Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Merasakan Atmosfer Menonton Langsung Formula E Seri Jakarta

suasana saat seremoni penyerahan trofi pada E-Prix Jakarta (twitter.com/FIAFormulaE)

Sabtu, 4 Juni 2022, menjadi momen yang tak pernah terlupakan bagi penulis sebab untuk pertama kalinya bisa menyaksikan langsung balapan ke sirkuit. Formula E seri Jakarta jadi event balap pertama penulis bisa menyaksikan langsung aksi para pembalap secara dekat.

Lantas, apa saja yang saya rasakan selama berada di Jakarta International E-Prix Circuit (JIEC)? Perlu diingat, tulisan ini tidak disponsori oleh pihak mana pun. Jadi, ini adalah murni pengalaman yang dirasakan penulis ketika menonton secara langsung. Daripada banyak basa-basi langsung simak saja sampai tuntas ya!

1. Datang ke JIEXPO Kemayoran dari pagi hari, tersedia shuttle bus menuju ke lokasi balapan

suasana pintu masuk menuju Allianz E-Village (Dok. Pribadi/ Dewa Putu Ardita)

Waktu menunjukkan pukul 06.30 WIB. Suasana jalanan di sekitar Kota Tua, tempat saya menginap, masih lengang. Saya bersama dengan Denny Syahputra, admin akun balap Indonesia Racing, sarapan sebelum berangkat ke JIEXPO Kemayoran yang merupakan titik kumpul bagi para penonton untuk melakukan penukaran tiket dan diantar menuju venue menggunakan shuttle bus.

Saya tiba pukul 07.20 WIB. Petugas mengarahkan untuk mengikuti orang-orang yang berjalan menuju ke titik penjemputan shuttle bus. Akan tetapi, saya salah menuju titik kumpul karena sebelumnya petugas tak memberi tahu ke mana saya, sebagai pemegang tiket grandstand, harus mengantre. Akhirnya, saat saya mengantre di titik lain ada petugas mengarahkan saya dan penonton lain untuk bergerak ke area barat JIEXPO Kemayoran.

Saya pun kembali harus berjalan cukup jauh menuju ke area yang dimaksud. Sesampainya di area barat JIEXPO Kemayoran, saya masuk antrean untuk pemeriksaan barang bawaan.

Perlu diketahui, saya sudah melakukan penukaran tiket sehari sebelumnya di Thamrin City sehingga saya tak perlu melakukan penukaran tiket saat berada di JIEXPO Kemayoran. Saya naik ke shuttle bus sekitar pukul 08.30 WIB dan berada di area Jakarta International E-Prix Circuit, tepatnya di drop-off area E2, sekitar 15 menit setelahnya atau pukul 08.45 WIB.

2. Sebelum ke grandstand sempat berkunjung ke area Allianz E-Village

salah satu sudut di area Allianz E-Village (Dok. Pribadi/ Dewa Putu Ardita)

Setelah turun dari shuttle bus, saya berjalan melalui jalur menuju ke grandstand. Jalur tersebut rupanya melewati area Allianz E-Village. Perlu diketahui, area itu selalu ada dalam setiap seri balap Formula E. Itu menjadi tempat bagi para penonton berkumpul dan saling bercengkerama satu sama lain.

Pada area tersebut juga ada fan store. Penonton bisa membeli merchandise resmi Jakarta E-Prix. Sayangnya, saya tidak menemukan merchandise resmi dari tim-tim balap Formula E yang dijual. Padahal, saya mengincar merchandise resmi dari DS Techeetah, tim favorit saya di kejuaraan. Meski begitu, saya tetap membeli buah tangan berupa topi, kaus, dan kemeja dengan logo Jakarta E-Prix untuk keluarga di rumah saat sore hari selepas balapan.

Masih di area Allianz E-Village, saya menemukan satu papan berisi banyak bendera dari 11 tim balap Formula E. Penonton bisa mengambil bendera sesuai tim favorit mereka dan ikut memberi dukungan kepada para pembalap untuk mendapatkan fanboost saat balapan. Petugas mengarahkan penonton melakukan scan QR Code yang ada pada papan untuk melakukan vote.

