5 Pelatih Top yang Berguru dengan Pep Guardiola, Salah Satunya Arteta

Saat melatih Barcelona, Pep Guardiola selalu menempatkan Javier Mascherano menjadi pilihan utama di lini pertahanan Barcelona. Pasalnya, Mascherano memiliki kemampuan dalam membaca permainan dengan baik meski memiliki postur yang tidak terlalu besar bagi seorang bek tengah. Terkadang Mascherano ditempatkan sebagai gelandang bertahan yang merupakan posisi aslinya ketika masih membela West Ham United dan Liverpool.

Pada tahun 2020, Mascherano memutuskan untuk gantung sepatu setelah membela klub terakhirnya, Estudiantes. Setahun kemudian, ia ditunjuk menjadi pelatih Timnas Argentina U-20 dan memimpin tim tersebut ke Piala Dunia U-20. Namun, Timnas Argentina U-20 tersingkir di babak 16 besar. Mascherano masih akan menjadi juru taktik La Scaloneta hingga beberapa tahun ke depan dan akan memimpin tim pada Olimpiade 2024 di Paris.

Pada tahun 2014, Guardiola memboyong Xabi Alonso ke Allianz Arena dari Real Madrid. Padahal, Xabi Alonso dan Pep Guardiola pernah saling bersaing di LaLiga saat Alonso membela Real Madrid dan Pep melatih Barcelona. Namun, keduanya mengantarkan Bayern menghasilkan 3 gelar Bundesliga dan 1 DFB Cup selama Alonso berkarier di bawah asuhan Pep Guardiola.

Setelah tiga musim memperkuat Bayern, Alonso memutuskan gantung sepatu. Tak lama setelah pensiun, Alonso merambah dunia kepelatihan dengan bergabung dengan mantan klubnya, Real Madrid, sebagai pelatih Real Madrid Infantil A (pemain U-14). Setelah itu, Alonso pun menukangi Real Sociedad B hingga akhirnya ditunjuk menjadi manajer Bayer Leverkusen pada Oktober 2022. Tanpa membutuhkan waktu lama, Alonso langsung mengantarkan Bayer Leverkusen ke semifinal Europa League dan finish di posisi keenam di Bundesliga.

Saat bersama Manchester City, Vincent Kompany meraih 4 gelar EPL, 2 FA Cup, dan 4 League Cup selama sebelas tahun membela Manchester City. Hal tersebut tak luput dari peran Kompany yang selalu menjadi andalan Pep di garis pertahanan City. Bahkan, di ujung kariernya bersama City, Kompany diberi kepercayaan sebagai kapten tim oleh Pep sebelum akhirnya ia memutuskan bergabung dengan klub Belgia, Anderlecht.

Setelah pensiun dari dunia sepak bola, Kompany memutuskan terjun ke dunia kepelatihan. Dia ditunjuk menjadi pelatih Anderlecht selama 2 musim dan membawa Anderlecht ke kualifikasi UEFA Europa Conference. Akhirnya pada tahun 2022, Kompany ditunjuk menjadi pelatih anyar Burnley untuk mengarungi EFL Championship dan langsung berhasil membawa Burnley kembali promosi ke Premier League dalam satu musim.

Salah satu pemain Barcelona terpenting di bawah Pep adalah Xavi Hernández. Di bawah asuhan Pep Guardiola, Barcelona memiliki gaya permainan menyerang dan mendominasi pertandingan yang membuat Xavi terpengaruh ketika mulai menjadi pelatih klub asal Qatar, Al Sadd SC.  

Bersama Al Sadd SC, Xavi meraih 7 trofi selama 3 musim menakhodai klub Qatar tersebut. Pada tahun 2021, Barcelona menunjuk Xavi sebagai pelatih anyar mereka menggantikan Ronald Koeman yang dipecat. Pada tengah musim pertamanya, Xavi tidak membawa gelar apa pun. Namun, satu musim penuh berikutnya, Xavi berhasil membawa Barcelona meraih gelar LaLiga pertamanya dalam empat musim terakhir.

Sebagai pemain, Mikel Arteta tidak pernah bermain di bawah asuhan Pep. Namun, Arteta menyerap ilmu Pep saat menjadi asisten pelatih di Manchester City pada 2016. Pada 2019, Arteta mendapat tawaran dari Arsenal sebagai pelatih meski belum memiliki pengalaman sebagai pelatih. Meski demikian, Arteta tetap memberanikan diri untuk mengambil tawaran tersebut.

Pada dua musim pertamanya, Arteta mengalami kesulitan dan membawa Arsenal bertengger di posisi kedelapan secara berturut-turut. Lambat laun Arsenal mulai merengsek ke papan atas EPL pada musim ketiganya dan membawa Arsenal ke Liga Europa. Pada musim 2022/2023, Arteta bersaing ketat dengan Manchester City di pimpinan klasemen EPL hingga akhir musim yang membuat nama Arteta mulai diperhitungkan pada musim berikutnya.

Kemampuannya dalam membaca permainan memberikan keleluasaan taktis bagi Pep Guardiola dalam sebuah pertandingan. Hal tersebut menuai decak kagum dari rekan-rekan sesama pelatih lainnya, termasuk pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae Yong, yang menjadikan gaya bermain Pep Guardiola sebagai patokan taktik dalam melatih Timnas Indonesia.