Atletik Indonesia Dikepung Kekurangan Fasilitas dan Popularitas
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Atletik di Indonesia belum begitu populer. Tak terlalu banyak anak muda di Indonesia yang mau terjun ke olahraga satu ini.
Cukup memprihatinkan, padahal atletik merupakan ibu dari segala olahraga. Setiap olahraga pasti butuh atletik, karena di cabang inilah segala macam teknik dasar diajarkan.
Sepak bola butuh atletik. Tak percaya? Lari merupakan hal dasar yang dibutuhkan dalam sepak bola. Lari, merupakan salah satu cabang olahraga dari atletik.
Tapi, sayangnya cabang olahraga ini masih sepi peminat di Indonesia.
Baca Juga: Dibiayai Saat Lomba Finlandia, Zohri Kenang Bob Hasan Bak Ayah Sendiri
1. PB PASI mengakuinya
Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) sadar akan kondisi tersebut. Sekretaris Jenderal PB PASI, Tigor Tanjung, mengakui memang ada masalah dalam proses pengembangan atletik.
Salah satu yang tak bisa dihindari adalah peliputan media. Memang, atletik minim dengan peliputan media, sehingga kurang terdengar di masyarakat.
Setelah Lalu Muhammad Zohri meledak, di Kejuaraan Atletik Junior pada 2018 silam, baru cabor ini dibicarakan banyak orang.
"Karena kisah Lalu Zohri yang penuh nilai humanis, peliputan media meningkat. Ini jadi sisi positif dan harus terus dikembangkan. Media jadi salah satu elemen penting dalam perkembangan atletik Indonesia. Karena dari mereka, atletik bisa dipublikasikan dan makin dikenal masyarakat," ujar Tigor.
Editor’s picks
Implikasi dari kurangnya peliputan adalah sponsor yang tak terlalu berminat terhadap atletik. Mereka jadi ragu, untuk menanamkan uangnya dalam proses pembinaan di atletik.
"Ini jadi tantangan bersama yang harus dipecahkan. Maka dari itu, kami butuh dukungan dalam Global Conversation," terang Tigor.
2. Fasilitas di Indonesia belum memadai
Masalah lainnya yang mendera atletik di Indonesia adalah kurangnya sarana dan prasarana di Indonesia. Atletik di Indonesia hanya terpusat di beberapa titik saja, seperti stadion.
Tak seperti negara lain yang sudah maju, baik di Amerika Serikat, Eropa, bahkan Jepang serta Korea Selatan, fasilitas atletik ada di setiap sekolah hingga universitas.
"Berujung pada lambatnya regenerasi atlet. Ini mengapa survei Global Conversation jadi pentiing karena menjadi alat suara semua pelaku dan pemangku kepentingan atletik untuk memberikan aspirasi ke dalam World Plan for Athletic," jelas Tigor.
3. Sebenarnya bisa ciptakan local heroes
Sejatinya, atletik di Indonesia terbilang punya prestasi begitu banyak. Beberapa atlet bahkan menjadi local heroes.
Zohri salah satunya. Di sisi lain, masih ada Agus Prayogo, Maria Natalia Londa, Suryo Agung, dan lainnya.
Baca Juga: Keren! Lalu Muhammad Zohri Masuk Forbes U-30 Asia 2021