Kembali ke perjalanan menuju grandstand, saya terbantu oleh adanya papan petunjuk serta postingan dari akun Instagram @jakartaeprixofficial terkait tatak letak grandstand, khususnya grandstand 2C yang menjadi tempat saya menonton Jakarta E-Prix. Jalan menuju ke sana harus melewati bangunan seperti "jembatan" yang dibangun di atas tikungan 8. Jadi, saat turun tangga saya sudah bisa melihat mobil Formula E melintas di trek.

3. Masuk grandstand bertepatan dengan FP2, bertemu dengan komunitas pencinta ajang balap

Setelah berjalan cukup jauh dari "jembatan", saya akhirnya masuk ke grandstand 2C. Sebelum masuk, saya diminta menunjukkan tiket berupa ID Card kepada petugas yang menjaga. Ini dimaksudkan agar penonton tak salah masuk grandstand. Saya masuk beberapa menit setelah FP2 mulai.

FP2 Jakarta E-Prix berlangsung pada pukul 09.00 WIB, sedangkan saya duduk di grandstand 15 menit setelahnya. Sepanjang mata memandang, bangku penonton masih belum terisi penuh saat sesi tersebut. Namun, penonton sudah makin banyak berdatangan, terlebih saat main race akan digelar.

Saat menonton FP2, saya bertemu dengan beberapa orang yang berada di balik layar akun media sosial Dusun Formula dan Garis Balap, akun balap yang pernah saya undang untuk menjadi narasumber di live room IDN Live. Rupanya mereka duduk di grandstand yang sama dan saya bersyukur bisa bergabung dalam rombongan mereka.

Kami bercerita soal Formula E sembari menyaksikan para pembalap memacu mobil mereka di trek. Singkat cerita, FP2 selesai digelar, tapi kami tak beranjak dari tempat duduk kami. Pasalnya, sesi kualifikasi dimulai pukul 10.40 WIB.

"Nanggung bang kalo keluar (dari grandstand), mending nunggu di sini sama kita-kita," kata Immakulata Soraya, salah satu orang di balik Dusun Formula, kepada saya. Akhirnya saya lanjut ngobrol sambil saling guyon terkait pembalap dan tim jagoan kami masing-masing. Bisa dibilang, kami adalah orang paling heboh dan berisik di grandstand. Namun, justru itu yang membuat suasana menjadi semakin hidup.

"Eh bang Dewa dukung Techeetah juga. Wah, sama dong kayak aku," ucap Andita yang dijuluki Bu Resdir Dusun Formula di tengah obrolan. Ternyata, ada juga penggemar dari tim yang diperkuat Jean Eric-Verge dan Antonio Felix da Costa. Saya dan Andita pun punya optimisme duo Techeetah bisa berbicara banyak saat sesi kualifikasi.

4. All Techeetah Final terjadi di sesi kualifikasi Jakarta E-Prix

bagan babak perempat final sesi kualifikasi Formula E seri Jakarta (fiaformulae.com)

Sesi kualifikasi pun dimulai tepat pukul 10.40 WIB. Sesi dimulai dari group stage. Tak seperti sesi kualifikasi pada Formula 1, Formula E punya format kualifikasi unik seperti layaknya Piala Dunia sepak bola. Jadi, 22 pembalap akan dibagi ke dalam dua grup berdasarkan posisi di klasemen sementara.

Pembalap dengan posisi klasemen di nomor ganjil akan masuk ke grup A dan sisanya berada di grup B. Empat pembalap tercepat dari masing-masing grup akan masuk ke babak perempat final untuk bertarung memperebutkan pole position. Singkat cerita, all Techeetah final terjadi pada babak kualifikasi. Jean-Eric Vergne dan Antonio Felix da Costa saling bertarung untuk posisi start terdepan.

Hasilnya, Jean-Eric Vergne atau biasa disebut JEV sukses mengunci posisi start pertama setelah unggul 0,817 detik dari Felix da Costa. Ini menjadi pole position ke-15 bagi pembalap asal Prancis itu sekaligus yang pertama pada Jakarta E-Prix. JEV pun berhak atas tambahan 3 poin di klasemen sementara karena sukses meraih pole position.

