Ducati Tak Ingin Ada Team Order, Perebutan Gelar Juara Masih Terbuka

Meski tipis, tetap ada kans untuk merebut banyak poin

Paruh pertama MotoGP musim 2022 cukup sukses untuk Ducati. Merek asal Italia itu sudah memenangkan 6 dari 11 balapan yang dilombakan. Francesco Bagnaia dan Enea Bastianini masing-masing merebut 3 kemenangan.

Ducati kini memuncaki perolehan poin pada klasemen sementara konstruktor. Pabrikan asal Borgo Panigale ini unggul 74 poin di atas Yamaha. Sayangnya, kesuksesan itu tak berlaku pada klasemen pembalap.

1. Para pembalap Ducati tertinggal jauh

Ducati Tak Ingin Ada Team Order, Perebutan Gelar Juara Masih TerbukaJohann Zarco (motogp.com)

Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha) dan Aleix Espargaro (Aprilia Racing) berada di puncak klasemen. Sementara itu, Johann Zarco (Pramac Racing) berada di peringkat ke-3, sekaligus jadi pembalap Ducati dengan poin tertinggi.

Namun, selisih Zarco dari Quartararo mencapai 58 poin. Tepat di bawah Zarco ada Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo) dan Enea Bastianini (Gresini Ducati). Selisih mereka dengan El Diablo masing-masing mencapai 66 dan 67 poin.

2. Pembalap Ducati tak punya konsistensi

Ducati Tak Ingin Ada Team Order, Perebutan Gelar Juara Masih TerbukaFrancesco Bagnaia dan Enea Bastianini (motogp.com)

Meski sudah 3 kali menang, Bastianini sudah 3 kali did not finish (DNF) sehingga tak meraih poin. Johann Zarco yang baru 2 kali DNF, tetapi belum pernah menang. Bagnaia pun sudah 4 kali DNF.

Paling parah terjadi pada awal musim. Bagnaia terjatuh di seri pembuka Qatar, kemudian hanya finis di posisi ke-15 saat balapan basah di Indonesia. Paolo Ciabatti, Direktur Olahraga Ducati, menyesali pembalapnya yang tak memiliki konsistensi.

“Sebagai pabrikan, kami puas dengan hasil ini. Namun, kami tertinggal jauh pada klasemen pembalap. Selisihnya cukup besar. Konsistensi berberan besar ketika kamu lihat Quartararo dan Aleix di klasemen sementara,” kata Ciabatti dikutip Motorsport-Total.

Baca Juga: Francesco Bagnaia Siap Bertandem dengan Siapa Pun di Ducati Lenovo

3. Target Ducati tetap merebut titel juara dunia pembalap

Ducati Tak Ingin Ada Team Order, Perebutan Gelar Juara Masih TerbukaPaolo Ciabatti dan Francesco Bagnaia (motogp.com)

Sepanjang sejarah keikutsertaannya di MotoGP, Ducati baru sekali merebut gelar juara dunia pembalap pada 2007 silam melalui Casey Stoner. Tak heran, target utama pabrikan Borgo Panigale adalah merebut gelar juara dunia pembalap musim ini.

“(Kesempatan) itu tetap ada. Kami masih bisa merebut banyak poin. Namun, secara realistis itu memang sangat sulit. Quartararo dan Aleix secara konsisten ada di depan dan jarang melakukan kesalahan. Kami harus melakukan yang terbaik,” ungkap Ciabatti.

4. Ducati tak ingin menerapkan team order

Ducati Tak Ingin Ada Team Order, Perebutan Gelar Juara Masih TerbukaBagnaia, Bastianini dan Miller (motogp.com)

Dengan line-up terbanyak, pembalap Ducati mencapai 8 orang di grid. Kecuali Luca Marini (Mooney VR46 Racing) dan Fabio Di Giannantonio (Gresini), 6 pembalap lain sudah meraih paling tidak 1 podium.

Kendati demikian, saat ini Ciabatti tak ingin timnya menggunakan team order untuk merebut kemenangan. Strategi itu hanya akan berlaku pada situasi khusus.

“Pada dasarnya kami tak suka team order. Tentu saja, jika satu pembalap masih punya kesempatan pada balapan terakhir dan yang lainnya tidak, kamu akan berpikir tentang strategi. Akan tetapi, itu adalah situasi yang luar biasa. Kami sedang tak ada di posisi itu,” kata Ciabatti dilansir Motorsport-Total.

5. Ducati meminta pembalapnya untuk tak saling menyalip secara ekstrem

Ducati Tak Ingin Ada Team Order, Perebutan Gelar Juara Masih TerbukaJorge Martin dan Francesco Bagnaia (motogp.com)

Setiap pembalap Ducati masih punya kesempatan untuk memenangkan balapan. Pabrikan Borgo Panigale ingin pembalapnya tak melakukan kesalahan, terutama saat menyalip rekan satu merek.

“Kami meminta pembalap kami untuk menghormati rider lain, terutama yang satu merek. Jika memungkinkan, mereka harus menghindari manuver yang ekstrem. Namun, setiap orang boleh memenangkan balapan jika memang ada kesempatan,” ujar Ciabatti.

 

MotoGP musim 2022 masih panjang. Hingga akhir musim, masih ada 9 Grand Prix yang bisa ditaklukkan. Mampukah Ducati kembali merebut titel yang mereka idamkan?

Baca Juga: 5 Persamaan MotoGP Belanda Musim 2008 dan 2022, Balapannya Ducati!

Ryan Budiman Photo Verified Writer Ryan Budiman

Hola... jadipunya.id

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Atqo

Berita Terkini Lainnya