8 Peraturan Lompat Jauh yang Utama, Wajib Ditaati!

Lompat jauh atau long jump merupakan salah satu cabang olahraga atletik nomor lompat yang diperlombakan pada tingkat nasional maupun internasional. Selain menjadi cabang olahraga prestasi, lompat jauh juga diajarkan dalam materi Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan di bangku sekolah.
Tujuan dari olahraga ini adalah mencapai jarak lompatan sejauh mungkin dengan melakukan satu kali lompatan dari titik tumpuan atau titik tolak awal. Dalam praktiknya, jarak lompatan diukur mulai dari titik tumpuan lompatan hingga jejak pertama di kotak pasir.
Setiap atlet diharuskan menguasai teknik dasar dan peraturan lompat jauh. Secara umum, terdapat delapan peraturan lompat jauh yang utama. Simak penjelasannya di bawah ini.
1. Lintasan lapangan

Lintasan lapangan lompat jauh memiliki panjang minimal 40 meter yang dimulai dari awalan (lari). Sementara lebar lintasan 1,22 meter sampai 1,25 meter. Lintasan biasanya diberikan garis putih selebar 5 cm untuk membatasinya.
2. Papan tolakan

Pada olahraga lompat jauh, terdapat papan tolakan yang berfungsi untuk pemain melakukan tolakan atau lompatan setelah berlari pada lintasan. Papan tolakan olahraga lompat jauh berbentuk persegi panjang dengan bahan kayu dan dicat putih.
Papan tolakan biasanya terletak minimal 1 meter dari tempat pendaratan atau bak pasir. Tujuannya agar juri dan wasit bisa mencatat bekas kaki saat mendarat. Papan tolakan juga berjarak minimal 10 meter dari bagian terjauh bak pendaratan.
Papan tolakan biasanya memiliki panjang 1,21 sampai 1,22 meter dan lebar 19,8-20,2 cm. Sedangkan ketinggiannya sekitar 10 cm.
3. Bak pendaratan

Bak pasir untuk pendaratan pada olahraga lompat jauh minimal memiliki panjang 9 meter atau 10 meter dari garis tolakan sampai garis terakhir area lompatan. Sedangkan lebarnya minimal 2,75 meter.
Bak pendaratan harus diisi oleh pasir yang berkualitas, lembut, dan tidak ada kerikil tajam. Tujuannya supaya meminimalisasi risiko kesakitan atau cedera. Bagian permukaan atas bak pun harus rata dan sejajar dengan permukaan papan tolakan.
4. Peraturan dasar

Secara umum, terdapat beberapa peraturan dasar yang harus ditaati peserta saat melakukan lompat jauh, khususnya saat berkompetisi di kejuaraan resmi. Berikut uraiannya.
- Sol sepatu yang boleh digunakan memiliki ketebalan maksimum 13 mm.
- Apabila jumlah peserta lompat jauh lebih dari delapan orang, maka setiap peserta mendapat tiga kali kesempatan untuk melakukan lompatan. Apabila peserta berjumlah delapan orang atau kurang, maka diberikan kesempatan melompat sebanyak enam kali.
- Jarak lompatan dihitung dari bagian tubuh pertama yang menyentuh tanah, baik tangan maupun kaki.
- Jika melakukan lompatan dengan jarak yang cukup jauh dari papan atau bagian depan foul line, jarak yang dihitung adalah tetap dari foul line hingga posisi pendaratan di bak pasir.
5. Pengukuran lompatan

Atlet yang sudah melakukan lompatan kemudian akan diukur seberapa jauh lompatannya. Cara mengukurnya dengan dilakukan secara tegak lurus pada garis tumpuan.
Ada beberapa peraturan tentang pengukuran dalam olahraga lompat jauh, yaitu sebagai berikut.
- Cara mengukur lompatan dimulai dari pendaratan di bak pasir dan ditarik sampai ke papan tolakan.
- Pengukuran dilakukan secara tegak lurus. Dimulai dari sisi terdekat bekas pendaratan menggunakan balok tumpuan, lalu ditarik sampai titik papan tolakan.
- Juri pengukur adalah satu-satunya pihak yang berhak mengukur hasil lompatan.
- Jika setelah melompat seorang atlet berjalan mundur, maka pengukuran akan dilakukan pada titik saat pelompat itu mundur. Makanya, para atlet biasanya disarankan untuk melangkah maju setelah mendarat.
- Pengukuran harus dilakukan dengan sangat teliti dan presisi karena perbedaan 1 cm pun bisa memengaruhi siapa pemenangnya.
- Kemudian pencatatan hasil lompatan akan dicatat oleh pihak pencatat hasil pertandingan.
6. Juri dan wasit