Saya dan Andita pun girang karena pembalap dari tim favorit kami berdua bisa start dari baris terdepan. Kami pun meneriakkan yel-yel dukungan saat JEV dan Felix Da Costa melintas perlahan di depan grandstand kami setelah sesi kualifikasi.

5. Panas tak menghalangi untuk ikut sesi pit walk, langsung lihat aktivitas tim dan pembalap!

Oliver Rowland dan Alexander Sims menandatangani photocard saat sesi pit walk. (Dok. Pribadi/ Dewa Putu Ardita)

Sesi kualifikasi tuntas. Jam di tangan menunjukkan pukul 12.10 WIB. Saya bergegas turun dari grandstand karena balapan akan digelar pukul 15.00 WIB. Masih ada waktu untuk mengunjungi beberapa tempat di lokasi balapan. Melinda Lastri Susetyo, salah satu admin Garis Balap, memberitahu saya bahwa ada pit walk pada pukul 12.30 WIB.

Pit walk sendiri memungkinkan penonton untuk berjalan di pit lane sambil melihat kesibukan para kru tim balap mempersiapkan mobil jelang balapan. Penonton juga bisa mendapatkan tanda tangan dan berfoto bersama dengan para pembalap yang menyapa di area garasi masing-masing tim.

Tak pikir panjang, saya langsung menerima ajakan Melinda dan kawan-kawan admin balap lain untuk ikut pit walk. Sebelum itu, kami mengisi air minum di hydration station. Penonton bisa mengisi botol minum mereka dengan air mineral yang disediakan secara gratis. Namun, jumlah tempat hydration station tidak terlalu banyak berdasarkan amatan saya.

Setelah mengisi air minum, saya dan kawan-kawan ikut mengantre untuk bisa ikut pit walk. Antrean cukup panjang dan kami langsung terpapar sinar matahari yang terik. Akan tetapi, itu tak menyurutkan niat kami untuk bisa ikut dalam sesi sebelum main race tersebut.

Momen yang dinantikan pun tiba. Kami bisa melihat secara langsung para kru balap melakukan set-up pada mobil pembalap. Satu per satu beberapa pembalap mulai menyapa para penggemar dengan memberi tanda tangan pada photocard yang disediakan oleh masing-masing tim dan melayani foto bersama.

Saya berpisah dari rombongan dengan mengincar tanda tangan Jean-Eric Vergne. Saya berhasil mendapatkan photocard yang ditanda tangani olehnya. Akan tetapi, karena tak memasukkan photocard dengan benar akhirnya benda itu hilang. Meski begitu, saya tetap mendapatkan photocard bertanda tangan pembalap lain, seperti Sebastian Buemi, Andre Lotterer, Oliver Turvey, Alexander Sims, dan Oliver Rowland.

Sebetulnya, saya sempat melakukan live di IDN App selama kurang lebih 3 menit saat pit walk. Akan tetapi, ponsel yang saya pakai mengalami overheat sehingga riskan untuk terus melanjutkan live. Setidaknya, saya akhirnya bisa merasakan atmosfer berjalan di pit lane sembari mengamati kesibukan para tim sebelum main race.

6. Menjajal menjadi pembalap di gaming arena, ternyata tak semudah yang terlihat

Penulis memainkan gim simulasi balap di venue Jakarta E-Prix (Dok. Pribadi/ Dewa Putu Ardita)

Selepas pit walk, saya mencari tempat untuk berteduh dari sengatan panas matahari. Saya pun melangkahkan kaki ke gaming arena. Awalnya, saya ingin ke sana untuk melihat orang-orang bermain gim simulasi balap saja sembari berteduh.

Justru, saya tertarik mencoba merasakan sensasi bermain gim simulasi balap Formula E menggunakan satu set steering wheel. Ini ibarat pepatah, "sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui". Awalnya ingin berteduh dari terik matahari, ternyata sekalian mencoba bermain gim simulasi balap.

Sebelum masuk ke gaming arena, saya perlu mengantre di tempat yang disediakan. Kali ini ada tenda yang melindungi saya dan penonton lain saat mengantre. Setidaknya hawa panas tak terlalu menusuk ke tubuh. Setelah mengisi data diri dengan dipandu petugas, saya mendapat giliran untuk bermain.

