Tunggal Putri Indonesia Gak Boleh Terlalu Bebani Gregoria

Jakarta, IDN Times - Pelatih anyar tunggal putri Indonesia, Imam Tohari, menyatakan Gregoria Mariska Tunjung tak seharusnya diberikan beban yang begitu berat. Harus ada pebulu tangkis lain di sektor tunggal putri, yang punya kualitas serupa atau bahkan melebihi Gregoria.
Sejauh ini, Imam akan menangani lima tunggal putri, termasuk Gregoria. Sebanyak empat lainnya adalah Putri Kusuma Wardani, Ester Nurumi Tri Wardoyo, Komang Ayu Cahya Dewi, dan Ni Kadek Dhinda Amartya Pratiwi. Keempatnya, diharapkan Imam, bisa berkembang dan mengejar peringkat demi menembus 10 besar agar Gregoria tak lagi jadi satu-satunya tulang punggung tunggal putri Indonesia.
1. Setidaknya punya dua

Target Imam begitu tinggi. Di tahun pertamanya, dia mau menempatkan dua tunggal putri Indonesia masuk ke 10 besar dunia. Lebih baik lagi, menurutnya, ada tiga yang masuk di posisi tersebut.
"Selain itu, target saya tahun ini adalah menempatkan dua atau tiga tunggal putri yang masuk peringkat 10 besar dunia," kata Imam mengutip situs resmi PB Djarum.
Saat ini, Gregoria Mariska jadi satu-satunya wakil tunggal putri Indonesia yang masuk 10 besar dunia. Sementara, pemain pelapis yang rankingnya paling dekat dengan Gregoria adalah Putri Kusuma Wardani di peringkat 18 dunia.
Ketiga wakil tunggal putri Merah-Putih lainnya masih di luar 30 besar. Ester Nurumi di peringkat 34, Komang Ayu 44, dan Ni Kadek Dhinda 152.
2. Incar turnamen besar

Imam mengincar dua turnamen besar untuk dijuarai mulai tahun depan. Dia berharap anak-anak asuhnya bisa meraih gelar juara di All England dan Kejuaraan Dunia.
"Target prestasi yang ingin dicapai oleh tim tunggal putri tentu ada. Dalam beberapa bulan ke depan, mungkin dua bulan dari sekarang, ada turnamen besar All England, lalu Kejuaraan Dunia, Asian Games 2026, dan target jangka panjang di Olimpiade 2028. Selain itu, untuk World Tour yang bersifat berjenjang, hampir setiap bulan ada, dan kemenangan harus terus diupayakan. Harapannya, kami bisa meraih hasil terbaik di setiap turnamen yang diikuti," kata Imam.
3. Siapkan pendekatan personal

Kapasitas Imam tentunya akan diuji saat menangani tunggal putri Indonesia. Secara teknis, Imam sudah tahu apa saja yang harus dikembangkan dan merasa tak bermasalah. Kemudian, dia bakal melakukan pendekatan secara personal kepada seluruh atlet binaannya.
"Karakter pemain tunggal putra dan putri pasti berbeda. Jadi, tugas saya adalah pendekatan lebih dalam dengan karakter masing-masing pemain. Kalau masalah teknik, saya rasa tidak ada masalah," kata Imam.