Jakarta, IDN Times - Piala AFF sedang bergulir dan menjadi bahan perbincangan di sepak bola nasional. Memang, turnamen ini menjadi yang paling besar dalam sepak bola Asia Tenggara. Bisa dibilang, ini merupakan "Piala Dunia" buat tim-tim di Asia Tenggara.
Menarik buat disimak bagaimana turnamen ini diselenggarakan untuk pertama kalinya pada 1996 silam. IDN Times merangkumnya buat kamu dalam kilas balik Piala AFF berikut ini.
Piala AFF dibentuk oleh enam founding fathers, Indonesia termasuk di dalamnya. Edisi pertama digelar di Singapura pada 1996 silam dengan pesertanya mencapai 10 negara.
Enam founding fathers langsung tampil dan empat lainnya seperti Kamboja, Laos, Myanmar, dan Vietnam, statusnya sebagai undangan.
Pada edisi pertama, Piala AFF masih bernama Piala Tiger. Semua dikarenakan sponsor yang menaunginya. Kala itu, sponsor Piala AFF adalah Tiger beer. Makanya, Piala Tiger menjadi titel dari turnamen tersebut.
Tiger beer menjadi sponsor AFF hingga 2004. Setelahnya, kontrak berakhir dan titelnya langsung berubah menjadi Piala AFF.
Nama Piala AFF kemudian digunakan pada pertandingan edisi 2006. Pada edisi 2008 hingga saat ini, produsen kendaraan bermotor asal Jepang, Suzuki, menjadi sponsornya hingga akhirnya turnamen paling bergengsi se-ASEAN ini berubah nama menjadi AFF Suzuki Cup.
Thailand menjadi tim tersukses sepanjang sejarah Piala AFF. Mereka sudah mengoleksi lima gelar di turnamen ini.
Ketika edisi pertama digelar pada 1996 silam, Thailand langsung jadi juara usai mengalahkan Malaysia dengan skor 1-0. Empat tahun berselang, Thailand juara lagi. Bahkan, mereka meraih gelar juara ketiga pada 2002. Kemudian, Thailand menjadi juara dalam dua edisi beruntun di 2014 dan 2016.
Singapura menjadi negara kedua dengan koleksi trofi terbanyak di ajang ini. Mereka juara empat kali, pada edisi 1998, 2004, 2007 dan 2012.
Format Piala AFF sejak awal digulirkan mengalami sejumlah perubahan. Awalnya, sistem round robin dengan format home tournament digulirkan. Lalu, partai final digelar di negara tuan rumah.
Tapi, pada 2004 silam, semifinal dan final diubah dengan sistem home-away dalam format dua leg. Baru pada 2018 lalu, format penyisihan diubah lagi dengan sistem home-away.
Pandemik COVID-19 akhirnya mengubah sistem tersebut di edisi 2020. Sistem penyisihan round robin dengan home tournament kembali dipakai demi meminimalisir penyebaran COVID-19. Nantinya, semifinal hingga final digelar dengan sistem home-away.
Thailand (lima kali): 1996, 2000, 2002, 2014, 2016
Singapura (empat kali): 1998, 2004, 2007, 2012
Vietnam (dua kali): 2008, 2018
Malaysia (satu kali): 2010