Thomas Tuchel memiliki reputasi mentereng kala menangani klub-klub elite Eropa yang bermain di Liga Champions Eropa. Ia pertama kali tampil di Liga Champions Eropa kala menangani Borussia Dortmund dan meraih kemenangan besar 5-0 atas Legia Warszawa pada 14 September 2016. Tuchel kemudian menerima tantangan menangani Paris Saint-Germain (PSG) yang menargetkan meraih gelar juara Liga Champions Eropa. Ia berhasil membawa PSG mencapai final UCL, tetapi harus menerima kekalahan 0-1 dari Bayern Muenchen pada 2019/2020.
Meski mampu menembus laga final, Tuchel tetap dipecat PSG setelah hubungannya dengan manajemen klub memburuk. Namun, pemecatan itu justru mengantarkan Tuchel meraih kesuksesan di Liga Champions Eropa kala memutuskan menangani Chelsea pada paruh kedua 2020/2021. Ia berhasil mengantarkan The Blues mencapai semifinal UCL dan mengalahkan Manchester City dengan skorn1-0.
Sayangnya, Tuchel gagal mengulang prestasinya itu kala menukangi Bayern Muenchen selama 1,5 tahun pada Maret 2023--Juni 2024. Menurut Opta, Tuchel memiliki persentase kemenangan sebesar 59,7 persen di UCL. Dilansir Transfermarkt, ia bermain dalam 67 pertandingan dengan catatan 40 kemenangan, 11 seri, dan 16 kekalahan di UCL.
Ketiga manajer di atas layak disebut sebagai legenda Liga Champions Eropa berkat rekor persentase kemenangan serta prestasinya kala meraih gelar juara. Namun, mereka kini memiliki jalan karier yang berbeda-beda. Pep Guardiola masih menangani Manchester City dan meraskan format baru Liga Champions Eropa pada 2024/2025. Louis Van Gaal memutuskan pensiun sebagai pelatih dan menjabat sebagai penasihat di Ajax Amsterdam. Sementara itu, Thomas Tuchel baru saja menerima tawaran untuk menangani Timnas Inggris.