Pemerintah Bakal Patungan untuk Beban Akomodasi PON 2024

Jakarta, IDN Times - Pemerintah punya siasat untuk menanggulangi biaya akomodasi Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024 Aceh-Sumatera Utara. Beban ini akan ditanggung bersama, antar pemerintah daerah (Pemda).
Skenario ini tertuang dalam Rakor Tingkat Menteri tentang persiapan PON, di Kemenko PMK, Jakarta Pusat, pada Selasa (14/5/2024). Rapat ini dipimpin langsung Menko PMK Muhadji Effendy.
Rapat tersebut juga dihadiri Menpora Dito Ariotedjo, Mendagri Muhammad Tito Karnavian, Pj Gubernur Aceh Bustami Hamzah, Pj Gubernur Sumut Hassanudin, Ketua Umum KONI Pusat Marciano Norman dan stakeholder terkait.
1. Pemerintah pilih cara patungan

Muhadjir menyatakan beban biaya akomodasi PON 2024 menjadi tanggungan bersama antar Pemda penyelenggara dan yang mengirim peserta PON. Muhadjir menyebut, cara ini merupakan saran dari Mendagri Tito.
"Untuk memenuhi beberapa yang masih tersisa yaitu kebutuhan anggaran akomodasi dan akan dilakukan sharing cost sebesar 50 persen untuk pemda penyelenggara dan 50 persen peserta PON. Jadi, ini tadi arahan dari Pak Menteri Dalam Negeri, ini catatan penting," kata Muhadjir.
2. Pemerintah pusat juga ikut patungan

Sedangkan, untuk penambahan anggaran lain akan dialokasikan melalui Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara (BA BUN). Ini akan diproses dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
"Penambahan anggaran untuk peralatan pertandingan, opening, dan closing ceremony akan dialokasikan, melalui alokasi belanja tambahan BA BUN yang nanti sudah diusulkan melalui Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), dan akan diproses dari Kementerian Keuangan," kata Muhadjir.
3. PON akan pertandingan 33 cabor dan dimeriahkan 5.366 atlet

PON edisi ke-21 akan dihelat pada 8-20 September 2024. Multievent empat tahun sekali ini akan mempertandingkan 33 cabor, 242 disiplin dan 510 nomor pertandingan.
Lebih dari itu, ajang ini diyakini bakal dimeriahkan oleh 5.366 atlet. Dito berharap PON 2024 bisa melahirkan atlet yang bisa mengharumkan Indonesia di kancah internasional.
"Kami, Kemenpora beserta seluruh federasi cabor, menjadikan ini sebagai talent scouting. Jadi, atlet yang meraih prestasi bisa dilanjutkan untuk kancah dunia. Pastinya dari Kemenpora akan ada reward dalam rangka pembinaan dan juga penguatan potensi dari masing-masing atlet," ujar Dito.