Rupanya, sangat susah memainkan gim simulasi balap menggunakan steering wheel. Berkali-kali mobil yang saya pakai menabrak dinding. Hasilnya, catatan waktu saya berada di kisaran 1 menit 24 detik dan menduduki posisi ke-234. Tidak terlalu buruk untuk ukuran pemula seperti saya.

7. Mitch Evans menangi duel lawan Eric Vergne untuk finis pertama di Jakarta E-Prix

potret balapan Formula E seri Jakarta (Dok. Pribadi/ Dewa Putu Ardita)

Waktu terus bergulir dan ternyata main race digelar dalam kurun waktu 1 jam lagi. Saya pun bergegas kembali menuju grandstand sembari mencari rombongan kawan-kawan saya. Saat berada di grandstand, beberapa dari mereka sudah duduk di kursi yang sama seperti saat sesi kualifikasi. 

Main race pun akhirnya tiba. Para pembalap saling beradu kecepatan untuk menjadi pemenang dalam Jakarta E-Prix kali ini. Saya dan kawan-kawan lain tak lupa berteriak memberi dukungan untuk jagoan kami masing-masing. Pada awal balapan sempat terjadi insiden yang melibatkan Oliver Rowland sehingga balapan sempat dipandu safety car untuk beberapa saat.

Balapan kembali berlanjut. JEV dan Mitch Evans (Jaguar TCS) berusaha untuk bersaing meraup posisi pertama dalam balapan. Keduanya saling salip menyalip demi berdiri di podium paling tinggi di Jakarta E-Prix. Pada prosesnya, Mitch Evans keluar sebagai pemenang. Jean-Eric Vergne dan Edoardo Mortara (ROKiT Venturi) menggenapi komposisi podium dengan finis di posisi kedua serta ketiga.

Rifqi Satria dan Arif Dzaki Purnomo, 'warga' Garis Balap, tampak senang dengan keberhasilan Mitch Evans meraih kemenangan. Sementara itu, Andita dan saya cukup puas dengan capaian JEV pada balapan kali ini. Tak lupa, Melinda yang notabene pendukung ROKiT Venturi juga senang melihat Edoardo Mortara naik ke podium.

8. Balapan tuntas, tapi kenangan akan terus melekat dalam ingatan

suasana podium Formula E seri Jakarta (Dok. Pribadi/ Dewa Putu Ardita)

Main race usai, tibalah waktu penyerahan podium. Ada banyak penonton menyemut di sekitar panggung untuk menyaksikan seremoni penyerahan trofi. Satu per satu nama pembalap yang berada dalam Top 3 Jakarta E-Prix menuju panggung dan naik podium. Setelah seremoni tuntas, penonton masih disuguhkan penampilan dari GIGI dan DJ Una di panggung utama.

Saya beranjak dari venue sekitar pukul 18.15 WIB bersama Denny yang ketika berangkat menemani saya. Kami melewati jalur menuju drop-off area karena akan naik shuttle bus ke JIEXPO Kemayoran. Sepanjang berjalan menuju ke drop-off area, lampu penerangan terpantau kurang banyak. Penonton pun praktis mengandalkan pencahayaan dari restoran dan bangunan di sekitar jalan tersebut.

Sampai di titik yang dituju, kami tak perlu menunggu terlalu lama karena ada banyak bus yang sudah menunggu. Perjalanan kembali ke JIEXPO Kemayoran terbilang lancar dan saya kembali dengan selamat.

Well, itulah cerita saya selama menyaksikan Jakarta E-Prix secara langsung di venue. Ini menjadi momen luar biasa dan akan membekas dalam ingatan. Apalagi, bisa menyaksikannya bersama kawan-kawan dari komunitas pencinta ajang balap yang sebelumnya hanya bisa saya jangkau lewat media sosial.

Jika ada rezeki, tentu saya ingin menyaksikan balapan lain, seperti MotoGP, WorldSBK, Formula 1, atau ajang balap lainnya. Apakah itu akan terjadi kembali? Saya hanya bisa berharap dan berusaha.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dewa Putu Ardita Darma Putera
EditorDewa Putu Ardita Darma Putera
Follow Us