3 Pebulu Tangkis Indonesia yang Melaju Terjauh di China Masters 2025

- Putri Kusuma Wardani melaju hingga perempat final, kalah dari Akane Yamaguchi dalam waktu 33 menit.
- Leo Rolly Carnando/Bagas Maulana juga mencapai perempat final, kalah dari ganda putra unggulan kedua asal Malaysia.
- Fajar Alfian/Muhammad Shohibul Fikri menembus semifinal, kalah dari unggulan pertama dunia dari Korea Selatan.
China Masters 2025 menyelesaikan seluruh rangkaian pertandingannya pada Minggu (21/9/2025) di Shenzhen Arena, China. Turnamen BWF World Tour Super 750 ini menghadirkan persaingan ketat sejak babak awal hingga partai final.
Sayangnya, Indonesia gagal membawa pulang gelar juara dari turnamen ini. Kegagalan ini memperpanjang puasa gelar juara Indonesia di China Masters yang terakhir kali meraih gelar juara pada edisi 2019 lalu.
Dari sekian banyak wakil Indonesia yang turun, hanya segelintir saja yang mampu melangkah jauh di turnamen ini. Ada tiga pebulu tangkis Indonesia saja yang setidaknya melaju hingga perempat final. Capaian itu membuat mereka menjadi tiga pebulu tangkis Indonesia yang melaju terjauh di China Masters 2025. Siapa saja mereka? Berikut daftar lengkapnya.
1. Putri Kusuma Wardani melesat hingga perempat final
Putri Kusuma Wardani menjadi salah satu pebulu tangkis Indonesia yang melaju jauh di China Masters 2025. Peraih perunggu Kejuaraan Dunia 2025 ini melesat hingga perempat final. Capaian itu menjadikannya pebulu tangkis putri Indonesia yang melaju terjauh di turnamen ini.
Langkah Putri Kusuma Wardani di turnamen ini dihentikan Akane Yamaguchi dari Jepang yang merupakan unggulan keempat. Ia tumbang 2 game langsung dengan skor 14-21 dan 11-21 dalam waktu 33 menit. Kekalahan ini tercatat sebagai kekalahan kelima Putri secara berturut-turut dari Yamaguchi. Kini, ia semakin tertinggal dalam rekor pertemuan dengan 0-5.
2. Leo Rolly Carnando/Bagas Maulana juga mencapai perempat final
Leo Rolly Carnando/Bagas Maulana juga termasuk pebulu tangkis Indonesia yang melaju jauh di China Masters 2025. Sama seperti Putri Kusuma Wardani, ganda putra peringkat 16 dunia ini juga mencapai perempat final. Mereka dihentikan ganda putra unggulan kedua asal Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik.
Leo Rolly Carnando/Bagas Maulana kalah dalam duel 2 game langsung yang berjalan selama 39 menit dengan skor tipis 19-21 dan 18-21. Ini menjadi kekalahan pertama mereka dari Aaron Chia/Soh Wooi Yik. Kekalahan ini juga membuat mereka tertinggal dalam rekor pertemuan dengan 0-1.
Meskipun hanya mencapai perempat final, hasil ini sudah melebihi hasil Leo Rolly Carnando/Bagas Maulana di China Masters edisi sebelumnya. Di China Masters 2024, mereka langsung angkat koper pada babak pertama. Saat itu, mereka menelan kekalahan dari rekan senegaranya, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, dalam duel sengit 3 game dengan skor 17-21, 22-20, dan 14-21.
3. Fajar Alfian/Muhammad Shohibul Fikri menembus semifinal
Fajar Alfian/Muhammad Shohibul Fikri menjadi pebulu tangkis Indonesia yang melaju terjauh di China Masters 2025. Ganda putra yang baru diduetkan ini menembus semifinal. Hebatnya, mereka mencapai babak ini dengan status nonunggulan.
Langkah Fajar Alfian/Muhammad Shohibul Fikri sendiri dihentikan unggulan sekaligus peringkat pertama dunia dari Korea Selatan, Kim Won Ho/Seo Seung Jae. Mereka kalah dalam pertarungan 2 game langsung yang berlangsung selama 36 menit dengan skor 13-21 dan 17-21. Ini merupakan kekalahan pertama mereka dari andalan Korea Selatan tersebut. Hasil ini juga membuat rekor pertemuan mereka berimbang menjadi 1-1.
Bagi Fajar Alfian/Muhammad Shohibul Fikri, ini merupakan turnamen ketiga mereka sebagai pasangan baru. Hasil ini cukup baik mengingat mereka belum lama dipasangkan. Selain itu, mereka juga mengalahkan beberapa unggulan pada babak-babak sebelumnya.
Jika dibandingkan dengan edisi sebelumnya, hasil Indonesia di China Masters tahun ini mengalami penurunan. Di China Masters 2024, Indonesia masih meloloskan wakil hingga partai final meskipun gagal membawa pulang gelar juara. Sementara itu, di China Masters 2025, wakil Indonesia dengan hasil terbaik hanya mencapai semifinal. Akankah di China Masters edisi selanjutnya prestasi Indonesia terus mengalami penurunan?