Juri pada olahraga lompat jauh mengemban beberapa tugas penting, yaitu mengukur hasil lompatan dan mengangkat bendera jika atlet sudah melompat.
Bendera yang diangkat pun memiliki dua jenis. Bendera merah diangkat jika atlet melakukan lompatan yang tidak sah atau gagal. Sedangkan bendera putih digunakan jika lompatannya dianggap sah.
Dalam suatu pertandingan lompat jauh, terdapat lima orang yang bertugas mengawasi pertandingan. Setiap orang memiliki tugas dan perannya masing-masing. Berikut rinciannya:
- Juri hakim, bertugas memberi keputusan jika terjadi pelanggaran
- Juri pencatat, bertugas mencatat hasil lompatan para pelompat
- Juri pengukur, bertugas mengukur jarak hasil lompatan setiap pelompat secara teliti dan presisi
- Wasit 1, bertugas mengawasi setiap pelompat sebelum mengikuti pertandingan
- Wasit 2, bertugas mengawasi setiap pelompat sesaat sebelum melakukan lompatan.
7. Menentukan pemenang

Peraturan lompat jauh selanjutnya adalah penentuan pemenang. Cara menentukan pemenang pada olahraga lompat jauh bukan hanya dilihat dari hasil lompatan terjauh, tapi juga ada prosedur lain yang dilewati peserta dari awal sampai akhir. Salah satunya adalah tes doping yang wajib dilakukan setiap pelompat.
Jika terjadi nilai yang sama pada hasil lompatan, maka akan dilakukan kesempatan kedua bagi peserta dengan nilai yang sama. Mereka bisa melakukan lompatan sekali lagi untuk menentukan pemenang.
Jika hasilnya masih sama, maka akan dilihat prestasi para atlet yang sudah dimiliki sebelumnya. Jika setelah dilihat pun prestasinya masih setara, maka jalan terakhir untuk menentukan pemenang lompat jauh adalah dengan mengundinya.
8. Pelanggaran dan diskualifikasi

Selain peraturan lapangan dan peraturan dasar, peserta perlu memahami peraturan terkait pelanggaran dan diskualifikasi agar dapat mengikuti perlombaan secara aman. Bila melanggar, sanksi yang dikenakan dapat berupa jarak lompatan yang tidak dinilai hingga ancaman diskualifikasi.
Lantas apa saja saja kesalahan yang memicu pelanggaran?
- Peserta tidak melakukan lompatan setelah dipanggil selama 3 menit.
- Adanya bagian tubuh peserta yang menyentuh tanah pada area belakang garis batas tumpuan saat melakukan persiapan untuk lompatan atau saat berlari.
- Peserta melakukan tumpuan dengan menggunakan kedua kaki.
- Peserta melakukan tolakan dari luar ujung balok tumpuan, baik sebelum maupun sesudah perpanjangan garis tumpuan.
- Peserta melewati batas depan dari garis pelanggaran saat melompat.
- Peserta melakukan gerakan jungkir balik atau salto saat melakukan lompatan atau saat mendarat di bak pasir.
- Peserta melakukan pendaratan di luar bak pasir yang sudah ditentukan.
- Peserta berjalan mundur atau berbalik melalui bak lompat usai melakukan lompatan.
9. Aturan untuk Olimpiade

Peraturan lompat jauh tidak hanya sebatas delapan aturan yang sudah dijelaskan sebelumnya. Ada beberapa peraturan lompat jauh yang berlaku khusus untuk Olimpiade. Berikut penjelasannya:
1. Peralatan dan peraturan lompatan
Ada beberapa aturan khusus untuk Olimpiade yang berbeda dari kompetisi nasional atau internasional lainnya. Namun, ada juga yang masih sama dengan peraturan sebelumnya. Ini rinciannya:
- Peserta boleh menggunakan sepatu dengan ketebalan maksimal 13 mm.
- Lintasan untuk awalan memiliki panjang minimal 40 meter.
- Titik tolak terjauh harus menyentuh papan tolakan.
- Papan tolakan memiliki lebar 20 cm dan sejajar dengan tanah.
- Bak pendaratan memiliki lebar 2,75 sampai 3 meter.
- Lompatan harus selesai dalam waktu satu menit sejak atlet melangkah dari landasan pacu.
2. Kompetisi
Pada Olimpiade, ada 12 atlet yang akan dinyatakan lolos untuk mengikuti kompetisi lompat jauh. Setiap atlet akan diberi kesempatan tiga kali lompatan.
Delapan dari dua belas atlet dengan ranking tertinggi akan melanjutkan permainan dengan melakukan tiga kali lompatan kedua. Baru kemudian ditentukan atlet dengan lompatan terjauh yang akan jadi pemenangnya.
Jika ada beberapa pemain dengan hasil yang sama, maka atlet yang melakukan lompatan terbaik pada saat kesempatan lompatan kedualah yang akan menjadi pemenang.
Itulah delapan peraturan lompat jauh yang mencakup peraturan lapangan, peraturan dasar, serta pelanggaran dan diskualifikasi. Selain itu, ada pula aturan-aturan lompat jauh khusus untuk Olimpiade. Menaati peraturan di atas mampu menghindarkan peserta dari pelanggaran.