Soal Fenomena Layu Sebelum Berkembang di Badminton Indonesia

- Latihan yang terlalu diforsir bukan penyebabnya
- Faktor gizi dan sport science juga bukan alasan
- Liem Swie King tidak tahu jawabannya
Jakarta, IDN Times - Fenomena layu sebelum berkembang tengah melanda badminton Indonesia. Ada atlet yang bersinar kala muda, tiba-tiba melempem ketika sudah memasuki usia produktif, yakni di atas 20 tahun.
Hal ini rupanya disadari oleh salah satu legenda badminton Indonesia, Liem Swie King. Dia pun sampai mempertanyakan, kenapa fenomena ini sekarang melanda Indonesia.
"Sekarang, pemain-pemain usia 15 tahun itu sudah bagus banget. Cuma pertanyaannya, kenapa ketika dewasanya tidak muncul? Itu yang sering saya tanyakan," ujar Liem di Kudus, Minggu (21/9/2025).
1. Bukan karena latihan yang keras

Liem mengungkapkan, ada yang sempat bilang padanya jika layunya para talenta ini ketika dewasa, salah satunya karena latihan yang terlalu diforsir. Namun, dia tidak bisa menerima jawaban itu.
"Ada yang bilang karena ya latihannya terlalu forsir di mudanya, tapi saya nggak puas dengan jawaban itu. Bukannya kalau latihan lebih muda harusnya lebih baik gitu lho. Lebih cepat matangnya," ujar Liem.
2. Faktor gizi dan sport science bukan alasan

Kemudian, ada juga yang mengatakan kepada Liem bahwa faktor gizi dan sport science memengaruhi layunya atlet-atlet berbakat Indonesia. Lagi-lagi, dia tak sepakat akan hal tersebut.
"Kalau gizi, masa kurang gizi sih. Itu tidak, tidak jadi alasan sih kalau gizi ya. Kalau sport science, bukannya sudah ada juga? Udah mulai, mulai apa, dilibatkan juga itu. Jadi ya bukan alasan sih itu sebetulnya," ujar Liem.
3. Liem tidak tahu jawabannya

Sampai kini, Liem mengaku tidak tahu jawaban pasti kenapa talenta badminton muda Indonesia layu sebelum berkembang. Menurutnya, ini jadi tantangan besar bagi federasi dan semua stakeholder badminton Indonesia.
"Saya belum dapat jawaban yang tepat ya. Kenapa begini (talenta badminton Indoesia layu sebelum berkembang)? Apa kecilnya sebagus ini, juniornya sebagus ini kok, dewasanya tidak bisa muncul jadi juara dunia misalnya," ujar Liem.