3 Fakta Menarik di Balik Kemenangan Argentina Atas Kroasia
Jakarta, IDN Times - Argentina sukses menjejakkan kaki ke partai final Piala Dunia 2022. Kepastian itu didapat setelah dalam babak semifinal di Lusail Stadium, Rabu (14/12/2022) dini hari, mereka berhasil mengalahkan Kroasia dengan skor 3-0.
Dua gol dari Julian Alvarez, plus satu gol Lionel Messi, sukses membawa Argentina menumbangkan Kroasia.
Dari kemenangan ini juga, hadir beberapa fakta unik. Berikut kami merangkum fakta-fakta tersebut untuk kamu.
1. Julian Alvarez gemilang
Selain Messi, sosok yang juga layak mendapatkan pujian di laga ini adalah Julian Alvarez. Dua gol yang dia cetak sukses membawa Argentina melaju ke babak final Piala Dunia 2022. Berkat gol-gol ini, Alvarez pun menorehkan catatan apik.
Alvarez berhasil melewati catatan gol Carlos Tevez dan Sergio Aguero di Piala Dunia. Saat Tevez hanya mampu mencetak tiga gol, dan Aguero menorehkan dua gol, Alvarez sukses mencetak empat gol di Piala Dunia.
2. Lagi-lagi, Messi dapat gelar Man of the Match
Messi benar-benar apik di Piala Dunia 2022 ini. Kegemilangan pemain yang kini membela Paris Saint-Germain (PSG) itu terlihat dari gelar Man of the Match yang dia dapat di ajang ini.
Tidak tanggung-tanggung, Messi dapat empat gelar Man of the Match di Piala Dunia 2022. Ini jadi torehan gelar Man of the Match terbanyak dari seorang pemain dalam satu ajang Piala Dunia.
3. Argentina tak pernah kalah di semifinal Piala Dunia
Argentina akrab dengan babak semifinal Piala Dunia. Sejak 1930, tercatat Argentina sudah lima kali melakoni babak semifinal, yakni pada 1930, 1986, 1990, 2014, dan 2022. Khusus edisi 1978, Argentina tidak mencicipi babak semifinal.
Kenapa? Sebab pada 1978, Piala Dunia masih menggunakan sistem ronde pertama dan kedua. Nah, Argentina melaju ke final usai jadi pemuncak di ronde kedua, sehingga tidak merasakan babak semifinal.
Sejak 1930 hingga mengalahkan Kroasia di 2022 ini, Argentina tak pernah kalah di babak semifinal. Namun, dari lima kesempatan itu, hanya sekali mereka jadi juara, yakni pada 1986. Kini, mampukah mereka juara kembali?
