Honda Berpotensi Catatkan Finis Terburuk di MotoGP

Honda mulai menurun performanya sejak MotoGP 2020

Jakarta, IDN Times - Honda tengah mengalami stagnansi performa saat ini. Dalam gelaran MotoGP 2022, mereka mengalami kesulitan bersaing dengan pabrikan-pabrikan lain, macam Yamaha, Suzuki, Ducati, bahkan hingga Aprilia dan KTM.

Saat ini, Honda bertengger di peringkat enam klasemen pabrikan MotoGP 2022, di bawah Suzuki dan KTM. Mereka baru mencatatkan 85 poin, berselisih 16 poin dengan Suzuki yang ada di peringkat kelima.

Jika hasil ini berlanjut, Honda berpotensi meraih finis terburuk sepanjang sejarah. Sejak era MotoGP, tepatnya pada 2002 silam, belum pernah Honda berada dalam posisi klasemen pabrikan seburuk ini.

1. Honda mulai mengalami penurunan pada 2020

Honda Berpotensi Catatkan Finis Terburuk di MotoGPmotogp.com

Sejak 2002 hingga 2019, Honda sejatinya tak pernah keluar dari posisi tiga besar klasemen akhir pabrikan MotoGP. Bahkan, jika dihitung sejak 1982, mereka berhasil meraih gelar pabrikan terbaik sebanyak 24 kali dari 38 kesempatan.

Barulah pada 2020, Honda mengalami penurunan yang signifikan. Mereka finis di posisi kelima klasemen akhir pabrikan MotoGP. Lanjut pada 2021, mereka urung merangkak jauh, dan hanya sukses finis di posisi keempat klasemen akhir pabrikan.

Ada banyak faktor yang menyebabkan penurunan performa dari Honda ini. Namun, salah satu faktor utama hadir dari pembalap mereka sendiri, Marc Marquez. Dia mengalami nestapa pada 2020, yang efeknya masih terasa sampai kini.

Baca Juga: Honda Jeblok di MotoGP, Puig: Tak Ada Kata Menyerah!

2. Marquez menderita akibat cedera bahu

Honda Berpotensi Catatkan Finis Terburuk di MotoGPPembalap dari Repsol Honda Marc Marquez melakukan selebrasi setelah berhasil menjuarai MotoGP Jerman 2021, di Sachsenring, Hohenstein-Ernstthal, Jerman, Minggu (20/6/2021). Ini merupakan podium pertama bagi Marquez setelah kembali dari cedera patah tulang lengan kanan yang dialaminya pada musim lalu dan posisi kedua dan ketiga ditempati Miguel Oliveira (KTM) dan Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha). ANTARA FOTO/Reuters-Matthias Rietschel.

Pada 2020, Marquez mengalami kecelakaan parah di Jerez. Akibat kecelakaan ini, pembalap asal Spanyol itu harus menepi satu tahun lebih dari MotoGP dan menjalani serangkaian operasi. Insiden ini benar-benar mengubah Marquez dan juga Honda.

Kehilangan sosok Marquez membuat Honda kehilangan masukan penting soal pengembangan motor dari pembalap andalan mereka. Alhasil, sejak 2020, performa RC213V acap mandul. Mereka bahkan tersaingi Ducati, Aprilia, dan Suzuki.

Buruknya performa motor Honda ini memberi efek domino pada Marquez. Pembalap asal Spanyol itu pun kesulitan bersaing dengan para pembalap lain, yang benar-benar ditopang oleh pabrikannya dengan baik. Marquez sulit masuk 10 besar lagi.

Hal buruk masih berlanjut di musim 2022 ini. Bahkan, Marquez harus absen dalam waktu lama, lantaran kecelakaan yang dia alami di Mandalika. Honda kembali tersendat.

3. Revolusi harus segera dilakukan Honda

Honda Berpotensi Catatkan Finis Terburuk di MotoGPpembalap Repsol Honda di atas RC213V (motogp.com)

Manajer Tim Repsol Honda, Alberto Puig, berujar bahwa terlepas dari situasi buruk yang terjadi, Honda tidak akan menyerah. Memang, kata menyerah tak ada dalam kamus Honda. Mereka akan coba memperbaiki segalanya dan berkembang jadi lebih baik.

"Tak ada kata menyerah dalam sejarah kamus Honda. Memang, sekarang kami tengah berada dalam momen buruk, tetapi kami juga tidak lupa bahwa kami harus segera bangkit dan kembali jadi tim kompetitif," kata Puig.

Namun, langkah nyata harus segera dilakukan Honda. Paling tidak, mereka harus memperbaiki spesifikasi RC213V, yang sulit dikuasai oleh Pol Espargaro dan Stefan Bradl. Jika masalah ini tuntas, mereka bisa terhindar dari kemungkinan terburuk.

Baca Juga: Repsol Honda Masih Alami Masalah di MotoGP 2022

Topik:

  • Ilyas Listianto Mujib

Berita Terkini Lainnya