Pabrikan Honda tak mencatat performa impresif dalam 3 musim terakhir MotoGP. Sejak insiden pada 2020 menimpa pembalap utamanya, Marc Marquez, Honda seakan kehilangan arah meski sempat memenangi beberapa balapan.
Tim pabrikan Repsol Honda sendiri baru meluncurkan livery teranyar mereka pada 22 Februari 2023 untuk mengarungi MotoGP 2023. Para pembalap dan petinggi mengaku optimis dapat tampil kompetitif musim ini.
Ken Kawauchi dikenal sebagai sosok yang teroganisasi, disiplin, dan metodis. Mantan technical director Suzuki itu saat ini mengemban tugas sebagai techinal manager Honda menggantikan Takeo Yokoyama.
Kedatangannya membawa aura positif bagi seluruh anggota tim. Alberto Puig selaku team manager turut memuji kinerja Kawauchi. Puig akan mendukung semua pendekatan yang ia lakukan.
“Kami akan mendukung Ken dengan karakter dan gayanya. Kami akan beradaptasi dengan sistem baru ini, berbeda tetapi bagus di Sepang,” kata Puig dikutip Speedweek.
Ken Kawauchi aktif bekerja sejak Januari 2023. Ia secara langsung melihat performa Stefan Bradl saat private test Honda di Sirkuit Jerez.
Menurut Puig, keputusan memboyong Ken Kawauchi terjadi karena Honda memercayai kinerjanya. Terlebih lagi ia pernah bekerja dengan dua pembalap Honda saat ini, Alex Rins dan Joan Mir. Itulah mengapa informasi yang ia miliki sangat membantu arah pengembangan motor Honda.
Berbarengan dengan peluncuran livery teranyar Repsol Honda, para pembalap dan petinggi Honda mengaku cukup optimis. Pembalap utamanya, Marc Marquez, mengatakan pihaknya akan memaksimalkan potensi yang mereka miliki di MotoGP.
“Kami bekerja keras untuk mencapai tujuan kami. Bagi atlet, tekanan apa pun tetap harus dijalani, terutama ketika Anda memiliki mental pemenang seperti kami (Honda),” lanjut Marquez.
Sepeninggalan Suzuki Ecstar, Joan Mir merapat ke tim pabrikan Honda. Juara dunia MotoGP 2020 itu mengaku cukup merindukan aura perebutan gelar juara dunia.
Pada acara peluncuran livery terbaru Repsol Honda, Mir mengatakan jika ia akan memberikan semua potensi yang ia miliki bersama tim. Meski begitu, ia sadar bahwa tugas yang dipangku tidak mudah.
“Ketika Anda berkendara untuk tim seperti ini (Repsol Honda) meningkatkan tekanan. Aku merindukan tekanan positif saat perebutan gelar juara dunia, sayangnya aku malah mendapat tekanan negatif ketika tidak hasil dan motor tidak sesuai ekspektasi. Tekanan selalu menjadi sesuatu untuk dinikmati,” papar Joan Mir.
Keterpurukan Honda beberapa musim ke belakang juga dirasakan Lin Jarvis yang merupakan team manager Yamaha. Baginya, meskipun Honda adalah kompetitor baginya, tak dimungkiri jika ia menginginkan pesaingnya itu kembali tampil impresif.
Hal ini mengingatkan kita kepada persaingan sengit antara Marc Marquez dan Valentino Rossi pada dekade kedua abad 20. Menurut Jarvis, kehadiran Marquez sangat memengaruhi popularitas kompetisi MotoGP selepas ditinggal legenda hidup Valentino Rossi.
Honda berambisi untuk lepas dari keterpurukan. Upaya mereka mendatangkan beberapa teknisi dan pembalap merupakan ikhtiar untuk bangkit. Apakah bisa tampil impresif musim ini?