jika Anda melakukannya dengan tim pabrikan, maka Anda akan mendapatkan lebih banyak lagi,” kata Marquez dilansir Motorsport.
Penolakan tersebut jelas membuat Ducati terpaksa mengambil keputusan sulit. Pada akhirnya, mereka memilih Marc Marquez sebagai tandem Francesco Bagnaia. Di sisi lain, Martin yang gagal mendapat tempat memutuskan bergabung dengan Aprilia Racing. Pramac Racing juga berpisah dari Ducati sehingga kini menjadi tim satelit Yamaha.
2. Loris Capirossi tertarik melihat cara Ducati mengelola suasana garasi musim ini
Duet Marc Marquez dan Francesco Bagnaia menjadi momen paling dinantikan banyak pihak, tak terkecuali Loris Capirossi. Mantan pembalap Ducati periode 2003–2007 itu memandang pilihan mantan timnya tersebut sebagai langkah berani yang tak bisa dihindari. Capirossi menilai Ducati kini sebagai kandidat terdepan dalam perebutan gelar juara di MotoGP 2025 berkaca dari susunan pembalap yang ada.
Walau begitu, Capirossi juga tertarik melihat cara Ducati mengelola suasana garasi. Itu tak lepas dari peluang adanya risiko perselisihan yang melibatkan Marquez dan Bagnaia. Selain faktor kedua pembalap yang berstatus sebagai juara dunia, Bagnaia juga adalah anak didik dari rival abadi Marquez, yaitu Valentino Rossi.
“Ducati akan menjadi kandidat nomor satu untuk merengkuh gelar dan mereka akan melakukannya dengan pasangan pembalap yang sangat kuat seperti Marquez dan Bagnaia. Topik mengelola dua juara seperti mereka di dalam tim juga akan menarik. Menurutku, mereka tidak diragukan lagi membuat keputusan tepat. Mereka tak bisa membiarkan pembalap seperti Marquez pergi,” jelas Capirossi dikutip Crash.
“Sebelum awal musim, semuanya berjalan sangat baik di antara keduanya. Fakta bahwa perkembangan bisa berjalan dalam satu arah karena mereka memberikan umpan balik yang sama. Itu tentu saja positif. Namun, keseimbangan di antara mereka akan benar-benar menjadi hal yang berbeda sepanjang tahun ini,” sambungnya.
3. Loris Capirossi menyebut Aprilia sebagai pesaing potensial untuk Ducati
Tim pabrikan Ducati memang dijagokan dalam persaingan gelar juara MotoGP 2025. Akan tetapi, mereka tetap harus waspada dengan potensi tim lainnya di kejuaraan. Loris Capirossi menyebut Aprilia sebagai penantang Ducati yang menarik untuk dinantikan penampilannya pada musim ini. Terlepas dari cedera yang mendera Jorge Martin, Capirossi melihat potensi Aprilia tak bisa dipandang sebelah mata.
“Aku melihat Aprilia dengan sangat baik. Sayang sekali untuk Martin yang langsung mengalami cedera saat tes dan absen pada seri pembuka musim ini. Akan tetapi, semuanya berjalan baik dengan Marco Bezzecchi. Dia punya kesempatan untuk bekerja dengan motor dan pengembangannya,” ujarnya.
Tim pabrikan Ducati memang gagal meraih gelar juara pembalap musim lalu. Walau demikian, mereka mampu mengunci titel tim terbaik setelah mengumpulkan 884 poin. Sementara itu, Aprilia Racing menduduki peringkat keempat di klasemen tim lewat koleksi 353 poin.