Alasan Fans Masih Mau Nonton Indonesia Open di Istora Meski Tak Penuh

- Penggemar hadir karena ada wakil Indonesia di laga final
- Harapan penggemar agar prestasi bulu tangkis Indonesia kembali naik
Jakarta, IDN Times - Indonesia Open 2025 usai digelar. Namun, bangku di Istora Senayan, Jakarta tak juga penuh oleh penggemar dalam laga final yang berlangsung pada Minggu (8/6/2025).
Ini bukan kali pertama Istora Senayan tak dipenuhi fans saat menghelat ajang bulu tangkis. Minat penggemar menonton langsung atlet tepok bulu menurun seiring turunnya prestasi skuad Garuda.
Lantas, apa alasan para fans yang masih rela hadir langsung bersedia mengisi kursi di Istora Senayan, Jakarta di tengah menurunnya prestasi wakil Merah Putih?
1. Masih ada wakil Indonesia jadi alasan

Saat bertanya kepada beberapa fans yang hadir, harga tiket dan waktu pertandingan ternyata bukan alasan mereka hadir di Istora Senayan, Jakarta. Keberadaan wakil Indonesia di laga final menjadi alasan utama Badminton Lovers (BL) bersedia memadati tempat legendaris itu.
“Sebenarnya sih, aku memutuskan untuk nonton pun tidak jauh-jauh hari. Baru saja, mendadak gitu. Semifinal nonton, final nonton, memutuskan nonton pagi harinya. Karena, setidaknya ada wakil Indonesia. Bisa lah ditonton, ada wakil Indonesia, bisa kasih semangat. Walaupun (prestasi) menurun, tapi karena masih ada wakil Indonesia,” kata salah satu penggermar, Saddek (29).
Selain itu, Saddek juga hadir mendukung pemain kesukaannya dari negara lain seperti Chou Tien Chen (Taiwan), Shi Yu Qi (China), dan Pearly Tan/Thinaah Muralitharan (Malaysia).
“ Dan karena ada wakil dari luar yang aku suka berlanjut di semifinal dan final, akhinrya aku nonton,” kata Saddek.
Hal senada juga diutarakan penggemar lainnya, Neni (26).
“(Nonton langsung di Istora) karena ada perwakilan dari Indonesia di final. Aku mendukung Sabar/Reza. Sama aku juga suka An Se Young,” kata Neni.
2. Berharap prestasi Indonesia segera membaik

Skuad Garuda lagi-lagi mengakhiri turnamen tanpa gelar juara. Ganda putra non-pelatnas PBSI, Sabar Karyaman Gutama/Moh Reza Pahlevi Isfahani tumbang dalam laga final kontra wakil Korea Selatan, Kim Won Ho/Seo Seung Jae.
Penggemar berharap, prestasi skuad Garuda dapat membaik setelah ini.
“Harapannya sebagai BL, (prestasi) bulu tangkis Indonesia kembali naik. Karena memang bulu tangkis Indonesia ditakuti sama negara-negara lain kan dari dulu. Semoga itu balik lagi dan atlet-atlet bisa kembali ke performa terbaik mereka,” ujar Saddek.
Selain itu, dia juga berharap PBSI dapat membantu untuk membenahi para atlet yang berada di naungannya.
“PBSI nya juga, apa nih yang perlu dibenahi dari atlet-atletnya supaya prestasinya naik lagi? Karena kita ingin melihat Indonesia selalu di podium tertinggi,” kata Saddek.
3. Banyak kursi tak terisi

Pantauan langsung IDN Times, Istora Senayan tak terisi penuh saat final Indonesia Open 2025. Bangku-bangku di Istora tampak lengang sejak babak 32 besar dimainkan.
Tak ada antrian panjang di tempat penjualan tiket saat pagi hari seperti beberapa tahun lalu. Meskipun, gemuruh riuh sorakan penggemar tetap menggelegar mengisinya.
PBSI sendiri menjual tiket Indonesia Open 2025 dengan harga yang lebih murah. Bahkan jika dibandingkan dengan Indonesia Masters 2025 lalu. Tak hanya itu, PBSi juga menyediakan opsi tiket one time entry dengan potongan harga 50 persen untuk Kategori I dan II.
Dalam konferensi pers jelang Indonesia Open 2025, Ketua Pelaksana Indonesia Open 2025, Armand Darmadji, mengatakan, tiket ajang BWF Super 1000 tersebut baru terjual 70 persen.
"Mengenai tiket, saat ini sudah terjual 70 persen. Kami masih ada sisa tiket on the spot (OTS) dan one time entry, tiket jenis baru yang disajikan khusus untuk BL yang ingin langsung antre beli tiket,” kata Armand dalam konferensi pers di Hotel Fairmont, Jakarta, Senin (2/6/2025).