5 Pelatih Terakhir yang Menangani AS Roma Lebih dari 1 Periode

- AS Roma menunjuk Claudio Ranieri sebagai pelatih anyar setelah performa buruk
- Ranieri sudah pernah dua kali menangani AS Roma sebelumnya
- Kelima pelatih di atas pernah menangani AS Roma lebih dari satu periode
AS Roma tampil mengecewakan pada awal musim 2024/2025. Il Lupi masih tertahan di urutan ke-12 klasemen sementara Serie A hingga pekan ke-12. Performa buruk itu membuat Daniel De Rossi dan Ivan Juric lengser dari kursi kepelatihan.
AS Roma lantas menunjuk Claudio Ranieri yang sejatinya telah pensiun sebagai pelatih anyar. Penunjukkan Ranieri tak lepas dari pengalamannya bersama AS Roma pada masa lalu. Ini menjadi kali ketiga Ranieri menanangi tim ibukota Italia tersebut.
AS Roma terbilang beberapa kali memanggil kembali pelatih lama mereka. Termasuk Ranieri, berikut lima pelatih terakhir yang menangani AS Roma dalam lebih dari satu periode.
1. Helenio Herrera membawa AS Roma meraih gelar juara Coppa Italia

Helenio Herrera merupakan salah satu pelatih terbaik dalam sejarah sepak bola. Ia pernah membawa Barcelona dan Atletico Madrid menjuarai LaLiga Spanyol. Herrera juga merupakan pelatih yang membuat Inter Milan dijuluki La Grande Inter karena sukses menguasai Eropa dengan 2 kali menjuarai Piala Champions dan 3 Serie A Italia.
Pelatih asal Argentina itu pertama kali mengasuh AS Roma pada 1968. Herrera saat itu menjadi pelatih dengan bayaran tertinggi di dunia. Meski sukses membawa Il Lupi menjuarai Coppa Italia, hubungan buruk dengan presiden klub, Albaro Marchini, membuatnya dipecat pada 1970.
Tak lama setelah pemecatannya, Herrera kembali menangani AS Roma pada 1971. Namun, periode keduanya hanya bertahan hingga 1972. Herrera memutuskan mundur karena mengalami serangan jantung.
2. Nils Liedholm mengasuh AS Roma dalam empat periode berbeda

Nils Liedholm menjadi pelatih yang paling sering menangani AS Roma. Ia mengasuh AS Roma dalam empat periode berbeda. Periode pertamanya terjadi pada 1973--1977 yang tak menghasilkan trofi apa pun.
Liedholm kemudian sempat mengasuh AC Milan sebelum kembali menjadi pelatih AS Roma pada 1979. Periode keduanya yang berlangsung hingga 1984 itu bisa dibilang menjadi yang paling sukses. Pelatih asal Swedia itu membawa Il Lupi 3 kali meraih gelar juara Coppa Italia serta 1 trofi Serie A. AS Roma bahkan sempat menembus final Piala Champions sebelum takluk dari Liverpool.
Periode ketiganya pada 1987--1989 tak menghasilkan trofi apa pun. Begitu pula periode keempatnya yang berlangsung singkat pada 1996. Liedholm sekaligus memutuskan pensiun setelah periode keempatnya berakhir pada tahun yang sama.
3. Zdenek Zeman gagal sumbang trofi selama dua periode membesut AS Roma

Zdenek Zeman pertama kali menangani AS Roma pada 1997 sebagai pengganti bagi Nils Liedholm. Sayang, Zeman gagal membawa AS Roma menjuarai satu pun trofi. Periode pertamanya ini berlangsung hingga 1999 ketika digantikan Fabio Capello.
Pelatih asal Ceko itu kemudian sempat menangani berbagai tim di Serie A sebelum kembali ke Olimpico pada 2012. Periode keduanya ini berlangsung sedikit kontroversial karena Zeman membuang beberapa pemain penting, seperti Maarten Stekelenburg, Pablo Osvaldo, hingga Daniele De Rossi. Keputusan itu serta hasil buruk Il Lupi membuat karier Zeman selesai sebelum musim 2012/2013 berakhir.
4. Luciano Spalletti terbilang sukses selama dua periode melatih AS Roma

Periode pertama Luciano Spalletti sebagai pelatih AS Roma pada 2005--2009 terbilang cukup sukses. Ia membawa Il Lupi dua kali menjadi juara Coppa Italia. Selain itu, AS Roma juga finis sebagai runner-up Serie A sebanyak tiga kali.
Spalletti kemudian sempat melatih Zenit Saint Petersburg sebelum kembali ke Olimpico pada 2016. Meski tak meraih trofi apa pun, performa AS Roma di bawah Spalleti terbilang apik karena selalu masuk zona Liga Champions Eropa serta sekali menjadi runner-up Serie A. Spalletti pergi pada 2017 karena menerima tawaran Inter Milan.
5. Claudio Ranieri jalani periode ketiganya bersama AS Roma

Claudio Ranieri sebenarnya telah memutuskan pensiun usai membawa Cagliari terhindar dari degradasi pada 2023/2024. Namun, ia memutuskan kembali ke kursi kepelatihan setelah menerima tawaran AS Roma yang tengah terseok-seok pada awal 2024/2025 ini. Posisi itu hanya akan dijabat hingga akhir musim karena Ranieri akan berganti peran sebagai eksekutif setelahnya.
Penunjukkan Ranieri sebagai pelatih anyar tak lepas karena koneksinya dengan AS Roma. Ranieri pernah membela Il Lupi sebagai pemain pada 1973--1974. Ia juga pernah menangani AS Roma dalam dua periode berbeda, yakni pada 2009--2011 dan 2019. Sayang, tak ada satu pun trofi yang singgah ke Olimpico selama periode kepelatihannya.
Kelima pelatih di atas pernah menangani AS Roma lebih dari satu periode. Lantas, mampukah Claudio Ranieri membawa AS Roma keluar dari keterpurukan pada periode ketiganya?