4 Manajer Termuda Premier League Sepanjang Masa, Ada Manajer Brighton

Nama Andre Villas-Boas mencuat pada musim 2010/2011 saat ia mengantarkan FC Porto meraih prestasi gemilang. Kepiawaiannya dalam meracik strategi membawa Porto meraih treble winners, yaitu Europa League, Primeira Liga Portugal, dan Taca de Portugal. Prestasi luar biasa ini mengantarkan Villas-Boas meraih penghargaan UEFA Best Manager of the Year 2011.

Kegemilangan Villas-Boas tak luput dari perhatian raksasa Premier League, Chelsea. Pada musim 2011/2012, The Blues merekrutnya sebagai manajer baru menggantikan Carlo Ancelotti. Saat itu, Villas-Boas masih berusia 33 tahun 301 hari yang menjadikannya salah satu manajer termuda dalam sejarah Premier League.

Namun, ambisi Villas-Boas bersama Chelsea harus kandas. Perjalanannya di Stamford Bridge terbilang singkat dan penuh lika-liku. Ia kemudian menerima pinangan rival sekota, Tottenham Hotspur, untuk musim 2012/2013.

Nama lain yang tercatat sebagai manajer termuda Chelsea adalah Gianluca Vialli. Dibandingkan Andre Villas-Boas yang hanya seumur jagung di Stamford Bridge, pelatih asal Italia ini memiliki karier yang lebih panjang dan penuh kenangan di Stamford Bridge. Menariknya, Vialli bahkan sempat menjabat sebagai manajer Chelsea saat ia masih aktif bermain untuk tim. 

Pada Februari 1998, pada usia 33 tahun 227 hari, Vialli resmi ditunjuk sebagai manajer The Blues. Keputusan berani ini membawanya menjadi salah satu manajer termuda dalam sejarah sepak bola. Di bawah kepemimpinannya, Vialli berhasil mempersembahkan berbagai trofi bergengsi bagi Chelsea. Prestasinya termasuk UEFA Cup dan Piala Liga Inggris (1997/1998), UEFA Super Cup (1998/1999), Piala FA (1999/2000), dan Community Shield (2000/2001). Kontribusinya yang besar bagi Chelsea mengantarkannya menjadi legenda klub yang dihormati hingga saat ini.

Sebelum kedatangan Fabian Huerzeler ke Brighton & Hove Albion, rekor manajer termuda Premier League dipegang oleh Chris Coleman. Coleman yang sebelumnya merupakan pemain Fulham, diangkat sebagai asisten manajer bagi Pelatih Jean Tigana setelah pensiun. Namun, Tigana dipecat pada April 2003. Coleman kemudian diangkat sebagai manajer Fulham pada usia 32 tahun 313 hari.

Meskipun tak meraih satu pun trofi selama menukangi The Cottagers, Coleman menunjukkan performa yang cukup stabil dan membawa Fulham bertahan di Premier League selama 4 musim. Kemampuannya sebagai juru taktik menjadikannya salah satu manajer muda yang patut diperhitungkan. Pada 2007, Coleman memutuskan untuk mencoba petualangan baru di LaLiga Spanyol dengan menerima pinangan Real Sociedad.

Manajer anyar Brighton & Hove Albion, Fabian Huerzeler, resmi menjadi manajer termuda dalam sejarah Premier League pada usia 31 tahun 109 hari. Pencapaian ini sekaligus memecahkan rekor Chris Coleman yang telah bertahan selama 21 tahun. Fakta menariknya, Huerzeler bahkan masih lebih muda dari tiga pemain senior The Seagulls, yaitu Lewis Dunk (32 tahun), Danny Welbeck (33 tahun), dan James Milner (38 tahun).

Penunjukan Huerzeler sebagai manajer Brighton bukan tanpa alasan. Ia merupakan pelatih muda berbakat yang telah menunjukkan kualitasnya bersama FC St. Pauli. Ia berhasil membawa klubnya menjuarai Bundesliga 2 Jerman 2023/2024 dan promosi ke Bundesliga Jerman musim depan. Meskipun terbilang muda, Huerzeler dikenal sebagai pelatih yang tenang dalam menghadapi tekanan dan memiliki visi sepak bola yang jelas. Gaya bermain taktisnya dianggap cocok dengan filosofi Brighton yang mengandalkan permainan menyerang dan high pressing.

Deretan manajer termuda Premier League ini menjadi bukti bahwa usia bukanlah halangan untuk menapaki karier kepelatihan di liga top Eropa. Mampukan Fabian Huerzeler membawa Huerzeler terbang tinggi dalam mengarungi kerasnya Premier League? Patut kita nantikan kiprah manajer muda ini pada 2024/2025 nanti.