Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

3 Musim sebelum 2025 saat AS Roma Dipimpin Lebih dari 2 Pelatih

ilustrasi stadion sepak bola (IDN Times/Mardya Shakti)
ilustrasi stadion sepak bola (IDN Times/Mardya Shakti)

AS Roma mengawali 2024/2025 dengan penuh gejolak. Mereka memecat Daniele De Rossi meski baru melakoni empat pertandingan. Manajemen tidak melihat ada prospek yang cerah setelah legenda klub tersebut hanya bisa meraih 4 keimbangan dan menelan 1 kekalahan.

Ivan Juric ditunjuk sebagai pengganti pada 18 September 2024. Namun, pada 10 November 2024, AS Roma kembali memecat pelatihnya tersebut. Sosok asal Kroasia itu juga dianggap tidak memuaskan karena hanya bisa mempersembahkan 4 kemenangan dari 12 pertandingan. Sisanya, Juric membuat I Giallorossi menelan 5 kekalahan dan 3 keimbangan.

Di tengah kondisi genting, AS Roma pun akhirnya meminta bantuan kepada Claudio Ranieri yang sebetulnya sudah pensiun. Pria berusia 73 tahun itu ditunjuk sebagai pelatih interim hingga akhir musim. Setelahnya, Ranieri akan bekerja sebagai penasihat klub. Termasuk membantu mereka mencari pelatih permanen baru untuk musim depan.

Pemecatan pelatih memang bukanlah hal yang asing dalam dunia sepak bola. Namun, menggunakan jasa lebih dari dua pelatih pada musim yang sama juga sebetulnya bukan sebuah hal yang wajar. Dalam sejarah AS Roma, musim ini bukan kali pertama mereka mengalaminya.

Sebelum 2024/2025, terdapat musim ketika mereka dipimpin lebih dari dua pelatih yang berbeda. Kapan saja dan seperti apa kisah lengkapnya? Simak ulasannya berikut ini!

1. AS Roma dipimpin lima pelatih pada 2004/2005

Dua puluh musim sebelum 2024/2025, AS Roma merasakan guncangan paling dahyat di kursi pelatih. Saat itu, mereka baru saja ditinggal Fabio Capello yang sudah memimpin tim mulai pada 1999. Untuk menggantikan lubang yang besar tersebut, manajemen pun menunjuk Cesare Prandelli.

Namun, Prandelli memilih untuk mengundurkan diri sebelum musim 2004/2005 dimulai. Ia menyerahkan surat pengunduran diri pada 27 Agustus 2004. Padahal, sosok asli Italia ini baru diumumkan sebagai pelatih anyar 2 bulan sebelumnya. Saat itu, Prandelli mengambil keputusan mengejutkan ini karena kondisi kesehatan istrinya yang tengah kritis akibat mengalami kanker.

Manajemen AS Roma pun tidak bisa berbuat apa-apa. Mereka menggantikan Prandelli dengan Rudi Voller. Namun, mantan penyerang yang pernah membela klub ini hanya bertahan selama lima pertandingan. Ia hanya bisa meraih 1 kemenangan, 1 keimbangan, dan 3 kekalahan. Voller juga akhirnya memilih untuk mengundurkan diri.

AS Roma meminta Ezio Sella untuk menemani tim sebagai pelatih interim ketika bertanding melawan Real Madrid di Liga Champions Eropa pada 28 September 2004. Hasilnya, mereka kalah dengan skor 2-4. Pada 3 Oktober 2004, Luigi Delneri diumumkan sebagai pelatih permanen yang baru.

Delneri bertahan selama 31 pertandingan dengan hasil 11 kemenangan, 8 keimbangan, dan 12 kekalahan. Namun, pada Maret 2005, ia dan manajemen AS Roma sepakat untuk mengakhiri kerja sama. Bruno Conti menjadi sosok yang memimpin klub pada sisa musim tersebut. Pada musim berikutnya, AS Roma dilatih Luciano Spalletti yang bertahan selama 4 tahun.

2. AS Roma dilatih tiga pelatih pada 1963/1964

Pada 1963/1964, AS Roma dilatih tiga orang berbeda. Alfredo Foni menjadi yang pertama karena sudah memimpin tim mulai pada Oktober 1962. Pada 1959 hingga 1961, Foni juga sudah pernah melatih AS Roma. Sebagai catatan, Foni merupakan pelatih yang berhasil menghadirkan trofi perdana untuk AS Roma. Pada periode pertamanya, ia membawa klub menjadi juara Inter-Cities Fairs Cup Winner pada 1960/1961.

Namun, pada November 1963, Foni memilih mengundurkan diri karena serangkain hasil buruk. Selagi mencari pelatih anyar, tim dipimpin Naim Krieziu. Sosok yang pernah membela klub sebagai pemain ini menukangi mereka dalam pertandingan babak 32 besar Coppa Italia melawan Napoli. Hasilnya, AS Roma menang dengan skor 5-0.

Setelah itu, AS Roma akhirnya mendapatkan pelatih permanen baru. Lluis Miro ditunjuk pada 18 November 1963 dan bertahan sampai akhir musim. Ia memimpin klub dalam 32 pertandingan dengan hasil 12 kemenangan, 10 keimbangan, dan 10 kekalahan. 

3. AS Roma juga dilatih tiga pelatih berbeda pada 1950/1951

Dalam sejarahnya, AS Roma pernah sekali terdegradasi dari Serie A Italia. Itu terjadi pada 1950/1951. Pada musim ini, AS Roma juga dilatih tiga sosok berbeda.

Mereka mengawali musim bersama Adolfo Baloncieri. Pria asli Italia itu hanya bertahan selama 15 pertandingan dengan hasil 2 kemenangan, 4 keimbangan, dan 9 kekalahan. AS Roma menggantikannya dengan Pietro Serantoni pada periode Natal 1950.

Serantoni bertahan selama 18 pertandingan. Ia hanya bisa meraih 5 kemenangan, 3 keimbangan, dan 10 kekalahan. Ketika musim menyisakan lima pertandingan, AS Roma pun memilih untuk mendepak Serantoni.

Mereka meminta Guido Masetti untuk menukangi tim sekaligus menyelamatkan mereka dari turun kasta. Sayangnya, Masetti gagal melakukannya meski berhasil meraih 3 kemenangan, 1 keimbangan, dan 1 kekalahan. AS Roma berakhir di peringkat 19.

AS Roma memiliki tugas yang berat untuk bisa menemukan pelatih baru yang tepat untuk musim 2025/2026. Mereka tentu tidak ingin kembali mengalami pergantian pelatih hingga berulang kali. Siapa yang akan menukangi AS Roma pada musim depan?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Gifar Ramzani
EditorGifar Ramzani
Follow Us