Menang di MotoGP Austria, Francesco Bagnaia Dinilai Makin Dewasa

Masih punya peluang untuk merebut titel juara dunia

Francesco Bagnaia tampil dominan di Sirkuit Red Bull Ring, Austria, pada Minggu (21/8/2022). Pembalap tim pabrikan Ducati itu memimpin balapan untuk setiap putaran hingga akhirnya merebut kemenangan.

Hasil ini tentu sangat menyenangkan bagi tim pabrikan Borgo Panigale. Cristian Gabarrini, kepala kru di garasi balap Bagnaia, kagum dengan perkembangan pembalapnya.

1.Gabarrini menilai Bagnaia makin dewasa di atas lintasan

Menang di MotoGP Austria, Francesco Bagnaia Dinilai Makin DewasaFrancesco Bagnaia (motogp.com)

Bagnaia tampil kurang apik pada paruh pertama musim. Ia beberapa kali terjatuh yang membuatnya kehilangan poin penting. Namun, dalam dua balapan terakhir, Bagnaia terlihat makin matang di atas lintasan. Gabarrini pun menilai Bagnaia sudah makin dewasa.

“Ini adalah bukti lain dari kedewasaan kompetitif yang dicapai secara luar biasa. Baik di Silverstone maupun Austria, ia bisa mengatur situasi dengan sebaik-baiknya dengan paket teknis dan ban yang ia miliki dan juga menghindari kesalahan dan ketidakakuratan,” kata Gabarrini dilansir GPone.

2. Bagnaia tampil mengesankan dengan langsung memimpin pada awal balapan

Menang di MotoGP Austria, Francesco Bagnaia Dinilai Makin DewasaFrancesco Bagnaia (motogp.com)

Start dari urutan ke-2, Bagnaia langsung menyalip Enea Bastianini (Gresini Racing) di tikungan awal. Tanpa membuang waktu, Bagnaia melesat cepat dan mampu menjaga ritme balapnya. Setelah melahap 28 lap, Bagnaia jadi kampiun di Red Bull Ring.

“Aku terkejut ia langsung unggul di awal karena itu adalah hal yang berisiko untuk dilakukan. Aku pikir Pecco sudah benar-benar matang, selain kecepatannya, yang tentu saja tak pernah diragukan,” ungkap Gabarrini.

Baca Juga: 5 Kemenangan Francesco Bagnaia di MotoGP 2022, Makin Trengginas!

3. Bagnaia menjadi pembalap Ducati yang mencetak hattrick, sama seperti Casey Stoner

Menang di MotoGP Austria, Francesco Bagnaia Dinilai Makin DewasaCristian Gabarrini saat bersama Casey Stoner. (motogp.com)

Gabarrini sudah lama berada di garasi Ducati. Ia merupakan kru berpengalaman yang pernah membantu Casey Stoner merebut titel juara dunia MotoGP musim 2007. Bagi Gabarrini, kemenangan tiga kali beruntun Bagnaia menjadi pencapaian yang bisa dibandingkan dengan Casey Stoner.

“Pecco dan Casey berbeda dalam level berkendara, begitu juga dalam menghadapi masalah. Namun, keduanya sangat berbakat meski berasal dari pengalaman yang berbeda. Mereka disatukan oleh hubungan mereka dengan tim.

Bahkan, bagi Stoner, Ducati seperti keluarga kedua dan itu bagus karena ini sangat membantu pada masa-masa sulit. Aku pikir itu sangat mengagumkan,” kata Gabarrini dilansir GPOne.

4. Kedewasaan punya andil dalam kemenangan Bagnaia

Menang di MotoGP Austria, Francesco Bagnaia Dinilai Makin DewasaFrancesco Bagnaia (motogp.com)

Gabarrini menilai kedewasaan punya peran dalam mengantarkan Bagnaia menuju kemenangan. Kini Bagnaia lebih mampu mengatasi tekanan.

“Dalam dua balapan terakhir, ia bisa menangani dua situasi sulit yang berbeda. Sepanjang akhir pekan, ia bukan yang tercepat, tetapi kami masih bisa menemukan solusi. Itu jadi seperi meletakkan ceri di atas kue,” ujar Gabarrini.

Baik di Silverstone maupun di Red Bull Ring, Bagnaia memang bukan yang tercepat saat sesi latihan dan kualifikasi. Pembalap Italia itu tak memulai balapan dari urutan terdepan, tetapi pada akhirnya tetap bisa menjadi kampiun.

“Aku pikir kedewasaan inilah yang membuat perbedaan sehingga bisa memanfaatkan paket teknis yang ada dengan sebaik-baiknya,” Gabarrini menambahkan dengan yakin.

5. Masih ada kesempatan bagi Bagnaia untuk merebut titel juara dunia

Menang di MotoGP Austria, Francesco Bagnaia Dinilai Makin DewasaFrancesco Bagnaia dan Fabio Quartararo (motogp.com)

Usai menang di Austria, Bagnaia mengoleksi 156 poin. Ia masih tertinggal dari Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha) yang punya 200 poin dan Aleix Espargaro (Aprilia Racing) yang meraih 168 poin. Meski begitu, Gabarrini tetap optimis dalam perebutan gelar. Bagnaia punya kans untuk tetap menjadi pengumpul poin terbanyak.

“Kami harus lebih unggul dari Fabio di semua balapan. Tak ada yang berubah. Kami selalu harus percaya, sama seperti saat kami tertinggal 91 poin. Sampai aritmatika tidak mengecualikan kami, kami tetap harus mencoba,” kata Gabarrini dikutip GPOne.

 

Masih tersisa tujuh seri Grand Prix pada musim 2022. Seri berikutnya akan digelar di Sirkuit Misano, Italia. Sirkuit sepanjang 4,2 km ini adalah sirkuit kandang untuk Bagnaia. Bisakah ia kembali menang dan merebut poin maksimal?

Baca Juga: Francesco Bagnaia Cetak Hattrick, Imbangi Rekor Rossi dan Stoner

Ryan Budiman Photo Verified Writer Ryan Budiman

Hola... jadipunya.id

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Atqo

Berita Terkini Lainnya