Pemain Indonesia Terakhir yang Kalah di Final Australian Open per 2025

- Esther Nurumi Tri Wardoyo kalah pada final Australian Open 2024, gagal mengunci gelar juara setelah kalah dari Aya Ohori dalam pertandingan 3 game.
- Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan keok pada final Australian Open 2024, kalah telak dengan skor 11-21 dan 10-21 dari He Ji Ting/Ren Xiang Yu.
- Febriana Dwipuji Kusuma/Meilysa Trias Puspitasari takluk pada final Australian Open 2025, kalah dari Rachel Allessya Rose/Febi Setianingrum dalam pertandingan 3 game super alot.
Australian Open 2025 berakhir dengan banyaknya pemain Indonesia yang menjadi runner-up. Ada empat pemain Tanah Air yang menelan kekalahan pada laga final yang berlagsung pada Minggu (23/11/2025). Fenomena ini sebenarnya bukan hal baru. Sejak beberapa edisi terakhir, cukup banyak pemain Indonesia yang mengalami nasib serupa pada partai final turnamen BWF World Tour Super 500 ini. Berikut daftar enam pemain Indonesia terakhir yang kalah pada final Australian Open per 2025.
1. Esther Nurumi Tri Wardoyo kalah pada final Australian Open 2024
Indonesia menempatkan tiga wakil pada final Australian Open 2025. Salah satunya adalah Esther Nurumi Tri Wardoyo dari sektor tunggal putri. Sayangnya, ia menelan kekalahan dan gagal mengunci gelar juara. Ia kalah dari tunggal putri Jepang, Aya Ohori, dalam 3 game yang berdurasi 74 menit dengan skor 21-17, 19-21, dan 16-21.
2. Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan juga keok pada final Australian Open 2024
Selain Esther Nurumi Tri Wardoyo, terdapat pemain Indonesia lainnya yang kalah pada final Australian Open 2024. Pemain itu adalah Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dari sektor ganda putra. Mereka saat itu tampil antiklimaks pada laga puncak di hadapan He Ji Ting/Ren Xiang Yu asal China. Dalam laga singkat 2 game langsung yang berdurasi 28 menit, mereka kalah telak dengan skor 11-21 dan 10-21. Itu merupakan kekalahan paling telak sekaligus satu-satunya yang berakhir dua game langsung pada final Australian Open 2024.
3. Febriana Dwipuji Kusuma/Meilysa Trias Puspitasari takluk pada final Australian Open 2025
Febriana Dwipuji Kusuma/Meilysa Trias Puspitasari menjadi pemain Indonesia berikutnya yang menderita kekalahan pada final Australian Open. Ganda putri itu kalah pada final Australian Open 2025 dari rekan senegaranya. Mereka takluk di hadapan Rachel Allessya Rose/Febi Setianingrum dalam pertandingan 3 game superalot berdurasi 109 menit dengan skor 21-18, 19-21, dan 21-23.
4. Fajar Alfian/Muhammad Shohibul Fikri finis sebagai runner-up di Australian Open 2025
Fajar Alfian/Muhammad Shohibul Fikri turut merasakan kekalahan pada final Australian Open 2025. Ganda putra yang diunggulkan di urutan kelima itu tumbang secara mengejutkan di tangan juniornya sendiri yang berstatus debutan sekaligus nonunggulan. Mereka kalah dari Raymond Indra/Nikolaus Joaquin lewat pertandingan ketat 3 game dengan skor 20-22, 21-10, dan 18-21 dalam waktu 67 menit.
5. Jafar Hidayatullah/Felisha Alberta Nathaniel Pasaribu keok pada final Australian Open 2025
Hasil buruk Febriana/Meilysa dan Fajar/Fikri juga dialami Jafar Hidayatullah/Felisha Alberta Nathaniel Pasaribu. Ganda campuran unggulan kedua itu kalah pada final Australian Open 2025. Mereka keok dari Chen Tang Jie/Toh Ee Wei asal Malaysia yang berstatus unggulan pertama. Dalam waktu 42 menit, mereka kalah 2 game langsung dengan skor 16-21 dan 11-21.
6. Putri Kusuma Wardani juga terjegal pada final Australian Open 2025
Satu lagi pemain Indonesia yang mengalami kekalahan pada final Australian Open 2025 adalah Putri Kusuma Wardani. Tunggal putri yang menempati posisi sebagai unggulan kedua itu kalah dari An Se Young asal Korea Selatan. Ia kalah dari unggulan pertama tersebut 2 game langsung dengan skor 16-21 dan 14-21 dalam waktu 44 menit.
Jika diperhatikan, sebagian pemain di atas kalah dalam duel sengit tiga game. Hal itu menunjukkan, mereka sebenarnya mampu memberikan perlawanan dan hanya kurang konsisten pada momen-momen krusial. Sementara itu, sebagian lainnya tampil antiklimaks dengan kalah dua game langsung. Pola kekalahan yang beragam ini memberikan gambaran, masih ada PR besar yang harus dibenahi.


















