Proyek Kampung Atlet Olimpiade Rugikan Puluhan Warga Jepang

Pemerintah Jepang juga merugi hingga triliunan rupiah

Jakarta, IDN Times - Ditundanya pesta olahraga terbesar dunia, Olimpiade Tokyo 2020, sejak musim panas tahun lalu akibat pandemik COVID-19 telah menimbulkan kerugian di berbagai sektor. Termasuk, merugikan sejumlah para pembeli yang sudah mengucurkan uangnya untuk membeli beberapa unit kondominium di kawasan kampung atlet.

Sekitar 24 orang yang membeli beberapa unit kondominium di kawasan kampung atlet, Distrik Harumi, Tokyo, merugi lantaran penundaan penggunaan untuk kepentingan Olimpiade.

1. Pembeli mulai mencari kompensasi

Proyek Kampung Atlet Olimpiade Rugikan Puluhan Warga JepangTokyo Skytree, Jepang (IDN Times/Anata)

Para pembeli awalnya berharap Olimpiade digelar tepat waktu, yakni musim panas 2020. Dengan demikian, nilai kondominium yang mereka beli, meningkat drastis dan saat ditempati sudah dalam bentuk mewah.

Namun, penggunaan kondominium sebagai kampung atlet malah tersendat akibat pandemik COVID-19. Semua disebabkan pula oleh ditundanya Olimpiade 2020.

Akibatnya, para pembeli tertunda pula proses kepindahan ke kondominium tersebut. Mereka dipastikan harus mengeluarkan uang lebih banyak karena harus mengeluarkan biaya perpanjangan kontrak properti yang ditinggali sekarang. Banyak yang bingung karena pihak pengembang juga tak bisa memberikan jawaban memuaskan.

Metro melansir, akhirnya para pembeli mulai menuntut kompensasi atas keterlambatan dari pihak pengembang. Sebab, mereka memang dijanjikan bisa menempati kondominium tersebut setelah Olimpiade digelar.

"Setiap perubahan pada hari perpindahan adalah faktor yang sangat penting dalam kontrak penjualan properti," ujar pengacara yang mewakili pembeli, Hironubu Todori.

Baca Juga: Diikuti 49 Persen Atlet Perempuan, Olimpiade Tokyo Cetak Sejarah

2. Pihak pengembang berupaya memberi penjelasan

Proyek Kampung Atlet Olimpiade Rugikan Puluhan Warga JepangWarga memakai masker pelindung menunggu pergantian lampu lalu lintas di penyebrangan Shibuya, di tengah penyebaran penyakit virus korona (COVID-19), di Tokyo, Jepang, Jumat (16/10/2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Issei Kato/WSJ/cfo

Seluruh kondominium yang dibangun untuk dijadikan kampung atlet, fungsinya memang akan dialihkan menjadi hunian pribadi usai Olimpiade 2020. Banyak yang sudah membeli properti di Distrik Harumi karena harganya yang cukup bersahabat.

Sudah ada pula beberapa pasangan dan keluarga yang berniat pindah pada 2021. Namun, semua harus tertunda akibat Olimpiade 2020 tak berjalan sesuai rencana.

Juru bicara Mitsui Fudosan Residential, pengembang utama dari 10 perusahaan properti terlibat, mengaku telah menanggapi pertanyaan yang muncul imbas penundaan Olimpiade 2020.

Disebutkan, perusahaan akan terus memberi penjelasan kepada pembeli terkait perkembangan situasi dan akan terus menanggapi jika diperlukan mediasi perdata, pun tindakan hukum lainnya.

Para pembeli juga tidak diperkenankan mundur dari kontrak pembelian dengan alasan penundaan ini.

3. Proyek yang merugikan pemerintah

Proyek Kampung Atlet Olimpiade Rugikan Puluhan Warga JepangTokyo Skytree, Jepang (IDN Times/Anata)

Disebutkan proyek ini merugikan pemerintah Tokyo hingga ¥54 miliar atau setara Rp7,2 triliun. Termasuk pembangunan pekerjaan jalan dan infrastruktur di sekitar kampung atlet.

Pemerintah disebut telah membayar ¥4,2 miliar kepada pengembang untuk menyewa kampung atlet selama satu tahun guna dipakai sebagai desa Olimpiade untuk sedikitnya 10 ribu atlet.

Imbas penundaan ini, pemerintah harus membayar sewa lagi sebesar ¥4,2 miliar. Sewa tersebut seharusnya diberikan kepada para pembeli yang sudah menanamkan uangnya di kondominium tersebut.

4. Ada yang sudah jual rumah demi bisa pindah ke Kampung Atlet

Proyek Kampung Atlet Olimpiade Rugikan Puluhan Warga JepangANTARA FOTO/REUTERS/Kim Kyung-Hoon

Salah seorang pembeli yang mencari kompensasi mengaku terpaksa menjual rumah mereka imbas penundaan ini. Mereka diketahui telah membeli penginapan seluas 95 meter persegi di Harumi Flag seharga ¥85 juta.

Harapannya, tentu bisa pindah usai Olimpiade 2020. Namun, harapan itu pupus begitu saja karena Olimpiade diundur dan belum tentu juga mereka bisa pindah di musim panas 2021 ini.

5. Olimpiade digelar tanpa penonton dari luar negeri

Proyek Kampung Atlet Olimpiade Rugikan Puluhan Warga Jepangwww.olympic.org

Jepang memutuskan untuk menyelenggarakan Olimpiade Tokyo 2020, tanpa penonton dari luar negeri.

Keputusan ini diambil dengan pertimbangan menekan angka penyebaran COVID-19 yang masih mewabah hingga sekarang. Ditambah, dengan kebijakan ini, atlet, ofisial, dan elemen lainnya, bisa terlindungi dari ancaman COVID-19 selama Olimpiade digelar musim panas 2021 mendatang.

Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020 Tertutup Buat Suporter Asing

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya