Mengenal Jenny Anderson, Teknisi Data Andal yang Berkarier di MotoGP

Repsol Honda membarui struktur timnya pada 2021 lalu. Marc Marquez tak lagi didampingi adiknya, Alex Marquez. Sebagai gantinya, Pol Espargaro dari KTM menjadi rekan setim The Baby Alien.
Tak hanya membawa Pol, Repsol Honda ternyata membajak seorang teknisi andal dari KTM. Ia adalah Jenny Anderson, seorang teknisi data berpengalaman yang sebelumnya bekerja dengan Pol. Namun, saat bekerja di Repsol Honda, Jenny menjadi teknisi untuk Marc Marquez.
1. Bekerja di Repsol Honda mendampingi Marc Marquez
Jenny Anderson bergabung ke Repsol Honda untuk memperkuat tim di garasi balap Marc Marquez. Di bawah pimpinan kepala kru, Santi Hernandez, Jenny berperan sebagai teknisi data alias data engineer.
Jenny menggantikan peran Gerold “Hugo” Bucher yang pindah dari tim Repsol Honda ke tim uji HRC (Honda Racing Corporation) yang dipimpin Klaus Nohles. Tim ini bekerja bersama Stefan Bradl.
2. Pernah naik ke podium bersama Marc Marquez
Bergabung pada awal 2021, Jenny Anderson bekerja di samping Marc Marquez yang baru pulih dari cedera. Meski membalap dengan kondisi yang tak seratus persen, Marquez bisa tampil apik. Salah satunya saat tampil di GP Amerika pada Oktober 2021.
Marquez berhasil memenangi balapan dan berdiri di podium pertama. Saat pemberian trofi, Jenny Anderson menjadi perwakilan tim yang naik ke podium. Ini menjadikannya mekanik perempuan pertama yang berdiri di podium MotoGP.
“Tahun demi tahun, mulai ada lebih banyak perempuan di paddock. Ini penting, karena bukan saja di acara press release, tetapi juga dari sisi teknisi. Ini tahun pertamaku bekerja dengan Jenny. Ia adalah orang yang penting dalam kelompok kami,” kata Marquez seperti dikutip laman resmi MotoGP.
3. Punya pengalaman mumpuni di bidang data dan dunia balap
Jenny Anderson malang melintang dengan dunia balap dan data. Bahkan, gairahnya untuk kedua bidang ini sudah ia lakoni sejak kecil.
“Aku tumbuh di dunia balap motor. Ayahku membangun komponen kendaraan dan kakakku balapan karting. Ia berpengaruh kepadaku, dan semua yang ia lakukan, aku juga ingin melakukannya. Pada usia 10 tahun, aku mulai balapan karting dan mengerjakan data sebagai hobi. Aku tak pernah tahu itu mengarahkanku kepada pekerjaan yang aku punya sekarang,” kata Jenny seperti dikutip GPOne.
Dalam urusan data balap, kemampuan Jenny juga tak sembarangan. Ia merupakan lulusan motorsport engineering dari Oxford Brookes University. Sambil kuliah, ia bekerja sebagai teknisi untuk tim balap mobil.
“Aku bekerja di tim balap mobil Formula 3 pada waktu yang bersamaan, dan juga di ajang balap World Series by Renault. Aku pernah bekerja dengan Kevin Magnussen pada tahun pertamaku. Aku kemudian kerja penuh waktu dengan mereka. Sampai kemudian proyek dengan KTM datang,” ungkap Jenny.
4. Punya banyak pengalaman dengan KTM
Di pabrikan KTM, Jenny sudah terlibat dengan proyek MotoGP sejak awal. Jenny punya peran dalam pengembangan electronic control unit (ECU). Tugas itu membuatnya banyak bekerja sama dengan tim mesin dan elektronik.
“Aku bergabung dengan proyek (KTM MotoGP) sejak 2015, bahkan sebelum kami punya motor MotoGP. Dan aku bekerja penuh waktu dari pabrik di departemen elektronik. Aku melihat RC16 dari nol hingga seperti sekarang,” ujar perempuan asal Inggris ini dikutip GPOne.
Jenny Anderson pun punya peran sebagai teknisi data untuk Mika Kallio di tim uji coba. Dengan peran yang sama, ia kemudian bekerja untuk Pol Espargaro. Baru setelahnya ia menjadi strategy engineer untuk Pol, sebelum direkrut Repsol Honda.
5. Senang dengan makin banyaknya perempuan yang berkarier di MotoGP
Peran perempuan di MotoGP memang belum banyak. Apalagi yang sehari-hari bergelut di bagian teknisi seperti Jenny. Namun, lambat laun peran ini banyak diisi perempuan.
Di tim KTM misalnya, selain Jenny, ada Andrea Canto yang bekerja sebagai analis. Lalu, ada Beatriz Garcia yang berperan sebagai koordinator tim. Jenny menganggap positif jika banyak perempuan berkarier di dunia balap motor.
“Ketika aku masih (balap) gokar, aku satu-satunya perempuan di paddock dari sektiar dua ratus orang. Namun, sekarang aku melihat lebih banyak lagi perempuan yang bekerja di dunia motorsport, baik sebagai pembalap ataupun insinyur, dan itu hal yang positif,” ungkap Jenny dilansir GPOne.
Dunia balap motor memang tak lagi didominasi laki-laki. Sudah ada perempuan yang jadi perempuan hingga insinyur. Siapa pun yang punya gairah dan kemampuan bisa berkarya di MotoGP.